Anis Wahdi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kriopreservasi Semen Kambing Boer dengan Konsentrasi Pengencer Nira Aren dan Gliserol Berbeda Muhammad Riyadhi; Anis Wahdi; Muhammad Rizal
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.421 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.5422

Abstract

ABSTRAK                                                                        Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas nira aren sebagai pengencer alternatif dalam proses pembekuan (kriopreservasi) semen kambing boer.Kriopreservasi semen kambing boer menggunakan pengencer tris-gliserol-kuning telur (P1 73-7-20%), nira aren-gliseol-kuning telur(masing-masing P2 74-6-20%, P3 73-7-20%, dan P4 72-8-20%) dan andromed (P5 tanpa mengandung kuning telur dan gliserol). Parameter evaluasi meliputi motilitas, viabilitas, dan membrane plasma utuh setelah pengenceran, ekuilibrasi dan thawing.  Evaluasi motilitas pasca thawing menunjukkan P5 52% berbeda nyata (P<0.05) dengan P1 42%, selanjutnya P5 dan P1 berbeda sangat nyata (P<0.05) dengan P2 8%, P3 6% dan P4 12%.  Viabilitas pasca thawing menunjukkan P5 65,4% tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P1 61,8%, akan tetapi P5 dan P1 berbeda sangat nyata (P<0.05) dengan P2 26,2%, P3 29,8%, dan P4 34%.  Membran plasma utuh (MPU) pasca thawing menunjukkan P5 66,2% tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P1 65,4%, akan tetapi keduanya berbeda sangat nyata (P<0.05) dengan P2 39%, P3 38%, dan P4 36,2%.  Disimpulkan kriopreservasi semen kambing boer dengan pengencer nira aren dan gliserol pada konsentrasi berbeda belum dapat dipergunakan sebagai sumber bibit berdasarkan standar nasional Indonesia.Kata Kunci : Kambing boer, semen, nira arenABSTRACTThe experiment was conducted to determine the effect of sugar palm juice as alternative extender for cryopreservation process of boer semen.Tris-glycerol-egg yolk (P1 73-7-20%), Sugar palm juice-glyserol-egg yolk (P2 74-6-20%, P373-7-20%, dan P4 72-8-20%), and andromed (P5) used as a extender  in the cryopreservation process of boer semen.  Sperm motility (%), live sperm (%) and sperm membrane integrity (%) were recorded after diluted, equilibration and freeze-thawing.  Result of post thawing motility showed that P5 52% was significantly different (P <0.05) with P1 42%, then P5 and P1 were significantly different (P <0.05) with P2 8%, P3 6% and P4 12%. Viability after thawing showed P5 65.4% was not significantly different (P> 0.05) with P1 61.8%, but P5 and P1 significantly different (P <0.05) with P2 26.2%, P3 29.8 %, and P4 34%. Spermmembrane integrity post-thawing showed P5 66.2% was not significantly different (P> 0.05) with P1 65.4%, but both were very significantly different (P <0.05) with P2 39%, P3 38% and P4 36.2%. Conclusions, sugar palm juice-glycerol-egg yolk with differentconcentrationsineffectively as an alternative extenderin cryopreservation of boer semen.Keywords: boer goat, semen, sugar palm juice
DISEMINASI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN MENGGUNAKAN SEMEN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN PENGENCER AIR KELAPA MUDA DAN KUNING TELUR DI KECAMATAN BATI BATI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Muhammad Riyadhi; Mihammad Rizal; Anis Wahdi
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.916 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i2.2711

Abstract

Abstrak. Ketersediaan kambing yang sesuai dengan keinginan konsumen menjadi penting.  Persoalan yang selama ini muncul adalah terbatasnya pejantan yang berkualitas untuk memperbaiki kualitas kambing yang diproduksi bagi masyarakat luas serta belum diterapkannya sistem tatalaksana pemeliharaan yang baik dan benar, khususnya di kelompok petani peternak sasaran yang berlokasi di Kecamatan Bati Bati, Kabupaten Tanah Laut.  Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan sistem perkawinan inseminasi buatan (IB) memanfaatkan semen pejantan unggul dengan pengencer berbasis bahan alami, sehingga dapat melayani beberapa ekor betina dari satu ejakulat.  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dan inseminator juga merupakan upaya yang dapat dilakukan sebagai bagian untuk mempercepat peningkatan populasi dan perbaikan mutu genetik ternak.Tujuan kegiatan ini adalah menerapkan teknologi IB untuk mempercepat peningkatan populasi dan perbaikan mutu genetik kambing PE, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak kelompok mitra dalam tatalaksana pemeliharaan ternak kambing PE, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan inseminator, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan pendapatan usaha dan minat beternak kambing, sehingga mempercepat peningkatan populasi dan perbaikan kualitas genetik ternak kambing di Kalimantan Selatan.Metode yang dilakukan mengatasi permasalahan adalah dengan menerapkan paket  teknologi reproduksi dan pelatihan kepada petani-peternak mitra dan inseminator.  Serangkaian rencana kegiatan ini menghasilkan luaran berupa: Peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan budidaya kambing PE secara utuh, dan memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis sumberdaya lokal; Peternak memiliki kemampuan melakukan deteksi estrus pada ternak kambing dan melaporkan kepada petugas untuk dilakukan IB; Inseminator terampil melakukan IB pada kambing, yang secara teknik dan peralatan memiliki beberapa perbedaan dengan teknik IB pada sapi dan kerbau yang umumnya telah dikuasai oleh inseminator; Semen cair yang diencerkan dengan bahan pengencer alami dan murah (air kelapa muda dan kuning telur) yang siap digunakan untuk pelaksanaan IB; Anak-anak kambing PE yang diturunkan dari pejantan unggul; dan Publikasi hasil kegiatan di jurnal ilmiah.