Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DOMESTIK KABUPATEN BUTON TENGAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Baco S.; Lies Indriyani; Lukman Yunus; Baso Mursidi
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.347 KB)

Abstract

ABSTRAKKebutuhan air domestik penduduk Kabupaten Buton Tengah dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan taraf hidup masyarakat.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi dan kebutuhan air domestik penduduk Kabupaten Buton Tengah.  Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara survei lapangan dan pengumpulan data sekunder.  Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2018 dan Bulan Agustus 2018.  Hasil penelitian bahwa tingkat konsumsi air rata-rata penduduk Kabupaten Buton Tengah adalah 76,6 liter/kapita/hari, sementara itu tingkat kebutuhan air mencapai 94,6 liter/kapita/hari, sehingga koefisien kebutuhan air rata-rata wilayah tersebut adalah 0,81  Jumlah kebutuhan air domestik penduduk tahun 2018 adalah 2,97 juta m3.  Angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 3,07 juta m3 pada periode tahun 2023, sedangkan jumlah kebutuhan air domestik periode tahun 2028 meningkat menjadi 3,18 juta m3,  tahun 2033 menjadi 3,28 juta m3, sementara itu tahun 2038 meningkat lagi menjadi 3,40 juta m3.Kata Kunci: domestik, kebutuhan air, Kabupaten Buton Tengah ABSTRACTDomestic water demand of the population of Central Buton District are affected by the increase in population and the improvement of people's living standards. This study aims was to analyze population growth, consumption level and domestic water demands of Central Buton District. The research approach used were a combination of field surveys and secondary data collection. This research was conducted in July 2018 to August 2018. The results of the study showed that the average water consumption rate of the population of was 76.6 liters/capita/day, while the level of water demand reached 94.6 liters/capita/day, so that the region's average water demand coefficient was 0.81 The amount of domestic water demand in 2018 is 2.97 million m3, increased to 3.07 million m3 in the year 2023, while the number of domestic water demand for the period of 2028 increased to 3.18 million m3, in 2033 increased to 3.28 million m3, while in 2038 the domestic water demand increased to 3.40 million m3. Keywords: domestic, water demand, Central Buton District
ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN ASPAL RUAS WAWOBILI-WAWOLA (Studi Kasus Jalan Poros Wawobili – Wawola Kab. Konawe Kepulauan) Farid Darmawan; Baso Mursidi; Aloysius A.P. Mangiri; Sulha Sulha
Media Konstruksi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : PRODI D3 TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.112 KB) | DOI: 10.33772/jmk.v7i1.27246

Abstract

Suatu proyek cenderung akan mengalami keterlambatan apabila perencanaan Dan pengendalian tidak dilakukan dengan tepat. Ironisnya keterlambatan proyek sering berulang pada item-item pekerjaan tertentu karena pelaku proyek sering menganggap remeh keterlambatan proyek dan tidak menjadikan keterlambatan sebelumnya sebagai pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan peningkatan jalan aspal ruas wawobili-wawola. Penelitian ini hanya mengarah pada analisa keterlambatan serta solusi dan pencegahan keterlambatan. Sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi untuk dapat menghindari keterlambatan pekerjaan kedepannya. Untuk menganalisa keterlambatan tersebut dalam penelitian ini digunakan metode membandingkan realisasi pada laporan bulanan dengan rencana pada Time schedule, serta pengamatan langsung di lokasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi keterlambatan di beberapa item pekerjaan serta pekerjaan yang tidak dilaksanakan sesuai waktu rencana. Akibatnya pekerjaan peningkatan jalan aspal ruas wawobili-wawola mengalami keterlambatan dengan bobot sebesar (-9,04%).