Syafrizal, Syafrizal
Faculty Of Social And Political Sciences, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ETNIK MELAYU DALAM SETTING BUDAYA LOKAL TEPAK SIRIH SEBAGAI SIMBOL PERLAWANAN (TINJAUAN SOSIOBUDAYA) Syafrizal Syafrizal; Ida Martinelli
Jurnal Administrasi Publik dan Kebijaka (JAPK) Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Administrasi Publik dan Kebijakan (JAPK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/japk.v3i1.15434

Abstract

Temuan sebagai hasil kajian ini akan memungkinkan pembaca untuk mendapatkan penjelasan tentang bagaimana etnik Melayu dalam setting budaya lokal Tepak Sirih sebagai simbol perlawanan infaknya terhadap pengayaan nilai mata kuliah state mission (tinjauan sosiobudaya dan politik). Persoalan yang berkaitan dengan budaya lokal (local wisdom) adalah realitas sosial yang dapat kita takar berkaitan dengan muatan yang terkandung di dalamnya. Takaran kandungn nilai suatu budaya lokal tentu tidaka dapat dilakukan secara sembarangan, akan tetapi dengan melihat sejauhmana kandungan nilai itu menjadi prinsip dan tata nilai hidup bersama suatu kelompok masyarakat atau suatu bangsa. Dalam konteks Etnik Melayu dalam setting budaya lokal tepak sirih infaknya terhadap pengayaan nilai mata kuliah state mission (tinjauan sosiobudaya), adalah salah satu wujud nyata yang tidak terbantahkan akan dapat memberi infak terhadap pengayaan nilai mata kuliah state mission (tinjauan sosiobudaya). Pelaksanaan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dengan pola pelaksanaan penelitian secara langsung bertemu dengan populasi atau informan terpilih. Jangka waktu pelaksanaan penelitian ini lebih kurang 97 hari, mulai dari tanggal 12 Agustus 2022 pertengahan Januari 2023. Hasil kajian yang cukup sederhana ini memiliki nilai yang begitu urgen karena dapat memberikan garansi bahwa etnik melayu dalam setting budaya lokal tepak sirih sebagai simbol perlawanan (tinjauan sosiobudaya) secara langsung ataupun tidak langsung dapat menjadi pemasok nilai-nilai luhur, baik dalam konteks sesame Melayu maupun dalam konteks kebersamaan sebagai satu bangsa Indonesia.