Robert Lessang
Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

QUANTIFICATION OF STREPTOCOCCUS SANGUINIS ISOLATED FROM DENTAL PLAQUE AND SALIVA OF SUBJECTS WITH AND WITHOUT CORONARY HEART DISEASE – ANALYSIS USING REAL-TIME PCR: KUANTIFIKASI STREPTOCOCCUS SANGUINIS YANG DIISOLASI DARI PLAK DAN SALIVA GIGI SUBYEK DENGAN DAN TANPA PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN PCR REAL-TIME Nasution, Aini Hariyani; Kemal, Yulianti; Lessang, Robert; Bachtiar, Boy
Dentika: Dental Journal Vol. 20 No. 1 (2017): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.018 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v20i1.645

Abstract

Coronary Heart Disease (CHD) is the major cause of death in most countries in the world. Gram-positive and Gram-negative bacteria have been identified in bacteremia cases and known to have a role in various vascular diseases, including Streptococcus sanguinis which is most frequently isolated from endocarditis patients and often associated with CHD. The purpose of this study was to analyze the number of Streptococcus sanguinis isolated from dental plaque and saliva of subjects with and without CHD. Bacterial colonies isolated from the dental plaque and saliva of 16 subjects without CHD and 8 subjects with CHD were planted in Mitis salivarius agar, and then the DNA was extracted and quantified with a Real-Time PCR technique using 16S rRNA specific primers. The quantification of Real-Time PCR showed that there was a difference in the number of S. sanguinis between the two groups of subjects, but an unpaired T-test showed that the difference was not statistically significant. Furthermore, the number of S. sanguinis from dental plaque in CHD subjects tends to be higher than that of non-CHD subjects whereas the number of S. sanguinis from saliva in non-CHD subjects tends to be higher than that of CHD subjects.
Peran Hipertensi terhadap Mediator Peradangan dalam Perkembangan Penyakit Periodontal dan Jantung Koroner Rendy Sumali; Sri Lelyati C Masulili; Robert Lessang; Irene Sukardi
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 17, No 1 (2010): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2606.893 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.16068

Abstract

Badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2002 melaporkan bahwa lebih dari 7 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular. Prevalensi penyakit periodontal pun dapat mencapai sekitar 70% pada usia produktif. Mengingat besarnya prevalensi keduanya, ada baiknya kita mentelaah lebih dalam hubungan diantara keduanya. Penyakit periodontal merupakan penyakit peradangan yang berhubungan dengan sejumlah kecil bakteri anaeob negatif Gram yang terdapat pada plak supragingiva. Bakteri negatif Gram anaerob tersebut juga mempunyai peluang menjadi penyebab tiga penyakit sistemik, seperti diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, dan masalah penggumpalan darah. Penyakit kardiovaskular yang paling banyak dijumpai adalah penyakit jantung koroner dan hipertensi. Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner, jika ditelaah lebih dalam, periodontitis dan aterosklerosis keduanya mempunyai faktor risiko yang sama, seperti: merokok, umur, etnis, jenis kelamin laki-Iaki, hipertensi, hiperkolesterol dan stress. Hubungan antara hipertensi dan penyakit periodontal bahwa keduanya merupakan proses peradangan. Baik pada penderita hipertensi dan penyakit periodontal dijumpai adanya peningkatan kadar C-reactive protein (CRP), sitokin-sitokin peradangan seperti IL-6, IL-1~, dan Tumour Necrosis Factor Alpha (TNF-a). C-Reactive Protein (CRP) juga menstimulasi pelepasan monosit yang menghasilkan Intercellular Adhesion Molecule (ICAM) -1 dan Vascular Adhesion Molecule (VCAM) -1 yang berperan dalam proses aterosklerosis. Disfungsi endotel pembuluh darah akibat proses aterosklerosis ini dapat memicu pengeluaran hormon Angiotensin /I (Ang II) yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Hipertensi dapat menyebabkan disfungsi mikrosirkulasi pada jaringan periodontal, sehingga dapat mengakibatkan terjadi kelainan periodontal dan secara tidak langsung juga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Peri-implantitis: definisi, diagnosis, etiologi dan manajemen penatalaksanaanya Billy Martin; Robert Lessang
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.522 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i4.224

Abstract

Perawatan implan merupakan salah satu pilihan utama dalam restorasi gigi yang hilang masa kini. Dengan penggunaan implan yang makin luas, makin banyak ditemukan komplikasi-komplikasi yang berkaitan dengan implan. Tujuan dari sari pustaka ini adalah untuk membahas definisi, diagnosis dan etiologi dari peri-implanitis dalam kaitannya terhadap penentuan manajemen dari penyakit tersebut. Sebuah tinjauan sistematis dari 51 studi prospektif longitudinal melaporkan kejadian peri-implantitis mulai dari 0% menjadi 14,4% pada pengamatan tahun ke 5 setelah pembebanan fungsional, meskipun tingkat kelangsungan jangka panjang implan yang tinggi (89-95%). Sebaliknya, studi longitudinal lainnya, menemukan variasi yang bermakna dalam prevalensi peri-implanitis, 11,3-47,1%, dan tingkat komplikasi kumulatif berkisar 48,03% setelah masa pengamatan dari 10-16 tahun setelah pemasangan implan. Peri-implanitis merupakan suatu kondisi yang sama dengan periodontitis. Dari etiologi hingga penanganannya mengikuti kaidah dasar perawatan periodontal. Tetapi dalam hal prognosis, peri-implanitis mempunyai prognosis yang masih belum dapat diprediksi.