Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERANCANGAN CAMPURAN BETON MUTU TINGGI EDDY Poerwodihardjo; IWAN RUSTENDI
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1538.621 KB) | DOI: 10.53810/jt.v17i1.212

Abstract

Pada umumnya Beton, baik sedang atau rendah (beton dengan kuat tekan 175-300 kg/cm2) dipengaruhioleh faktor air semen dan jenis agregatnya. Untuk mencapai kuat tekan beton yang tinggi maka fas haruslebih kecil yang berakibat pada faktor pengerjaan dan pemadatan akan lebih sulit serta harus adapengawasan yang ketat.Dalam bahasan ini, beton mutu tinggi yang pada umur 28 hari dapat mencapai kuat tekan 700 — 1.100kg/cm2, diperoleh dengan perancangan campuran beton tertentu, bukan akibat perawatan beton denganuap ataupun pemberian tekanan awal seperti pada beton pratekan.Dari beberapa hasil pengujian untuk perancangan campuran beton mutu tinggi, perlu diperhatikankemudahan pengerjaan, jenis agregat, ukuran maksimum agregat, serta besarnya faktor air semen.Kata Kunci :mutu tinggi, jenis agregat, Fas
Materials and Condstruction in Earthquake Resistant House Bahan Dan Konstruksi Rumah Tinggal Tahan Gempa EDDY Poerwodihardjo
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.955 KB) | DOI: 10.53810/jt.v18i1.224

Abstract

Indonesia secara umum merupakan wilayah yang rawan terjadi gaya gempa baik gempa tektonikmaupun gempa vulkanik. Rumah tinggal sederhana masyarakat di daerah pedesaan maupun kota-kotakecil masih sederhana dan belum memperhitungkan pengaruh gaya gempa.Oleh karenanya perlupengetahuan praktis untuk memilih bentuk bangunan, bahan-bahan bangunan dan cara pelaksanaankonstruksi/struktur bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat. Diperlukan perhatian khususdisertai pendetailan struktur yang baik pada bagian pondasi, sloof, dinding, kolom, balok serta atap agarbangunan rumah tinggal tahan terhadap gaya gempa.Bangunan tahan gempa yang dimaksud adalah bangunan yang apabila:a) digoyang gempa ringan, tidak mengalami kerusakan apa-apa,b) digoyang gempa sedang, hanya mengalami kerusakan pada elemen non struktural saja,c) digoyang gempa besar, boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural maupun struktural,tetapi bangunan harus tetap berdiri dan tidak boleh rubuh.Penggunaan bahan bangunan dengan bobot yang ringan sangat mendukung performa bangunan untukmenahan gaya gempa. Misal atap baja ringan, genteng metal roof, dinding kayu, plapon rangka holloPondasi harus terletak pada tanah yang keras dan padat, diatas pondasi dipasang sloof beton bertulangyang mengikat kolom-kolom struktur dan sloof berfungsi meratakan beban dinding yang selanjutnyadipikul oleh pondasi. Setiap luasan dinding 12 m2 harus dipasang kolom. Di atas dinding harus diikatbalok ring pada seluruh kelililing bangunan. Pertemuan sloof-kolom, balok-kolom, ring balok-kudakuda harus kuat dan saling mengikat.Kata kunci : bahan,struktur,tahan gempa
UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH NON DOMESTIK DENGAN MENINGKATKAN FUNGSI KONTROL SUSATYO ADHI; EDDY POERWODIHARDJO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 2 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i2.429

Abstract

Abstrak Sampah adalah konsep protesis manusia, pada proses-proses alam nir terdapat sampah, yg terdapat hanya produk-produk yg tidak bergerak. Ada beberapa fase materi sampah berupa padat, cair, atau gas. Pelapasan pada fase kedua atau disebut terakhir, terutama gas, sampah bisa dikatakan menjadi emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi Didalam kehidupan manusia, sampah pada jumlah besar berdasarkan kegiatan industri (dikenal pula menggunakan sebutan limbah), contohnya pertambangan, manufaktur, & konsumsi. Hampir seluruh produk industri akan sebagai sampah dalam suatu waktu, menggunakan jumlah sampah yg kira-kira seperti menggunakan jumlah konsumsi. Cara pengendalian sampah yg paling sederhana merupakan menggunakan menumbuhkan pencerahan berdasarkan pada diri masing-masing individu juga forum buat nir menghambat lingkungan menggunakan sampah. Selain itu diharapkan pula kontrol sosial budaya warga membuat lebih menghargai lingkungan, walau kadang juga dihadapkan dalam mitos tertentu. Kata kunci: sampah , masyarakat , lingkungan
Implementasi Surat Pernyataan Kesanggupan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) di Kabupaten Banyumas Dwi Istiningsih; Eddy Poerwodihardjo
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 18, No 2 (2017): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2704.737 KB) | DOI: 10.53810/jt.v18i2.280

Abstract

In conducting business or activity, there are legislation that must be obeyed. In the context of environmental regulations, there are several types of documents that must be made by business actors / development activities.One of these documents is SPPL or Statement of Environmental Management and Monitoring.During the construction and after the development activities are completed there will be some negative impacts on the environment, both on the biotic environment, abiotic and socio-cultural surrounding communities. Whereas there should be no adverse environmental impact, if the SPPL is really implemented properly.The environment minister has drafted a regulation on guidelines for the preparation of environmental documents containing the plan of action and activities to be undertaken by the initiator during and after the building activities. Here the author limits on the discussion of article 1, paragraph 3, which is about the Statement of Environmental Management and Monitoring Capacity.The potential environmental impacts, management and monitoring of environmental impacts shall be the responsibility of the developer but Implementation of the Statement of Environmental Management and Monitoring Statement has not been fully implemented by the initiating party.Officers have not conducted effective and continuous monitoring of SPPL implementation by the proponent. This results in the initiator often not passing on the matters contained in the SPPL, and is merely a formality only as a condition of the permit of the IMB.There is an "omission" of violations in the implementation of SPPL so that violations become commonplace and do not generate "guilt" by the initiator.It takes clear and decisive sanctions that give rise to "shame" and deterrent effect indiscriminately so that the implementation performance of the SPPL is so maximally that the Environment can be completely protected from damage and pollution.Keywords: capability, monitoring, sanction ABSTRAKDalam melakukan usaha ataupun kegiatan, terdapat peraturan perundang-undangan yang harus dipatuhi. Dalam konteks peraturan lingkungan hidup, terdapat beberapa jenis dokumen yang harus dibuat oleh pelaku usaha/kegiatan pembangunan.Salah satu dari dokumen tersebut adalah SPPL atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.Selama pelaksanaan pembangunan dan setelah kegiatan pembangunan selesai maka akan terjadi beberapa dampak negatif terhadap lingkungan, baik terhadap lingkungan biotik, abiotik maupun sosial budaya masyarakat sekitarnya.  Padahal seharusnya tidak terjadi dampak yang merugikan lingkungan, apabila SPPL benar-benar diimplementasikan dengan baik.Menteri lingkungan hidup telah membuat peraturan tentang pedoman penyusunan dokumen  lingkungan hidup yang memuat tentang rencana aksi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh pemrakarsa  saat dan setelah melakukan kegiatan membangun. Di sini penulis membatasi pada pembahasan pasal 1 ayat 3, yaitu tentang Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.Dampak Lingkungan yang dapat terjadi, pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan menjadi tanggungjawab pemrakasa,Namun Implementasi  Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik oleh Pihak Pemrakarsa.Petugas  belum melakukan pemantauan secara efektif dan kontinyu atas pelaksanaan SPPL oleh pemrakarsa. Hal ini menyebabkan pemrakarsa sering tidak melalukan hal-hal yang tercantum di dalam SPPL, dan hanya bersifat formalitas  saja sebagai syarat perijinan IMB.Terjadi  “pembiaran “ terhadap pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan SPPL sehingga pelanggaran menjadi suatu yang lumrah dan tidak menimbulkan “rasa bersalah “ oleh pemrakarsa
PERENCANAAN GEREJA TUMBUH STASI SANTO ALBERTUS PATIK RAJA BANYUMAS DWI ISTININGSIH; EDDY POERWODIHARDJO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 2 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i2.421

Abstract

Abstrak Pertumbuhan penduduk yang cepat mengakibatkan penambahan jumlah penduduk dan juga, penambahan jumlah umat Katolik di Stasi Santo Albertus Patikraja. Pewartaan dan jawaban atas panggilan hidup menggereja dan pembaptisan dewasa yang terlaksana, serta perpindahan umat Katolik dari daerah lain ke wilayah Patikraja, turut menambah perkembangan umat Gereja stasi Santo Albertus Patikraja. Hal ini menyebabkan penambahan kebutuhan ruang ibadah segera. Gereja yang ada hanya mampu menampung maksimal 30 orang padahal umat yang ada saat ini ada 83 orang , maka direncanakan perluasan gereja. Masalah Kembali timbul karena lahan yang sangat terbatas dan Maka dibutuhkan Gereja tumbuh mengambil konsep pembangunan yang sama dengan rumah tumbuh. Gereja seringkali juga mempunyai permasalahan yang sama, yaitu kebutuhan ruang yang mendesak tetapi dana dan lahan yang sangat terbatas, yang tidak memungkinkan semua ruang dapat tercukupi. Maka dibutuhkan rancangan yang segera dapat direalisasi sesuai dengan dana dan luasan lahan yang ada tetapi memungkinkan adanya pengembangan di masa yang akan datang. Maka penulis berusaha membuat penyelesaian dengan desain gereja tumbuh. Desain gereja sesuai dengan kebutuhan stasi dan mempunyai alternatif tumbuh ke atas atau vertical dan atau alternatif tumbuh ke arah belakang atau horizontal. Rancangan atau gambar desain sebagai jawaban dari masalah tersebut dibuat dengan konsep sederhana tetapi tetap dapat mengaktualisasikan sebagai Gereja dalam gambar berupa denah, tampak dan perspektif . Kata kunci : Perkembangan umat, kebutuhan ruang, gereja tumbuh
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PRIORITAS KEBUTUHAN FISIK TROTOAR DI KOTA PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS DWI ISTININGSIH; EDDY POERWODIHARDJO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 21, No 2 (2020): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v21i2.369

Abstract

ABSTRACTThe sidewalk area functions to accommodate all pedestrian activities and sidewalk furniture paths. The pedestrian in question is everyone crossing the road, in this case the sidewalk, a sidewalk lane with furniture lanes sharing space with the pedestrian path. Street furniture path as a place to place various elements of street furniture. Both are needed by pedestrians to move comfortably. The fact is that the use of sidewalks is not optimal, or in other words, the public's interest in walking on the sidewalk is still low. This fact encourages researchers to make further studies on sidewalks that aim to find people's perceptions of the priority of the physical needs of sidewalks that are desired by the community. The results of the analysis and discussion are grouped into 3 (three), namely the main priority desired by the footpath is the physical condition of the sidewalk wide enough to intersect, namely 1.5 m. roads and equipped with shade trees. The third priority is neat and clean sidewalks and not obstructed by electricity poles, telephone and billboard poles. The author hopes that future sidewalk planning will be prioritized according to our research results, so that the sidewalk is more comfortable for walking. Keywords: Priority, sidewalks, pedestriansABSTRAKArea trotoar berfungsi menampung segala aktivitas pejalan kaki dan jalur perabot trotoar. Pejalan kaki yang dimaksud adalah semua orang yang melintas di lintasan jalan dalam hal ini adalah trotoar Jalur trotoar dengan jalur perabot berbagi tempat dengan jalur pejalan kaki. Jalur perabot jalan sebagai tempat untuk meletakkan berbagai elemen perabot jalan, seperti tempat duduk, rambu-rambu lalu lintas. Keduanya dibutuhkan oleh pejalan kaki agar beraktivitas dengan nyaman. Fakta yang terjadi adalah pemanfaatan trotoar belum maksimal, atau dengan kata lain minat masyarakat untuk berjalan kaki di trotoar masih rendah. Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk membuat kajian lanjutan tentang trotoar yang bertujuan mencari persepsi masyarakat terhadap prioritas kebutuhan fisik trotoar yang diingnkan oleh masyarakat. Hasil dari analisa dan pembahasan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu adalah prioritas utama yang dikehendaki oleh pejalan kaki adalah kondisi fisik trotoar yang lebarnya cukup untuk bersimpangan yaitu 1,5 m. Prioritas kedua adalah kondisi trotoar yang rata, tidak licin dan memiliki batas yang jelas dengan jalan serta dilengkapi pohon peneduh. Prioritas ketiga adalah trotoar rapi dan bersih serta tidak terhalang oleh tiang-tiang listrik, telpon dan tiang papan reklame. Penulis berharap perencanaan trotoar yang akan datang diprioritaskan sesuai hasil penelitian kami, sehingga trotoar lebih nyaman untuk berjalan kaki. Kata kunci : Prioritas, trotoar, pejalan kaki
ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN SUPERPLASTICIZER (CONSOL SS-8) TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI EDDY POERWODIHARDJO; IWAN RUSTENDI
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 1 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i1.393

Abstract

ABSTRACT Concrete is one of the construction needs of modern society. In Indonesia, almost all building constructions use concrete as a building material, such as in the construction of buildings, bridges, roads and others. In this study, the addition of rice husk ash and superplasticizer (Consol SS-8) was carried out. To determine the compressive strength of fc '45 MPa concrete at the age of 14 days and 28 days with variations in the addition of rice husk ash (ASP) 0%, 5%, 10%. , 15% and the addition of a superplasticizer (Consol SS-8). The research process was carried out at the Structural Engineering Laboratory of the Civil Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Wijayakusuma University of Purwokerto, the test object used was a cylinder, the quality of the concrete planned for fc '45 MPa which was tested at the age of 14 and 28 days with treatment before testing. This study tested the concrete with a cylindrical specimen for the compression test (diameter 15 x 30 cm) as many as 40 samples consisting of 4 variations and each variation of 5 samples. From this study, the results of the 28-day-old concrete compressive strength sample test were the highest in 5% rice husk ash variant concrete (ASP) with an average compressive strength value of fc '39.19 MPa and the lowest was in the concrete variant of rice husk ash (ASP) 0% with an average compressive strength value of 33.30 MPa. Keywords : high quality concrete, rice husk, superplasticizer ABSTRAK Beton merupakan salah satu kebutuhan konstruksi untuk masyarakat modern. Di Indonesia hampir seluruh konstruksi bangunan menggunakan beton sebagai bahan bangunan, seperti pada konstruksi bangunan gedung, jembatan, jalan dan lainnya. Penelitian ini dilakukan penambahan abu sekam padi dan superplasticizer (Consol SS-8) bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton fc’ 45 MPa pada umur 14 hari dan 28 hari dengan variasi penambahan abu sekam padi (ASP) 0%, 5%, 10%, 15% dan penambahan superplasticizer (Consol SS-8). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Struktur Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder, mutu beton yang direncanakan fc’ 45 MPa yang diuji pada umur 14 dan 28 hari dengan terlebih dahulu dilakukan perawatan sebelum pengujian. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji selinder untuk uji tekan (diameter 15 x 30 cm) sebanyak 40 sampel terdiri dari 4 variasi dan masing-masing variasi sebanyak 5 sampel. Hasil dari penelitian ini yaitu uji sampel kuat tekan beton umur 28 hari tertinggi pada beton varian abu sekam padi (ASP) 5% dengan nilai kuat tekan rata-rata sebesar fc’ 39,19 MPa dan terendah pada beton varian abu sekam padi (ASP) 0% dengan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 33,30 MPa. Kata kunci : beton mutu tinggi, abu sekam padi, superplasticizer