Kasno Atmo Sukarto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN Kasno Atmo Sukarto
Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 5, No 1 (2019): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pujangga.v5i1.727

Abstract

ABSTRACTNovel “Ibuk” which was written in Indoesian language tends to use local language particularly Javanese. The javanese exists in the Indonesian written novel is the writer‟s style. It shows the uniqueness of Novel itself which was written by iwan Setyawan. This article aims at describing elements of javanese in applying Indonesian Language. This article employs descriptive qualitative method, which is describing javanese elements in the novel. The theory of SPEAKING Hymes (1972) was employed to analize the data. The finding shows that there are japanese language in the novel Ibuk include nasalisation, repeated words, root words, and sentences.ABSTRAKBahasa Indonesia yang digunakan dalam novel Ibuk ada kecenderungan menggunakan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang muncul dalam novel yang berbahasa Indonesia itu merupakan ciri dan gaya penulisnya. Hal itu merupakan keunikan novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan unsur-unsur bahasa Jawa dalam pemakaian bahasa Indonesia. Metode penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan unsur-unsur bahasa Jawa dalam pemakaian bahasa Indonesia novel tersebut. Adapun teori yang dipakai untuk mendeskripsikan pemakaian bahasa Jawa mengacu pada teori SPEAKING Hymes (1972). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pemakaian bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia novel Ibuk meliputi bentuk nasalisasi, kata ulang, kata dasar, dan kalimat.Kata Kunci: Nasalisasi, Kata Ulang, Kata Dasar, Kalimat
PEMBAHASAN TOPIK PERLUASAN KALIMAT DALAM BUKU TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA DAN TATA BAHASA PRAKTIS BAHASA INDONESIA: ANALISIS PERBANDINGAN Bambang Widiatmoko; Kasno Atmo Sukarto
Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 7, No 1 (2021): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pujangga.v7i1.1172

Abstract

 ABSTRAK Sejak penerbitan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesiaedisi perdana tahun 1988, dari sisi ideal, buku ini merupakan referensi acuan dalam penyusunan buku-buku tata bahasa  pedagogis dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Melalui keseragaman ini diharapkan pengembangan gramatika baku bahasa Indonesia akan semakin kuat landasan filosofis maupun teoretisnya.  Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perluasan kalimat dalam  Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia  karya Abdul Chaer dan membandingkannya dengan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.  Data diambil dengan teknik catat yaitu mencatat dan membandingkan data buku yaitu: (a) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karya Hasan Alwi dkk. edisi ketiga tahun 2010, (b) Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia  karya Abdul Chaer edisi revisi tahun 2011. Kerangka teori yang diterapkann dalam penelitian ini mengacu kepada perluasan kalimat dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia  karya Hasan Alwi dkk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kalimat dalam Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia diperinci dalam sebelas bagian, yaitu: (a) kalimat sederhana, (b) kalimat luas rapatan, (c) kalimat luas bersisipan, (d) kalimat luas setara, (e) kalimat luas bertingkat, (f) kalimat luas kompleks, (g) kalimat elips, (h) kalimat berita, (i) kalimat tanya, (j) kalimat perintah dan kalimat larangan, (k) kalimat seruan.  Kata kunci:,kalimat, perluasan kalimat, analisis perbandingan
PENGGUNAAN BAHASA DI MEDIA SOSIAL DITINJAU DARI KESANTUNAN BERBAHASA Syahfitri Purnama; Kasno Atmo Sukarto
Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 8, No 1 (2022): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pujangga.v8i1.1655

Abstract

ABSTRAKBahasa sebagai alat komunikasi hendaknya harus dapat terpelihara dan dijaga dengan baik agar maksud komunikasi mudah dipahamim oleh mitra tutur atau lawan tutur, sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik. Penggnaan bahasa  dalam media sosial ikut menjalin  hubungan komunikasi antara penutur dan mitra tutur dengan mudah. Mudahnya  menggunakan media sosial ini menimbulkan adanya kesantunan berbahasa yang cenderung menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan ikhwal  ujaran kebencian,  penghinaan,  kritik, emosional , dan menyebarkan berita bohong.  Metode  yang digunakan  dalam penelitian ini adalah  deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yang dimaksud adalah mendeskripsikan  data yang diperoleh sesuai dengan ancanagn penelitian ini.  Terkait dengan kualitatif,  data  yang digunakan diambil dari ujaran di media sosial yang terpilih dan isinya merupakan isu yang hangat dan aktual. Teori yang digunakan dalam pembahasan adalah teori kesantunan berbahasa Brown dan Levinson.  Analisis  dan  pembahasan diperoleh bahwa banyak penggunanan bahasa di  media sosial yang melakukan tindak mengancam muka negatife dan positif,  yaitu menggunakan  ujaran kebencian, penghinaan, kritik, emosional, pembahasan dan menyebarkan berita bohongSimpulannya adalah bahawa dalam media  sosial  khususnya  ditinjau dari kesantunan bahgasa terdapat 1) tindak ancaman muka negarif, 2) tindak ancaman muka positif,  3) ujaran kritik , dan 4) ujaran hoax.     Kata kunci: media sosial, kesantunan berbahasa, strategi kesantunan berbahasa,                             tindak ancaman muka                                                                                ABSTRACT Language as a communication tool should be well maintained so that the purpose of communication is easily understood by the speech partner, so that communication can be established properly. The use of language in social media helps to establish communication relationships between speakers and speech partners easily. The ease of using social media can also result in language politeness which tends to decrease. The purpose of this study is to describe hate speech, insults, criticism, emotion, and spreading false news. The method used in this research is descriptive qualitative. Qualitative descriptive in question is to describe the data obtained in accordance with this research plan. Regarding qualitative, the data used is taken from the utterances on selected social media and the contents are hot and actual issues. The theory used in the discussion is Brown and Levinson's theory of politeness. The analysis and discussion found that many uses of language on social media that threaten negative and positive faces, namely using hate speech, insults, criticism, emotional, discussion and spreading false news. The conclusion is that in social media, especially in terms of politeness, there are 1) acts negative face threats, 2) positive face threats, 3) criticism, and 4) hoaxes.                Keywords: social media, language politeness, language politeness strategies,                          face threats