Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Frekuensi Menonton Pemberitaan Televisi tentang Kematian Akibat COVID-19 Berkontribusi pada Kecemasan Mahasiswa di Kota Tangerang Rustono Farady Marta; Timotius Saliman; Helena Elmydea Shinta; Fiolita Desyana; Mufid Salim
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No. 01 (2022): Februari 2022
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46937/20202239815

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan maraknya pemberitaan kematian akibat COVID-19 di televisi untuk diukur dampaknya dalam menciptakan kecemasan pada kalangan mahasiswa di Kota Tangerang dalam melakukan berbagai aktivitas kesehariannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi dari intensitas frekuensi menonton tayangan pemberitaan kematian akibat COVID-19 di televisi pada tingkat kecemasan mahasiswa kota Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan metode survei yang melibatkan kehandalan teknologi berjejaring terfasilitasi google form untukdisebarkan kepada mahasiswa Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan melibatkan sejumlah analisis terperinci, mulai dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas instrumen riset, kemudian dilanjutkan dengan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, hingga diakhiri dengan Uji T sebagai upaya pemerolehan jawaban atas hipotesis penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya tingkat kecemasan akibat tontonan pemberitaan kematian akibat COVID-19 dengan frekuensi yang cukup sering. Sejalan dengan Hypodermic Needle Theory bahwa media massa mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam membentuk perubahan perilaku manusia. Didukung pula Teori Kultivasi yang memandang bahwa semakin lama menonton televisi maka khalayaknya dapat membayangkan berita di televisi menjadi senyata-nyatanya terjadi pada diri dan/atau sekeliling terdekat kita. Hasil penelitian mengimplikasi bahwa pesan yang didistribusikan televisi mengenai Pandemi COVID-19 dapat memberikan efek kepanikan kepada khalayak. Temuan ini didukung oleh frekuensi khalyaak menerima informasi COVID-19 yang mempengaruhi tingkat kecemasan, sehingga perubahan perilaku dalam khalayak menjadi lebih jelas.