Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Humaniora

Wayang Dalam Fiksi Indonesia Burhan Nurgiyantoro
Humaniora Vol 15, No 1 (2003)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.003 KB) | DOI: 10.22146/jh.769

Abstract

Munculnya unsur cerita wayang dan bentuk-bentuk transformasinya pada karya fiksi Indonesia secara intensif baru terlihat pada pertengahan tahun 70-an, yaitu dengan Umar Kayam, dan beberapa tahun sebelumnya Danarto menulis cerpen Nostalgia yang bersumber pada cerita Abimanyu gugur. Setelah itu karya-karya berikutnya menyusul seperti Pengakuan Pariyem (Linus Suryadi), Burung-burung Manyar dan Durga Umayi (Mangunwijaya), Canting (Arswendo Atmowiloto), Para Priyayi (Umar Kayam), Perang (Putu Wijaya), atau bahkan karya yang berangkat dari cerita wayang itu sendiri seperti Anak Bajang Menggiring Angin (Sindhunata), Balada Cinta Abimanyu dan Lady Sundari dan Balada Narasoma (Agusta T. Wibisono), Asmaraloka (Danarto), cerpen "Karna" dan "Gatotkaca" (Bakdi Sumanto), dan cerpen-cerpen dalam Baratayuda di Negeri Antah Berantah (Pipit RK). Kecuali Putu Wijaya yang berasal dari Bali, para pengarang tersebut adalah beretnis Jawa sehingga boleh dikatakan bahwa para pengarang dari Jawalah yang banyak mentransformasikan cerita wayang ke dalam sastra Indonesia.
Sastra Anak: Persoalan Genre Burhan Nurgiyantoro
Humaniora Vol 16, No 2 (2004)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1367.928 KB) | DOI: 10.22146/jh.811

Abstract

Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri kepada anak . Buku anak, sastra anak, adalah buku yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan dan sekaligus juga menawarkan sebuah kebenaran yang signifikan yang diekspresikan ke dalam unsur-unsur yang layak dan bahasa yang mengesankan . Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi . Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemenelemen itu menunjukkan perbedaan dengan elernen padagenre yang lain . Walau mengaku sering terjadi ketumpangtindihan, Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa jenis lagi .. Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurutnya, drama baru lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan semata-mata urusan bahasa sastra . Genre sastra anak yang diusulkan cukup dibedakan ke dalam f ksi, non fiksi, puisi, serta buku bergambar dan komik dengan masing-masing memiliki subgenre . Dasar pembagiannya adalah bentuk'pengungkapan dan isi yang diungkapkan . Sebagaimana Lukens dan dengan argumentasi yang sama, genre drama sementara tidak dimasukkan dalam pembagian genre ini . Dilihat dari waktu kemunculannya, genre fiksi dan puisi dapat dibedakan ke dalam fiksi dan puisi tradisional serta fiksi dan puisi modern .