Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH SUHU PRODUKSI TERHADAP AKTIVITAS EKSTRAK KASAR BAKTERIOSIN DARI BERBAGAI GALUR Lactobacillus sp. DALAM MENGHAMBAT Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Abubakar (Abubakar); Muhammad Arpah
Buletin Peternakan Vol 39, No 3 (2015): BULETIN PETERNAKAN VOL. 39 (3) OKTOBER 2015
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v39i3.7987

Abstract

Pendugaan Umur Simpan Keripik Tempe Sagu Menggunakan Pengemas Plastik PP dengan Metode Arrhenius Afriyanti Afriyanti; Nugraha Edhi Suyatma; Muhammad Arpah
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v1i1.1353

Abstract

Keripik tempe sagu adalah salah satu bentuk alternatif modifikasi pengolahan tempe.  Produk ini mudah rusak oleh udara dan kelembaban lingkungan sehingga dibutuhkan pengemas yang cocok agar produk lebih tahan lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama umur simpan produk keripik tempe sagu yang selama ini diproduksi dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), dengan menggunakan pengemas plastik polipropilen.  Keripik tempe sagu yang digunakan berasal dari produsen di Tawangsari Sukoharjo.  Desain penelitian yang digunakan adalah pendugaan umur simpan dengan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda yaitu 50C; 270C; dan 500C.  Produk dianalisis setiap 6 hari sekali selama satu bulan.  Analisis produk yang dilakukan adalah pengukuran kadar air dan kadar asam lemak bebas (FFA).  Hasil penelitian menunjukkan keripik tempe sagu yang disimpan dengan pengemas plastik PP memiliki umur simpan selama 91 hari atau sekitar 3 bulan.
Urgensi Regulasi Kedaluwarsa Pangan Nasional Mengikuti Mandatory International Regulations Berdasarkan Codex Alimentarius Commission Muhammad Arpah; Nugraha Edhi Suyatma; Anuraga Jayanegara
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 2 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.5.2.604-609

Abstract

Regulasi pelabelan kedaluwarsa pangan nasional sangat penting dibuat menjadi lebih dinamis dan tanggap terhadap perubahan regulasi perdagangan internasional. Sampai sekarang, regulasi nasional masih mewajibkan aturan penulisan menggunakan frasa yang seragam “Baik Digunakan Sebelum” disertai pencantuman tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa. Sejak tahun 2018, naskah regulasi Codex Alimentarius Commission (CAC), CXS – 1985 revisi 2018, mewajibkan dua jenis kategori frasa: yang pertama adalah kategori kedaluwarsa best before atau best before end, yang kedua adalah kategori use by atau expiration date. Kedua kategori waktu kedaluwarsa tersebut bersifat mandatory dan telah di terapkan di sebagian besar negara yang menjadi tujuan ekspor seperti negara anggota MEE dan negara-negara di Asia khususnya Jepang dan Korea Selatan. Pemerintah perlu segera mengadopsi aturan pelabelan waktu kedaluwarsa yang baru berdasarkan kedua kategori yang diuraikan dalam CAC- CXS – 1985 revisi 2018 tersebut. Terjemahan yang sebaiknya digunakan pada kategori yang baru use by atau expiration date adalah frasa “Tanggal Kedaluwarsa”.