Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Mn 1,3% dan Quenching Pada Besi Cor Kelabu Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Gunawan Dwi Haryadi; Dwi Basuki Wibowo; Sumar Hadi Suryo; Budi Setiyana; I.M.W EKAPUTRA
TRAKSI Vol 21, No 1 (2021): TRAKSI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/traksi.21.1.2021.38-55

Abstract

Besi cor kelabu merupakan salah satu material yang paling sering digunakan karena mudah dibentuk dalam bentuk rumit, proses pembuatan yang mudah, mudah dalam proses pemesinan, dan harganya yang relatif murah. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan unsur mangan dan proses quenching terhadap nilai kekerasan dan perubahan struktur mikro yang terbentuk. Karakteristik dari besi cor kelabu ditentukan oleh kadar karbon yang terdapat di dalam struktur pembentuknya. Untuk meningkatkan sifat mekanis, besi cor kelabu dapat ditambahkan unsur paduan lain yang sesuai, salah satunya adalah unsur mangan. Unsur mangan dapat meningkatkan kekerasan besi cor kelabu. Selain penambahan unsur paduan lain, untuk meningkatkan sifat mekanis besi cor kelabu dapat dilakukan dengan proses perlakuan panas quenching. Penambahan unsur mangan sebesar 1,3% ini dilakukan ketika proses pengecoran besi cor kelabu dilakukan dengan metode open ladle. Mangan disebut sebagai unsur penstabil austenite penggalak pearlite Unsur mangan dapat menurunkan temperatur eutectoid yang mengakibatkan kisaran austenite meningkat, sehingga fase yang dominan terbentuk adalah pearlite. Besi cor kelabu terbentuk akibat pendinginan lambat ketika proses pengecoran, sehingga laju pendinginan lambat ini mengakibatkan fase austenite cenderung berubah membentuk pearlite.. Proses quenching dilakukan untuk melihat adanya perubahan fase yang terjadi. Pemanasan pada suhu 9000C mengakibatkan karbon terdifusi untuk membentuk struktur lain ketika dipanaskan, selanjutnya dilakukan proses pendinginan cepat menggunakan media air. Hasil pengujian kekerasan pada spesimen, terlihat kekerasan tertinggi dimiliki besi cor kelabu Fc-25 dengan Mn 1,3% setelah quenching sebesar 433,943 kg/mm2, dibandingkan dengan tanpa perlakuan memiliki kekerasan sebesar 224,336 kg/mm2. Pada spesimen besi cor kelabu Fc-25 setelah quenching memiliki kekerasan sebesar 173,743 kg/mm2, dibandingkan dengan tanpa perlakuan memiliki kekerasan sebesar 153,221 kg/mm2. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini adalah unsur mangan dan proses quenching dapat meningkatkan nilai kekerasan dari spesimen pengujian.
Sliding Wear Modeling of Artificial Rough Surfaces Imam Syafa’at; Budi Setiyana; Muchammad Muchammad; Jamari Jamari
International Journal of Science and Engineering Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Chemical Engineering Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.335 KB) | DOI: 10.12777/ijse.4.1.21-23

Abstract

Surface roughness plays an important role in machine design. In the micro-scale when two engineering surfaces are brought into contact, the real contact area occurs at isolated point of asperity. Wear is one of some effects of contacting surfaces. This paper presents a modeling of sliding wear at asperity level on the artificial rough surfaces. The surface roughness is represented by spherical asperities at the hemispherical pin that is developed from the existing model. The wear model is based on the simple analytical solution. The combination of Archard’s wear equation and finite element simulation is performed to predict the wear. Results show that the increasing of sliding distance give the increasing of wear depth, wear scar diameter and wear volume of the asperity. Wear at the center of the contacting rough surface is higher than the its surrounding. [Keywords: Rough Surface; Sliding Wea; Wear Scar Diameter; Wear Volume]
IDENTIFIKASI SIFAT TRIBOLOGI DARI KARET VULKANISIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI PIN ON DISC Budi Setiyana
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.38 KB)

Abstract

Karet vulkanisir yang biasa dipakai untuk material ban kendaraan umumnya berupa karet kompon yang berasal dari karet murni yang diperkuat dengan karbon hitam dan silika. Berdasar kekerasannya, di pasaran ada 3 jenis kompon yaitu hard, medium dan soft.  Penelitian ini hanya membahas tentang performa dari kompon hard, kompon soft dan sebagai pembanding yaitu karet bahan karpet. Adapun performa yang sangat penting untuk dianalisis adalah sifat tribologi dari karet yaitu kapasitas kontak dan ketahanan abrasi. Untuk aplikasinya pada ban kendaraan, kapasitas kontak berkaitan dengan kapasitas pengereman sedang ketahanan abrasi terkait dengan umur dari ban. Uji tarik dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui kekuatan bahan, untuk kemudian uji tribologi dilakukan menggunakan tribometer jenis pin on disc. Uji tribologi dilakukan dengan variasi jenis indenter (pin) dan variasi beban sampai jumlah putaran tertentu. Pengujian dilakukan untuk mencari koefisien gesek dan tingkat keausan karet selama dilakukan uji abrasi. Secara umum, karet vulkanisir tipe hard mempunyai ketahanan abrasi yang baik dibanding yang tipe soft. Tetapi disisi lain, karet vulkanisir tipe hard mempunyai koefisien atau kapasitas gesek yang lebih rendah dibanding yang tipe soft.Kata kunci: abrasi, pin on disc, tribologi, vulkanisir.
INVESTIGASI NUMERIK KEKUATAN STRUKTUR CHECK VALVE ½” 9K Psi MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT SOFTWARE Budi Setiyana; A Johan Kurniawan
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3760

Abstract

Check Valve adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur cairan hanya mengalir ke satu arah saja dan mencegah aliran ke arah sebaliknya (backflow). Check valve tidak menggunakan tuas untuk mengatur aliran (membuka dan menutup), tapi menggunakan pegas dan tekanan dari aliran itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow), check valve sering digunakan sebagai pengaman dalam sistem perpipaan baik untuk fluida cair maupun gas. Karena fungsinya yang sangat penting, komponen check valve sering menjadi bagian kritis dalam sistem perpipaan. Berkaitan dengan bentuk strukturnya yang sulit dianalisis secara teoritik, analisis kekuatan check valve harus dilakukan secara numerik dengan software Metoda Elemen Hingga. Tulisan ini menganalisis kekuatan komponen check valve diameter 0.5 inchi dengan tekanan internal 9000 psi dengan menggunakan software aplikasi berbasis Metoda Elemen Hingga berupa ANSYS. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur chek valve cukup cukup kuat baik dari sisi deformasi, tegangan maupun faktor keamanannya. Kata kunci: ANSYS, backflo, Check Valve.
ANALISIS PENGARUH TEKANAN DAN BEBAN PADA BAN TIPE RADIAL TERHADAP ROLLING RESISTANCE KENDARAAN PENUMPANG Budi Setiyana
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v13i2.2038

Abstract

Salah satu faktor yang berperan penting pada efisiensi bahan bakar dan keausan ban pada kendaraan adalah tahanan gelinding (rolling resistance). Rolling Resistance (RR) adalah tahanan terhadap roda saat menggelinding akibat adanya gaya gesek antara roda dengan permukaan jalan. Tulisan ini membahas pengaruh tekanan ban (inflated pressure) dan beban (load) terhadap nilai Rolling Resistance pada sebuah ban tipe radial untuk kendaraan penumpang. Pengukuran Rolling Resistance dilakukan menurut standar yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization (ISO), yaitu ISO/FDIS 28580:2009. Pengujian dengan variasi inflated pressure diberikan dari 170 kPa, 190 kPa, 210 kPa, 230 kPa, dan 250 kPa dengan 80% beban maksimum ban. Sedangkan untuk variasi beban diberikan sebesar 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% beban maksimum ban dengan inflated pressure 210 kPa. Nilai Rolling Resistance diukur dengan alat uji PS Rolling Resistance Test Rig. Dari pengujian didapat bahwa, inflated pressure yang diberikan berbanding terbalik dengan nilai Rolling Resistance Coefficient (RRC). Semakin besar inflated pressure, semakin kecil nilai RRC. Sedangkan untuk variasi beban, besar beban tidak memiliki hubungan yang jelas terhadap nilai RRC, dimana nilai tertinggi RRC diperoleh pada 80% dari beban maksimum ban.Kata kunci: inflated pressure, load, rolling resistance
STUDI BANDING PERFORMA TIANG UTAMA BUS UNTUK MODEL TUNGGAL DAN MODEL GANDA DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI METODA ELEMEN HINGGA Budi Setiyana
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v15i1.2659

Abstract

Sehingga setiap komponen dari bus harus memiliki struktur rangka yang kuat terutama pada tiang utama. Masing-masing tiang utama umumnya dibuat dari sebuah baja profil tunggal (model tunggal). Tetapi tiang utama bus ini juga dapat dibuat dari gabungan dua buah baja profil dengan cara di las (model ganda) yang mempunyai dimensi luar yang sama dengan model tunggal. Penelitian ini bertujuan memodelkan dan membandingkan performa tiang utama sebuah bus untuk tiang model tunggal dan model ganda dengan menggunakan FEM (Finite Element Method). Hasil simulasi FEM adalah berupa tegangan dan displacement. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan tegangan dan displacement pada tiang utama model tunggal yaitu berturut turut sebesar 1,287 x 106 N/m2 dan 6,448 x 10-1 mm. Sedangkan tegangan dan displacement pada tiang utama model ganda yaitu berturut turut sebesar 2,936 x 106 N/m2 dan 1,580 mm.  Dari hasil simulasi, bentuk rangka tiang utama yang terbaik adalah tiang utama model tunggal karena memiliki tingat keamanan yang tinggi dibandingkan dengan tiang model ganda baik dari sisi tegangan maupun displacement.Kata kunci: FEM, model tunggal, model ganda, tiang utama
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT TERAPI JARI UNTUK MEMBANTU PROSES REHABILITASI PASIEN PASCA STROKE Rizal Mustofa; Rifky Ismail; Budi Setiyana
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 10, No 2 (2022): VOLUME 10, NOMOR 2, APRIL 2022
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke is one of the leading causes of death in the world caused by blockage and broken blood vessels. To restore its function back, a rehabilitation process is needed, one of which is using finger therapy tools. The purpose of this study was to determine the structural strength of the finger therapy device, both on the support structure of the arm and on the structure of the palm of the hand. This study uses the software to determine the acceptable structural strength of the finger therapy device. Based on the simulations that have been carried out, the results obtained are the maximum stress of 0.087 MPa on the forearm support structure and 45,798 MPa on the palm support structure. The total deformation value is 0.001 mm in the forearm support structure and 1.2 mm in the palm support structure. While the safety factor value obtained is 15 on the forearm support structure and 1.18 on the palm support structure. From these results the structure is declared safe and can withstand the maximum load.
PERANCANGAN CETAKAN UNTUK PRODUKSI PANEL BETON FLY ASH BOTTOM ASH Ilham Maulana Prihutama; Sugiyanto Sugiyanto; Budi Setiyana
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 10, No 1 (2022): VOLUME 10, NOMOR 1, JANUARI 2022
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An infrastructure project cannot be separated from using concrete for construction project. Concrete panels are one of the precast or precast concrete products, which are arranged in a clamp column for wall fence needs. This design aims to produce fly ash bottom ash concrete panels. Customer desires include affordable prices, high durability, compact dimensions, easy maintenance, available materials on the market, practical concrete panel installation, safety to use, light loads, easy manufacture, and qualify Indonesian National Standards. Then from some of the customer's wishes, several alternative product concepts were made with several alternative parts. From 72 alternative concepts total, the selected product concept was obtained at the 8th alternative product concept consisting of several parts. The selected parts are the main frame, side wall retainers, connections with nuts and bolts, work base, partition grooves with U grooving contours, connections with nuts and bolts, partition, partition locks, top partition retainers using square pipes with spaced plates, partition lock platform, outer sidewall and outer lock with vertical slot key. The process of producing fly ash bottom ash concrete panels have three SOP, there are the procedure for installing the concrete panel mold, the procedure for filling the concrete panel mold, and the procedure for removing the concrete panel mold.