Wire harness merupakan salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan sinyal pada kendaraan bermotor. CV ABC merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur wire harness. Ada beberapa tipe wire harness yang diproduksi disini, salah satunya adalah kabel sein untuk motor merek Yamaha dengan tipe N-Max. Mesin crimping adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan atau menyatukan kabel dengan terminal dan juga merupakan tahapan awal dalam proses produksi wire harness. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini difokuskan pada alur proses produksi wire harness dan mesin crimping untuk dilakukan analisis efektivitas kinerjanya menggunakan metode OEE (Overall Effectiveness Equipment). Fungsi dari metode OEE ini adalah untuk mengukur efektivitas mesin yang didasarkan pada tiga rasio utama yaitu availability, performance effeciency, dan rate of quality product. Metode OEE juga tidak lepas dari six big losses karena untuk dapat mengetahui dimana letak kerugian terbesar pada suatu proses produksi. Hasil dari analisis yang telah dilakukan didapatkan nilai rata-rata availability 93%, performance effeciency 98,32%, dan rate of quality product 99,77%. Nilai OEE didapatkan sebesar 91,23% dan kerugian terbesar didapatkan pada bagian setup and adjustment losses yaitu sebesar 4,76%. Penyebabnya adalah faktor kelalaian manusia dalam melakukan perawatan mesin dan faktor mesin karena masa pakainya sudah melebihi batas yang mengakibatkan mesin menjadi mudah mengalami kerusakan.-------Wire harness merupakan salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan sinyal pada kendaraan bermotor. CV ABC merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur wire harness. Ada beberapa tipe wire harness yang diproduksi disini, salah satunya adalah kabel sein untuk motor merek Yamaha dengan tipe N-Max. Mesin crimping adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan atau menyatukan kabel dengan terminal dan juga merupakan tahapan awal dalam proses produksi wire harness. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini difokuskan pada alur proses produksi wire harness dan mesin crimping untuk dilakukan analisis efektivitas kinerjanya menggunakan metode OEE (Overall Effectiveness Equipment). Fungsi dari metode OEE ini adalah untuk mengukur efektivitas mesin yang didasarkan pada tiga rasio utama yaitu availability, performance effeciency, dan rate of quality product. Metode OEE juga tidak lepas dari six big losses karena untuk dapat mengetahui dimana letak kerugian terbesar pada suatu proses produksi. Hasil dari analisis yang telah dilakukan didapatkan nilai rata-rata availability 93%, performance effeciency 98,32%, dan rate of quality product 99,77%. Nilai OEE didapatkan sebesar 91,23% dan kerugian terbesar didapatkan pada bagian setup and adjustment losses yaitu sebesar 4,76%. Penyebabnya adalah faktor kelalaian manusia dalam melakukan perawatan mesin dan faktor mesin karena masa pakainya sudah melebihi batas yang mengakibatkan mesin menjadi mudah mengalami kerusakan.