Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta Heni Rusmitasari; Ahmad Ahid Mudayana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 15. No. 1. Tahun 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.026 KB) | DOI: 10.26714/jkmi.15.1.2020.47-51

Abstract

Latar belakang: Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam organisasi karena menjadi kunci kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun mendatang. Dalam sebuah organisasi diperlukan peran kepemimpinan yang baik. Adanya kepemimpinan yang baik maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawainya. Tujuan: Menganalis hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 289 responden. Data diambil menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.  Analisis data menggunakan uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kepemimpinan yang diterapkan di Puskesmas Kota Yogyakarta termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 176 (60.9%) responden. Motivasi kerja yang dimiliki termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 155 (53.6%) responden. Hasil statistik uji chi-square antara kepemimpinan dengan motivasi kerja diperoleh nilai p = 0.000. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 Diah Cahya Lestari; Ahmad Ahid Mudayana
Jurnal Admmirasi Vol 1 No 1 (2015): Desember
Publisher : Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit, Jenjang Pasca Sarjana (S2), Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47638/admmirasi.v1i1.15

Abstract

Background : Nurses are profesionals who have the ability, responsinility and avthority to implement and provide care for patiens who experienced health problems. Nurses was closely linked to the performance because the performance is the result or the overall success rate of a person during a certain period in the duty compared to the various possibilities, such as the standard of the work, the target or criteria that have been determined in advance and has agreed.Method: This was an analytic research use cross sectional approach conducted on as many as 103 nurses using a questionnaire research. Instruments by using chi square analysis.Result : There was a significant relationship between compensation (p value= 0,001;CI = 1,358-3,989) and job satisfaction (p value = 0,019; CI = 1,132-2,831) with the performance of the nurses and there is a significant relationship between organizational behavior (p value = 0,003; CI = 1,295-3,358) and leadership (p value =0,001; CI = 1,433-4,968) with the nurses performance.Conclusion : There was a relationship between compensation, job satisfaction, organizational behavior, leadership with nurses performance.
PERAN ASPEK ETIKA TENAGA MEDIS DALAM PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Ahmad Ahid Mudayana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37 (2014): Supplement 1 | Published in March 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5183.936 KB)

Abstract

AbstrakPermasalahan etik didunia rumah sakit seperti halnya fenomena gunung es. Dilndonesia ba-nyak permasalahan yang tidak terungkap. Mulai dari kasus dugaan malpraktik,kelalaian dalam penanganan pasien, diskriminasi terhadap pasien, sampai tindak kriminallainnya. Tenaga medis memiliki peran penting dalam menciptakan pelayanan kesehatan yangbermutu. Di antaranya dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Saat ini keselamatanpasien belum sepenuhnya menjadi budaya dalam pelayanan kesehatan. Hal ini terlihat darimasih adanya kasus seperti malpraktik, diskriminasi, dan lainnya. Setiap profesi kesehatanmemiliki kode etik masing-masing. Keberadaan kode etik seharusnya menjadi aspek dalampenerapan budaya keselamatan pasien. Undang-undang Rumah Sakit nomor 44 tahun 2009sudah jelas mengatakan bahwa keselamatan pasien adalah faktor yang harus diutamakan olehpetugas kesehatan dibandingkan faktor yang lain. Metode: metode yang digunakan yaitumenelaah dari berbagai sumber publikasi ilmiah secara online. Dari hasil pencarian kemudiandiolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah pembahasan dan kesimpulan dari topikyang ditetapkan. Hasil: Kode etik yang dimiliki oleh profesi tenaga kesehatan harus selaluditerapkan sebagai upaya untuk menerapkan budaya keselamatan pasien. Pasien akan merasapuas apabila terlayani dengan baik oleh tenaga kesehatan. Untuk menerapkan budayakeselamatan pasien dan menjalankan kode etik profesi diperlukan iklim berorganisasi yang baik.Aspek etika menjadi bagian penting dalam melakukan pelayanan kepada pasien.Kata kunci: etika, petugas kesehatan, keselamatan pasienAbstractEthical probiem in hospital is iceberg phenomena. .ln lndonesia, many problems are noirevealed; cases of suspecfed maipractice, negligence in handling of patients, discriminateagainst patients and others. Medical personnel have an important role in creating a quality healtltservtces including implementing patient safety culture. Currently patient safety citlture does notexist yet in health care. The evidence are the persistence reports of malpracfrce cases,discrimination, and others. Each health profession has a code of ethics. The existence of a codeof ethics should be an aspecf in the implementation of safety culture pasien. Hospitals Actnumber 44 of 20A9 it was clear to say that patient safety is a factor that should be prioritized byhealth v,iorkers compared to other factors. Method: The method used is the examinaticn andanalysis of variety scientific publications published online. Resu/ts; The code of conduct ownedby personnel of health professions should always be applied in an attempt to implement a patientsafety culture. Patients will feel satisfied when served professionalty by health workers. Toimplement the patient safety citlture and run code of professional conduct require goociorganizational climate. Ethicalaspecfs become an imporlant part of patient serviceKeyworcis: ethic, health care personnei, patient safety
Penerapan Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat ahmad ahid mudayana
Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, November 2018
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.359 KB) | DOI: 10.32763/juke.v11i2.91

Abstract

Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit, keselamatan lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera maka diperlukan standar keselamatan pasien fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatannya. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan standar keselamatan pasien di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan subjek penelitian berjumlah 7 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Analisis data kualitatif dan validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak penerapan standar keselamatan pasien mulai dari hak pasien, pendidikan bagi pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien dan komunikasi di rumah sakit telah diterapkan dan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada. RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menerapkan standar keselamatan pasien berdasarkan Permenkes RI No 11 Tahun 2017.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK Vera Yuli Erviana; Ahmad Ahid Mudayana; Iis Suwartini
Jurnal SOLMA Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.328 KB) | DOI: 10.29405/solma.v8i2.3697

Abstract

Pemerintah Kulonprogo berupaya menciptakan desa bebas sampah hal tersebut dibuktikan dengan mendirikan bank sampah sebanyak 100 unit tak terkecuali di Desa Karangsari. Pengelolaan sampah hingga saat ini belum optimal padahal sampah dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomis. Keterbatasan pengetahuan dan minimnya keterampilan menjadi kendala dalam pengolahan limbah. Maka dari itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan SDM dalam pengelolaan sampah organik maupun anorganik. Pemberdayaan masyarakat menuju desa berbasis sampah di Desa Karangsari Kecamatan Pengasih Kulonprogo bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat, membuka lapangan pekerjaan, terciptanya produk unggulan desa ramah lingkungan dan menunjang potensi pariwisata di Kulonprogo sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Metode yang digunakan yaitu dengan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan tentang pengolahan limbah organik dan anorganik berbasis zero waste industry. Konsep zero waste industry terdiri dari reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang). Luaran yang dihasilkan berupa teknik pengelolaan limbah organik dan anorganik berbasis Zero Waste Industry, produk unggulan desa aneka souvenir ramah lingkungan, terbentuknya UMKM, terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan kesadaran lingkungan.
Manajemen central sterile supply department unit sterilisasi sentral di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Awaludin Awaludin; Ahmad ahid Mudayana
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.148 KB) | DOI: 10.22146/bkm.45302

Abstract

Latar belakang: Menghadapi era globalisasi dan desentralisasi saat ini berbagai macam tantangan serta perubahan harus disikapi dengan sungguh-sungguh, Angka infeksi nosokomial terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau > 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey point prevalensi dari 11 Rumah sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perdalin Jaya dan rumah sakit penyakit infeksi Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosocomial untuk ILO (infeksi luka operasi) 18,9 %, ISK (infeksi saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, pneumonia 24,5% dan infeksi saluran napas lain 15,1% serta infeksi lain 32,1 %. Cara meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan. Manajemen CSSD di rumah sakit meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Manajemen CSSD  sangat dibutuhkan oleh suatu rumah sakit karena tanpa manajemen pencapaian tujuannya akan lebih sulit. Permasalahan yang terdapat di Unit CSSD yakni kurangnya SDM, Fasilitas CSSD yang belum memadai, serta unit CSSD yang masih gabung dengan kamar operasi.Metode: Jenis Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dengan menggunakan wawancara, dan observasi. Dimana subjek diambil sebanyak 5 orang.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan CSSD sudah terencana dengan baik dan sesuai dengan teori perencanaan, pengorganisasian belum tersusun secara maksimal dan struktur organisasinya masih dibawah Kamar Operasi (OK). pelaksanaan CSSD sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan pedoman CSSD yang dikeluarkan Kemenkes,akan tetapi masih terdapat perangkapan pekerjaan. pengawasan sudah berjalan dengan baik, dan evaluasi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan teori evaluasi.Kesimpulan: perencanaan CSSD sudah terencana dengan baik dan sesuai dengan teori perencanaan, Pengorganisasian CSSD di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta belum tersusun secara maksimal karna CSSD di RSU PKU Muhammadiyah struktur organisasinya masih dibawah Kamar Operasi (OK). Dan tidak sesuai dengan Struktur organisasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes. pelaksanaan CSSD sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan pedoman CSSD yang dikeluarkan Kemenkes, akan tetapi masih terdapat perangkapan pekerjaan. pengawasan sudah berjalan dengan baik, dan evaluasi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Jenis evaluasi Formatif dan Sumatif.
Identifikasi Potensi Bahaya Kerja pada Instalasi Catatan Medik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Marisa Kuncaraning Probo; Ahmad Ahid Mudayana
International Journal of Healthcare Research Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.926 KB)

Abstract

Rumah sakit memiliki ancaman besar terhadap dampak kesehatan bagi pekerja, pasien dan pengunjung. Berdasarkan studi pendahuluan, Instalasi Catatan Medik (ICM) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta memiliki 162 pegawai dan berbagai jenis pekerjaan yang memiliki potensi bahaya tersendiri. Di bagian penyimpanan berkas misalnya, memiliki potensi bahaya debu, kegiatan angkat-angkut berkas, dan lain-lain. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui potensi bahaya kerja pada ICM RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Penelitian ini melibatkan enam narasumber dan analisa data menggunakan lembar kerja Job Safety Analysis (JSA). Diketahui ada 13 jenis pekerjaan yang ada di ICM RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu: registrasi, filing, distribusi, verifikasi, coding, assembling, penggabungan, surat keterangan medis, penelitian, pelaporan, penyusutan, pemusnahan, dan logistik. Setiap jenis pekerjaan tersebut terbagi menjadi beberapa langkah aktivitas yang memiliki potensi bahaya yang berasal dari: radiasi monitor, sekeliling kertas dan isi stapler yang tajam, debu; alat kerja dumbwaiter, stapler, gunting, dan Roll O’ Pack; kegiatan angkat-angkut, posisi kerja, lokasi kerja yang tinggi, cara dan lama bekerja; kegiatan berulang, komunikasi dengan pasien/ keluarga, serta dengan petugas/pihak lain, dan beban kerja yang tidak tentu; dari aliran listrik; dan bakteri/ virus dari berkas, maupun dari pasien sendiri saat kontak langsung. Upaya pengendalian risiko yang telah ditetapkan di ICM RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mengikuti hirarki pengendalian risiko, yaitu: substitusi, rekayasa teknik, administrasi, dan alat pelindung diri. Sedangkan upaya eliminasi yang disarankan sedang dalam proses, menunggu optimalisasi pemberlakuan Elektronik Medical Record. Telah diketahui berbagai potensi bahaya kerja pada ICM RSUP Dr Sardjito Yogyakarta hingga dapat diberlakukan pengendalian risiko sesuai hirarki pengendalian risiko.