Mami Hajaroh
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DIFUSI MODEL PERUMUSAN KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DI KAWASAN PESISIR WISATA Mami Hajaroh; Lusila Andriani Purwastuti; Rukiyati Rukiyati; Bambang Saptono
Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v4i2.27238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hasil difusi model dan mengukur kriteria model  sebagai inovasi. Penelitian ini adalah penelitian difusi, model perumusan kebijakan sekolah  ramah anak di tingkat satuan pendidikan. Penelitian ini menggunakan mixed qualitrative-quantitative method. Partisipan penelitian ini 10 Sekolah Dasar, total 53 orang.Data dikumpulkan melalui wawancara, kuisioner, dokumen, dan diskusi terfokus. Teknik analisis data statistic deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  model perumusan kebijakan sekolah ramah anak  memenuhi  kriteria  bagus  sebagai  inonasi  karena  sesuai  dengan  lima  kriteria  inovasi  yakni  keunggulan relatif  (relative advantage), kompatibilitas (compatibility),kerumitan  (complexity), kemampuan  diujicobakan (trialability), dan kemampuan diamati (observability). Hasil difusi juga menunjukkan bahwa sekolah mengadopsi model analisis perumusan kebijakan pendidikan sebagai inovasi. Model ini  efektif untuk diterapkan di  sekolah untuk menginterpretasi kebijakan dari tingkat makro dan meso ke dalam kebijakan mikro (satuan Pendidikan). Keefektifan tercapai karena adanya kolaborasi yang sinergis antara Tri Pusat Pendidikan (sekolah, masyarakat, dan keluarga) pada  tahap intepretasi kebijakan dan program, serta pada tahap pengorganisian dan aplikasi kebijakan  sekolah ramah anak.THE DIFFUSION OF CHILD-FRIENDLY SCHOOL POLICY FORMULATION MODELS AT THE EDUCATION UNIT LEVELThis study aimed to reveal the results of the diffusion models and measure the criteria of the models as an innovation. This study is diffusion research, a model for formulating child-friendly school policies at the education unit level. This study used a mixed qualitative-quantitative method. The participants of this study were 10 elementary schools, a total of 53 people. The data were collected through interviews, questionnaires, documents, and focused discussions. The data analysis techniques were descriptive statistics and qualitative analysis. The results show that the model for formulating child-friendly school policies met the good criteria as an innovation since it complied with five innovation criteria, namely relative advantage, compatibility, complexity, trialability, and observability. The results of the diffusion also show that schools adopt an analytical model of education policy as an innovation. This model is effective to be applied in schools to interpret policies from the macro and meso levels into micro policies (Education units). Effectiveness is achieved due to synergistic collaboration between the Three Education Centers (schools, communities, and families) at the policy and program interpretation stage, as well as at the stage of organizing and applying child-friendly school policies.
THE DIFFUSION OF VALUE EDUCATION MODEL IN EARLY CHILDHOOD THROUGH TRADITIONAL SONGS AND GAMES Mami Hajaroh; Rukiyati Rukiyati; Joko Pamungkas
Jurnal Kependidikan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.508 KB) | DOI: 10.21831/jk.v3i1.21385

Abstract

This study was aimed at diffusing the value education model through traditional songs and games for kindergarten teachers in Yogyakarta. This model is an early childhood learning innovation for value education. Diffusion research is a study to disseminate models to teachers; therefore the research subjects were kindergarten teachers. The subject of this study in Kindergarten Schools in DIY included 15 kindergarten schools in Bantul, Sleman, Kulonprogo, Bantul and Yogyakarta city regencies involving 32 teachers. The data were gathered using focus group discussions and questionnaires. The data then analyzed using mixed descriptive qualitative and quantitative methods. This study proves that the model of value education in early childhood through traditional songs and games has five characteristics as innovations which have the advantages of relative, compatibility, complexity, can be tested and can be observed. In addition, in the process of disseminating to the teacher through five stages of diffusion, namely: knowledge, persuasion, decision, implementation, and confirmation. Teachers also tend to use traditional songs and games to inculcate religious values which are the school's peculiarities.DIFUSI MODEL PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK USIA DINI MELALUI LAGU DAN PERMAINAN TRADISIONALPenelitian ini bertujuan untuk mendifusikan model pendidikan nilai melalui lagu dan permainan (dolanan) tradisional pada guru taman kanak-kanak ‘Aisyiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Model ini merupakan inovasi pembelajaran anak usia dini untuk pendidikan nilai. Penelitian difusi merupakan penelitian untuk menyebarluaskan model kepada para guru; oleh karena itu subyek penelitian adalah guru taman kanak-kanak. Subjek penelitian ini di Sekolah Taman Kanak-kanak di DIY meliputi 15 sekolah Taman-Kanak-kanak di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, Bantul dan Kota Yogyakarta melibatkan 32 orang guru. Pengumpulan data menggunakan focus group discussion dan kuisioner. Analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini membuktikan bahwa model pendidikan nilai pada anak usia dini melalui lagu dan dolanan memiliki lima karakterisik sebagai inovasi yakni memiliki keunggulan relative, kompatibilitas, kompleksitas, dapat diujicoba dan dapat diamati. Selain itu dalam proses penyebarluasan kepada guru melewati lima tahap difusi yakni: pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Guru juga cenderung menggunakan lagu dan permainan tradisional untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan yang merupakan kekhasan sekolah.