Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Tramel Net di Teluk Palabuhanratu Tasrif Kartawijaya; Ardani Ardani; Eddy Hamka; Didin Komarudin; Arinto Kuncoro Jati; Imanuel M Thenu; Suri Purnama Febri; Iwan Dirwana; Soraya Gigentika; Stylia Johannes; Kaharuddin Sholeh
Buletin PSP Vol. 19 No. 3 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.561 KB)

Abstract

Krisis perikanan telah muncul di dunia, terutama untuk sumberdaya perikanan pantai, menurunnya stok ikan merupakan tantangan bagi pengguna sumberdaya dan pengelola perikanan. Masalahnya adalah semakin tingginya permintaan akan produk perikanan sebagai sumber protein hewani dan intensitas penangkapan ikan yang tinggi, penting untuk mengetahui tentang tingkat keramahan lingkungan alat tangkap trammel net yang beroperasi di Teluk Palabuhanratu. Tujuan penelitian ini akan menjelaskan tentang komposisi tangkapan, selektivitas alat tangkap dan tingkat keramahan terhadap lingkungan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara experimental fishing. Analisis selektivitas hasil tangkapan dijelaskan melalui indeks keanekaragaman Shannon dan indeks dominansi Simpson. Analisis skoring digunakan untuk mengetahui tingkat keramahan alat tangkap terhadap lingkungan. Komposisi hasil tangkapan sasaran utama (32%) dan hasil tangkapan sampingan (68%). Indeks keanekaragaman jenis hasil tangkapan berkisar anatara 1,87-2,54 (indek keragaman tinggi; selektivitas alat tangkap rendah) dan indeks dominansi berkisar antar 0,09-0,20 (tidak terjadi dominasi spesies hasil tangkapan). Nilai total skoring berdasarkan kategori tingkat keramahan lingkungan adalah 25 termasuk dalam kategori alat tangkap kurang ramah terhadap lingkungan. Hasil tangkapan didominasi ikan berukuran kecil, jika kegiatan penangkapan berlangsung dalam jangka waktu yang lama tanpa ada mekanisme pengelolaan seperti sistem buka-tutup suatu wilayah pengelolaan atau pengaturan alat tangkap maka dapat dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelestarian sumberdaya ikan.
PERANGKAP “JUVELOB” SEBAGAI ALTERNATIF ALAT PENANGKAP JUVENIL LOBSTER Sulaeman Martasuganda; Iwan Dirwana; Zulkarnain Zulkarnain
Buletin PSP Vol. 20 No. 4 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di perairan Desa Sanggra Wayang Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat dengan target tangkapan juvenil lobster. Alat tangkap yang diujicobakan dalam penelitian ini berbentuk perangkap yang terbuat dari jaring waring (Polyamide) yang disebut dengan perangkap “juvelob” (juvenil lobster) dengan 7 rangkaian perangkap yang dipasang secara vertikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan alat tangkap dalam memperoleh juvenil lobster dan untuk menganalisis hasil tangkapan juvenil lobster berdasarkan perbedaan kedalaman alat tangkap dari permukaan air. Kegiatan operasi penangkapan telah dilakukan 22 trip sebagai ulangan dan diperoleh hasil tangkapan sebanyak 52 ekor juvenil lobster yang terdiri dari jenis lobster bambu hijau (Panulirus versicolor, Latreille 1804) berjumlah 6 ekor, lobster hijau pasir (Panulirus homarus, Linnaeus 1758) berjumlah 21 ekor, lobster mutiara (Panulirus ornatus, Fabricius 1798) (Holthuis, 1991) berjumlah 2 ekor dan juvenil lobster (transparan) 23 ekor.  Hasil tangkapan sampingan terdiri dari 263 ekor udang rebon , 27 ekor anak kepiting, 4 ekor ikan kepe-kepe, 9 ekor ikan beloso, 13 ekor  ikan blodok, 27 ekor benih udang ronggeng, 3 ekor benih belut laut, 5 ekor juvenil buntal, 2 ekor ikan blue angle fish, 34  ekor  udang putih merah, 62 ekor ikan monster dan 16 ekor udang hijau. Semua hasil tangkapan juvenil lobster ditampung dalam kotak penampungan fiber glass dalam keadaan hidup. Berdasarkan hasilpenelitian menunjukkan bahwa juvenil lobster dapat ditangkap dengan alat tangkap perangkap juvelob yang terbuat dari waring dan perbedaan pelakuan dari kedalaman perangkap terhadap hasil tangkapan berbeda nyata. Hasil penelitian ini menjanjikan untuk dapat mendukung pengembangan budidaya pembesaran lobster melalui perolehan benih lobster dari alam. Kata kunci: perangkap juvelob, juvenil lobster
PENGARUH PERBEDAAN ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN JUVENIL LOBSTER DENGAN KORANG DI DESA SANGRAWAYAN, PALABUHANRATU (The Effect of Different Attractor Against Catch of Juvenile Lobster By Korang in Sangrawayan Village, Palabuhanratu) Harits Adli Tegar Nevada; Sulaeman Martasuganda; Nimmi Zulbainarni; Iwan Dirwana
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 3 No. 2 (2012): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.092 KB) | DOI: 10.29244/jmf.3.2.129-133

Abstract

ABSTRACTThis research has been done in Palabuhanratu bay, Indonesia. Juvenile lobster (Panulirus sp.) is the main target fish in this research. This research was used Fish Aggregating Devices with two different types of attractor. This research was aimed to known differences in the effectiveness of attractor that had been calculated used on Mann-Whitney Methode. Attractor which used for comparison were seaweed and palm leaf as a test and a seaweed as a control. Korang was a tool that used to gotten a data and put a attractor. The result of comparition show that a total of catches with seaweed and palm leaf more than seaweed. From the result concluded that seaweed and palm leaf more effective than seaweed.Key words: effectiveness of attractor, juvenile lobster, fish aggregating devices, korang-------ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di perairan Teluk Palabuhanratu, Indonesia dengan target utama tangkapan juvenil lobster (Panulirus sp.). Penelitian ini menggunakan rumpon dengan 2 jenis atraktor yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas atraktor yang dihitung menggunakan Mann-Whitney. Atraktor yang digunakan untuk perbandingan adalah rumput laut dan daun kelapa sebagai percobaan dengan rumput laut sebagai kontrol. Korang merupakan alat yang digunakan unuk pengambilan data sekaligus tempat meletakkan atraktor. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan pada atraktor rumput laut dan daun kelapa lebih banyak dibandingkan dengan rumput laut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa atraktor rumput laut dan daun kelapa lebih efektif dibandingkan dengan rumput laut.Kata kunci: efektivitas atraktor, juvenil lobster, rumpon, korang