Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGGI BADAN ANAK DITINJAU DARI SEGIFAKTOR GENETIK DAN LINGKUNGAN(Studi Antropologi Ragawi Pada Suku Batak Toba) Jon Piter Sinaga
MEDIKORA Vol. IV No.2, Oktober 2008
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4819

Abstract

Perbedaan tinggi badan dipengaruhi sifat sifat genetik dan perkembangannya dipengaruhifaktor lingkungannya. Penelitian ini menjelaskaninteraksi faktor genetik dan lingkungan melaluiperbandingan genetis tinggi badan kedua orangtua anak dan analisis lingkungan sosial-ekonomi,anak yang tinggal di daerah pedesaan dan daerahperkotaan.Populasi penelitian anak dan orang tua yangtinggal di daerah pedesaan meliputi DesaAdiankoting, Desa Banuarea, Desa Horisan yangterletak di Kabupaten Tapanuli Utara dan anakyang tinggal di daerah perkotaan meliputiKampung Kristen dan Martoba yang terletak diKotamadya Pematang Siantar, kedua daerahpenelitian tersebut di wilayah Provinsi SumateraUtara. Sifat-sifat genetis tinggi badan ditentukanmelalui sifat heritabilitas (h^) dan polimorfismegenetis (Pg) serta pengaruh lingkungannyaditunjukkan melalui derajat (kekuatan)ekosensitivitas. Sampel penelitian terdiri dari 200anak yang belajar di Sekolah Dasar (SD) berusiaantara usia 8-10 tahun dan masih memilikikedua orang tua kandung berusia 45 tahun,100 anak dari pedesaan dan 100 anak dariperkotaan. Dari 100 anak di pedesaan, terdiri darigrup anak laki-laki 47 orang dengan orangtuanya dan 53 anak perempuan dengan orangtuanya, di daerah perkotaan 100 anak, terdiridari grup anak laki-laki 46 orang dengan orangtuanya dan 54 anak perempuan dengan orangtuanya. Tinggi badan anak dan kedua orangtuanya diukur dengan antropometer dan untukmengeleminasi perbedaan usia, jenis kelamin dandata antropmetri ditetapkan dengan Z-skor padatiap-tiap grup. Lingkungan sosial-ekonomidiperoleh melalui teknik wawancara langsung,hasilnya ditetapkan melalui besarnya derajatekosensitivitas lingkungan dari Status Sosial-Ekonomi (SSE) dari Pelayanan Kesehatan Anak(PKA), Pola Makan Anak (PMA), dan Aktifitas FisikAnak (AFA). Penelitian berlangsung selama 4bulan, dilakukan disekolah anak-anak dandengan mealukan kunjungan ke rumah-rumahorang tua anak. Data antropometri dan kuesionerdianalisis dengan menggunakan uji regressilinear, uji analisis j a l u r guna mengetahui korelasidan uji diskriminan dengan tingkat signifikansi p 0,05.
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PELAYANAN PRIMA TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUMBUL KABUPATEN DAIRI TAHUN 2018 Diana Sinulingga; Elmina Tampubolon; Jon Piter Sinaga
Jurnal Penelitian Kesmasy Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Kesmasy
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Delitua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36656/jpksy.v1i1.772

Abstract

ABSTRACT The development of health services, especially in health community centers was made health care quality in health community centers was easily overlooked. This study aims to analyze the relationship between patient satisfaction based on responsiveness, assurance, reliability, empathy and tangiable variables with the quality of service in the Sumbul health center in Dairi district. The study population was 69 respondents. The method used in this study is cross sectional, using analytical survey methods, and using a questionnaire for data collection. Data were analyzed by chi square test. Data using univariate and bivariate analysis. The results showed that there was a significant relationship between perceived reliability (p=0,000), responsiveness (p=0,000), assurance (p=0,000), empathy (p=0,000), and tangiable (p=0,000). So it can be concluded that there is a relationship between the variable responsiveness, assurance, reliability, empathy and tangiability with patient satisfaction Sumbul community health center Dairi district in 2018.
HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN WAJIB MENCUCI TANGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PEGAWAI PADA MASA PANDEMI DI KELURAHAN SEI KERA HILIR II MEDAN Jon Piter Sinaga; Sri Sudewi Sitio; Yunita Syahputri Damanik
Jurnal Penelitian Kesmasy Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Kesmasy
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Delitua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36656/jpksy.v4i1.777

Abstract

Hands are one of the media where the entry of germs. One of the diseases that can be transmitted through hands is Covid-19. Minimizing the risk of disease transmission can be done by improving personal hygiene by washing hands, especially during this pandemic. This study is to analyze the relationship between the application of the mandatory hand washing area and the personal hygiene behavior of employees during the pandemic in Sei Kera Hilir II Village, Medan in 2021. This type of research is analytic with a cross sectional approach which is carried out by collecting data through questionnaires. Sampling with the Total Sampling technique as many as 25 respondents. Data processing with chi square test. Statistical tests show that of the 25 respondents in Sei Kera Hilir II Medan, there are 16 respondents (64%) who have good knowledge about the importance of implementing mandatory hand washing areas, 7 respondents (28%) who have sufficient knowledge about the importance of implementing mandatory hand washing areas and 2 respondents (8%) who have less knowledge about the importance of implementing mandatory hand washing areas. There are 9 respondents (36%) who have good personal hygiene behavior, there are 14 respondents (56%) who have sufficient personal hygiene behavior and there are 2 respondents (8%) who have poor personal hygiene behavior. From the results of the statistical test, the p value = 0.005 or <0.05. So from these results, H0 is rejected and Ha is accepted. This shows that there is a relationship between the knowledge variable about the application of the mandatory hand washing area and the personal hygiene behavior of employees in Sei Kera Hilir II Village in 2021. There is a significant relationship between the application of the mandatory hand washing area and personal hygiene behavior.