Alfiandra Alfiandra
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi model controversial issue dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Alfiandra Alfiandra; Sani Safitri; Puspa Dianti
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 1 (2018): Pembelajaran, Hukum dan Politik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.585 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i1.17281

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan efektifitas model pembelajaran controversial issue dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Sriwijaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebanyak tiga siklus dimana setiap siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran controversial issue dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Peningkatan kemampuan berfikir kritis tersebut terlihat pada keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, mendefinisikan masalah, mengeksplorasi masalah, mengevaluasi dan mengintegrasikan berbagai macam solusi menjadi suatu jawaban yang komprehensif terhadap suatu permasalahan.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------This article tries to reveal the effectiveness of controversial issue based teaching model to increase students’ critical thinking skills at Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Sriwijaya. It was a classroom action research with three cycles, each of which consists of planing, observation, evaluation and reflection. The results reveal that the implementation of controversial issue based teaching model can increase students’ critical thinking skills in Citizenship Education Program. This increasing of critical thinking skills was indicated by the skills to identify problem, to define problem, to explore problem, to evaluate, and to integrate any kinds of solutions in order to comprehend the problem.
Pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan multikultural Umi Chotimah; Alfiandra Alfiandra; Emil El Faisal; Sulkipani Sulkipani; Camelia Camelia; Iqbal Arpannudin
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 1 (2018): Pembelajaran, Hukum dan Politik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.32 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i1.17288

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam memperkuat integrasi nasional melalui pendidikan multikultural. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam adat pernikahan kelima suku tersebut secara umum terdiri dari nilai ketuhanan, persatuan, dan kerakyatan yang tercermin dalam prosesi sebelum pernikahan, saat pernikahan, dan setelah pernikahan. Dengan demikian, nilai-nilai kearifan lokal masyarakat tersebut pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang secara umum terdapat di setiap daerah yang dapat memperkuat integrasi nasional.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------This article was aimed at identifying and integrating local wisdom values fostering national integration through multicultural education. It was a qualitative research with case study as its method. Local wisdom values embedded in the all of five tribes’ marriage are the believe in God, Humanity, unity, and democracy. In other words, these local wisdom are in common among society members and can enhance national integration.