Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengukuran Dasar Telaga menggunakan Alat Perum Gema Untuk Menghasilkan Peta Batimetri di Telaga Winong Yogyakarta Erik Febriarta; Septian Vienastra; Agus Suyanto; Ajeng Larasati
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 1 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.985 KB) | DOI: 10.21831/gm.v18i1.31117

Abstract

Lake Winong is one lake that is not dried on dry season. This lake is located in the Village Kepek, District Saptosari, Gunung Kidul Regency, Special Region Province Yogyakarta. This study was designed to determine the depth or bottom topography of Lake Winong to produce bathymetry maps. Firstly, a survey was conducted to measure the depth with an echosounder instrument. Principally, an echosounder records the time interval required by the emitted sound wave to propagate to the bottom and return, from which the distance or depth (m) can be computed. Secondly, the depth data were interpolated by initially cross-validating the smallest Root Mean Squared Errors (RMSE) of the Inverse Distance Weighting (IDW), kriging, and natural neighbor methods. Each was run with the power values (weight factors) of 0.5, 1, 2, and 3. The results showed that kriging interpolation with a power value of 3 yielded the smallest RMSE, namely 0.005, and the lake observed was -0.2 to -1.8 m deep, with the deepest location found in the middle of the lake.
Pemetaan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan Dan Air Bersih Di Kota Pekalongan Erik Febriarta; Roza Oktama
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.2.283-289

Abstract

Identifikasi spaisal sumber daya alam merupakan salah satu pendekatan untuk mengetahui kapasitas sumber daya terhadap perubahan lahan laju pertumbuhan di suatu wilayah. Kota Pekalongan merupakan kota yang berada di pesisir utara Pulau Jawa yang mempunyai isu lingkungan berkurangnya ruang sumber daya lahan dikarenakan aktivitas pertumbuhan permukiman dan lahan terbangun. Selain itu mempunyai isu lingkungan menurunnya ketersediaan air. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di Kota pekalongan dari sektor penyedia yaitu ketahanan pangan dan air bersih. Daya dukung dan daya tampung dengan berbasis jasa ekosistem mempunyai karakteristik yang lebih mencerminkan kondisi lingkungan dengan pendekatan ekoregion, yaitu pendekatan geomorfologi lingkungan dan kondisi eksisting dari penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan kelas daya dukung hidup penyedia pangan di Kota Pekalongan secara umum rendah 47,11%, sedangkan kelas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk air bersih secara umum adalah sedang 74,22%.
Identifikasi Keterdapatan Airtanah Dengan Electromagnetic Very Low Frequency (EM-VLF) di Non Cekungan Airtanah Kecamatan Ungaran Timur Erik Febriarta; Setyawan Purnama
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.3.2.2020.52-62

Abstract

Airtanah merupakan seluruh air yang berada di bawah permukaan tanah yang berada pada zona jenuh air. Keterdapatan airtanah dapat ketahui keberadaannya dengan metode geofisika. Metode geofiska berdasarkan elektromagnetik memiliki keunggulan untuk merambatkan gelombang pantul relatif lebih dalam dibanding metode geofiska yang lain. Hal tersebut dikarenakan oleh sifat geolmbang dengan rentang 0,2-30 kHz atau sepanjang hingga 20 km, jika dipancarkan (induksi) ke dalam tanah, sehingga mendapatkan sensitivitas terhadap setiap material lapisan batuan lebih dalam dengan satuan pengukuran nilai konduktivitas. Berdasarkan keunggulan tersebut induksi yang dalam, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterdapatan airtanah di daerah non Cekungan Airtanah (Non CAT) dengan keberadaan airtanah yang relatif dalam, dengan metode Electromagnetic Very Low Frequency (EM-VLF). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 35 titik pengukuran tidak ditemukan airtanah. Kedalaman airtanah rata-rata berada pada kedalaman 10 m dengan potensi debit rata-rata 1 m3/jam (0,27 liter/detik) pada Non CAT bagian utara, dengan penyusun litologi akuifer batupasir perselingan lempung. Kedalaman rata-rata pada Non CAT bagian selatan adalah 25 m dengan potensi debit rata-rata 3 m3/jam (0,83 liter/detik). Litologi akuifer bagian selatan tersusun atas batuanbeku perselingan pasiran. Secara keseluruhan nilai tersebut masuk kedalam kelas debit kecil (< 0,55 l/detik) dengan akuifer bersifat lokal.
Penentuan Zona Kerentanan Airtanah Metode Simple Vertical Vulnerability Di Pulau Yeben erik febriarta; Septian Vienastra
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Swarnabhumi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v5i2.4431

Abstract

Potensi airtanah di Kepulauan Raja Ampat sebagai tempat destinasi wisata sangat terbatas, hal tersebut disebabkan imbuhan airtanah yang terbatas dan tingginya pemanfaatan airtanah. Pemanfaatan airtanah secara berlebihan mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas airtanah. Penurunan kualitas airtanah dapat menyebakan mengingkatnya kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Kerentanan airtanah dapat diketahui secara intrinsik, dengan mempertimbangkan sifat fisik batuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kerentanan airtanah terhadap pencemaran pada akuifer dangkal dengan penilaian kerentanan secara intrinsik atau fisat fisik batuan (geologi). Untuk memperoleh hasil tersbut metode yang digunakan adalah penilaian kerentanan dengan metode Simple Vertical Vulnerability (SVV). Metode ini menggunakan parameter efektifitas batuan secara sederhana atau dapat digunakan pada kondisi pada daerah yang tidak banyak informasi kondisi hidrogeologi dan penerapan pada akuifer dangkal < 30m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona kerawanan airtanah sangat tinggi (58,5%) didapatkan pada morfologi dataran pantai, kerentanan tinggi (23,9%) berada pada peralihan morfologi dataran pantai hingga ke perbukitan dan kerentanan sedang (17,5%) pada morfologi perbukitan. Zona aman untuk pemanfaatan airtanah terdapat pada zona kerentanan intrinsik tinggi dengan perlakuan pemompaan tidak lebih dari penurunan 0,8 m. Pemompaan berlebihan dapat mengakibatkan intrusi airlaut