Luh Komang Ayu Manuasri
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA I Nyoman Norken; I Nyoman Yudha Astana; Luh Komang Ayu Manuasri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2 Juli 2012
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.076 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pada proyek kon-struksi secara komprehensif dengan brainstroming, wawancara dan dengan meng-gunakan kuisioner yang diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dan berkompe-ten dalam proyek konstruksi. Penilaian risiko dilakukan untuk mengetahui risiko dominan yang dikendalikan melalui tindakan mitigasi. Analisis kualitatif diguna-kan dalam studi ini. Hasil penelitian menunjukkan, dari 71 risiko yang teridentifi-kasi terdapat 5 risiko tidak dapat diterima dan 43 risiko tidak diharapkan, 18 risiko yang dapat diterima dan 5 risiko dapat diabaikan. Lima (5) risiko yang tidak dapat diterima yaitu adanya muatan politis dalam penentuan skala prioritas proyek, keru-sakan fasilitas karena kurangnya kesadaran dan rasa memiliki pengguna dalam me-melihara fasilitas, progres pekerjaan yang terlambat karena manajemen keuangan kontraktor yang kurang professional, kontraktor mengabaikan instruksi direksi dan cacat, retak dan kerusakan fasilitas sebelum serah terima akhir. Prioritas tidakan mitigasi yang dilakukan dalam penanganan risiko pada proyek konstruksi yaitu me-netapkan prioritas proyek sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah, Renstra dan Musrenbang, melakukan koordinasi yang kontinyu antar instansi ter-kait, meningkatkan profesionalisme pemerintah, konsultan perencana dan kontrak-tor dalam penanganan proyek konstruksi dan menanamkan kesadaran dan rasa me-miliki pada masyarakat untuk ikut serta menjaga/memelihara fasilitas umum. Alo-kasi risiko terbesar ditanggung oleh kontraktor, selanjutnya oleh pemerintah dan terakhir oleh konsultan perencana.