Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PRIORITAS PENANGANAN JALAN KABUPATEN Astana, I Nyoman Yudha
TEKNO Vol 11, No 59 (2013): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan Kabupaten merupakan prasarana transportasi yang penting dalam pertumbuhan pembangunan sosial dan ekonomi. Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bali, terdiri atas 4 (empat) kecamatan dan memiliki panjang jalan kabupaten 73.823 Km dan terbagi dalam 369 ruas jalan. Dengan keterbatasan dana, sulit menentukan prioritas penanganannya. Penentuan skala prioritas dengan bantuan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor yaitu : kondisi jalan, volume lalu lintas, manfaat ekonomi, kebijakan dan aspek tata guna lahan. Penentuan urutan/skala prioritas penanganan jalan dengan metode AHP diperoleh tingkat kepentingan dengan bobot masing-masing kriteria dengan urutnya yaitu : kondisi jalan (23,9%), volume lalu lintas (22,9%), ekonomi (22,8%), tata guna lahan (15,3%) dan kebijakan (15,1%). Metode AHP disarankan untuk digunakan untuk prioritas penanganan jalan, karena beberapa aspek dan kriteria dapat dikombinasikan sehingga urutan prioritas dapat menggambarkan kebutuhan masyarakat dengan baik.Kata kunci : Jalan kabupaten, prioritas penanganan, metode AHP
KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI BALI Ida Ayu Rai Widhiawati; Yudha Astana; Ni Luh Ayu Indrayani
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 1, Januari 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.675 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2019.v23.i01.p07

Abstract

Kegiatan pada proyek konstruksi akan menimbulkan limbah, baik itu berupa limbah padat, cair, ataupun gas. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya limbah konstruksi. Apabila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, maka akan mengganggu kegiatan pada proyek konstruksi itu sendiri serta lingkungan di sekitar proyek. Berdasarkan masalah tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya limbah konstruksi di suatu proyek serta bagaimana pengelolaannya yang dilakukan pada proyek konstruksi di Bali. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pelaksana proyek yang sedang atau pernah menangani proyek konstruksi di Bali periode 2014–2018. Data hasil penyebaran kuesioner kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan Analisis Faktor untuk mencari faktor penyebab timbulnya limbah konstruksi dengan bantuan program SPSS dan metode Penilaian/Skoring untuk mengetahui kegiatan pengelolaannya. Dari hasil analisis didapatkan faktor dominan yang menyebabkan timbulnya limbah konstruksi yaitu faktor: pengetahuan dan keterampilan yang kurang, penanganan material yang buruk, kualitas material yang kurang baik, metode kerja yang tidak sesuai. Untuk kegiatan pengelolaan limbah konstruksi yang paling banyak dilakukan di proyek yang ada di Bali termasuk dalam kategori reduksi adalah: melakukan pengawasan secara ketat dan berkala kepada pekerja untuk meminimalkan terjadinya kesalahan, memiliki prosedur penanganan material dan prosedur penyimpanan material yang jelas, penggunaan komponen modular untuk desain yang memungkinkan, penyimpanan material yang terhindar dari gangguan cuaca dan mudah dijangkau, mengestimasi material yang diperlukan dengan teliti dan cermat sehingga menghindari over estimate.
ANALISIS KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGELOLAAN RISIKO PADA PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. I Nyoman Yudha Astana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2 Juli 2011
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.674 KB)

Abstract

In a construction project, a risk usually occurs during project planning, preparation, implementation and completion. Human resources as a part of a project risk management should have a proactive response to risks, whether it is the accuracy of perception or the methods used in responding to the risks. The human resources qualifications must be considered because it is related to the personnel who will manage a risk in a project. One important factor in the success of a project is the quality and competence of the personnel. It is necessary therefore, to evaluate the human resources qualification and factors contributing to the succesfully risk management in a construction project. Data were obtained from the project reports of PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. They were analysed using Likert’s scale and statistical multiple linier regression. The software used was SPSS version 15. Based on the study results, the most influential qualification of risk management are education, working experiences in three projects risk management, working periods more than 6 years, and training experience at risk management.
MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA I Nyoman Norken; I Nyoman Yudha Astana; Luh Komang Ayu Manuasri
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2 Juli 2012
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.076 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pada proyek kon-struksi secara komprehensif dengan brainstroming, wawancara dan dengan meng-gunakan kuisioner yang diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dan berkompe-ten dalam proyek konstruksi. Penilaian risiko dilakukan untuk mengetahui risiko dominan yang dikendalikan melalui tindakan mitigasi. Analisis kualitatif diguna-kan dalam studi ini. Hasil penelitian menunjukkan, dari 71 risiko yang teridentifi-kasi terdapat 5 risiko tidak dapat diterima dan 43 risiko tidak diharapkan, 18 risiko yang dapat diterima dan 5 risiko dapat diabaikan. Lima (5) risiko yang tidak dapat diterima yaitu adanya muatan politis dalam penentuan skala prioritas proyek, keru-sakan fasilitas karena kurangnya kesadaran dan rasa memiliki pengguna dalam me-melihara fasilitas, progres pekerjaan yang terlambat karena manajemen keuangan kontraktor yang kurang professional, kontraktor mengabaikan instruksi direksi dan cacat, retak dan kerusakan fasilitas sebelum serah terima akhir. Prioritas tidakan mitigasi yang dilakukan dalam penanganan risiko pada proyek konstruksi yaitu me-netapkan prioritas proyek sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah, Renstra dan Musrenbang, melakukan koordinasi yang kontinyu antar instansi ter-kait, meningkatkan profesionalisme pemerintah, konsultan perencana dan kontrak-tor dalam penanganan proyek konstruksi dan menanamkan kesadaran dan rasa me-miliki pada masyarakat untuk ikut serta menjaga/memelihara fasilitas umum. Alo-kasi risiko terbesar ditanggung oleh kontraktor, selanjutnya oleh pemerintah dan terakhir oleh konsultan perencana.
PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERDASARKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) I Nyoman Yudha Astana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 2 Juli 2007
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.758 KB)

Abstract

Supply is goods or materials to fulfill specific purposes, i.e. to supply a production process of a product. The supply influences an operational cost. If supply management is not good, it will reduce the company’s profit. Many companies have a problem on their supply, they some times oversupply or even undersupply. These conditions will increase the production cost. Therefore, the supply management is needed to analyze and to find out an optimum inventory level. The requirement plan of the material is provided by MRP method which first estimates the total request for production in the future. The Moving Average with Linear trend and of Single Exponential Smoothing with Linear of Trend is applied for the demand forecasting. This method applied at PT. Torsina Redikon, using Lot For Lot (LFL), Fixed Period Requirement (FPR), and Fixed Order of Quantity (FOQ). The smallest expense found from Lot For Lot (LFL) that is Rp 9.652.434.320,00. Keywords: inventory planning, MRP Methods.
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD SANJIWANI GIANYAR DI MASA PANDEMI COVID-19 Aditya Permana Putra; Anak Agung Gde Agung Yana; I Nyoman Yudha Astana
JURNAL SPEKTRAN Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2021.v09.i01.p03

Abstract

Dalam pembangunan proyek konstruksi, biaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberlangsungan proyek. Pada studi kasus proyek pembangunan RSUD Sanjiwani Gianyar terdapat permasalahan bahwa terjadinya perubahan desain awal pada ruang isolasi terkait protokol COVID-19 yang menyebabkan kurangnya anggaran biaya rencana awal, sehingga perlu dilakukan penghematan biaya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan penghematan biaya yaitu metode Value Engineering (VE). VE adalah suatu metode pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengefisienkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis item-item pekerjaan yang berpotensi dihemat, menganalisis alternatif terbaik pengganti desain awal, dan menghitung besar penghematan biaya setelah dilakukan penerapan VE tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis VE dilakukan dalam enam tahapan yaitu: tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatif, tahap evaluasi, tahap pengembangan, dan tahap presentasi. Hasil analisis VE menunjukkan bahwa penghematan dapat dilakukan pada pekerjaan struktur beton dengan mengganti balok dan pelat konvensional menjadi balok precast dan pelat metal deck yang menghasilkan penghematan sebesar Rp1.046.477.531,18 atau 4,47%, pada pekerjaan penutup lantai digunakan alternatif lantai keramik sebagai pengganti lantai granite tile didapat penghematan sebesar Rp1.058.532.387,51 atau 34,64%, dan pada pekerjaan kusen, pintu, jendela digunakan alternatif daun pintu aluminium sebagai pengganti daun pintu plywood lapis HPL yang menghasilkan penghematan sebesar Rp117.598.489,53 atau 4,41%. Total penghematan biaya setelah dilakukan analisis VE adalah sebesar Rp2.043.035.163,40 atau 1,50% dari anggaran biaya awal.
PERANAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, INFRASTRUKTUR DAN PENGAWASAN DALAM IMPLEMENTASI SISTEM e-PROCUREMENT DI KOTA KUPANG Anak Agung Gde Agung Yana; I Nyoman Yudha Astana; Margaretha Yuneta
JURNAL SPEKTRAN Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2022.v10.i01.p01

Abstract

E-Procurement merupakan proses pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang pemanfaatannya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Implementasi berawal dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010. 80 persen tingkat kasus korupsi kolusi dan nepotisme berasal pengadaan barang dan jasa sehingga implementasi atau pengaplikasian e-Procurement di Kota Kupang digambarkan dengan tidak efisien dan transparan. Pola pikir, etika pegawai dan aktivitas pegawai untuk melakukan kejahatan yang tidak terdeteksi oleh sistem, adanya beberapa pihak yang mampu membobol sistem dan beberapa kasus pengawasan yang hanya dilakukan secara internal. Kasus-kasus ini yang menjadikan faktor kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur dan pengawasan resisten dalam implementasi e-Procurement di Kota Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh faktor kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur dan pengawasan dalam implementasi sistem e-Procurement dan memberikan rekomendasi strategi dalam meningkatkan implementasi sistem e-Procurement di Kota Kupang. Jenis penelitian adalah penelitian mix methods. Penentuan sampel yaitu metode nonprobability sampling, dengan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampel penelitian adalah pegawai Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kota Kupang dengan jumlah 33 responden. Metode survei melalui pengisian kuesioner dan wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan. Alat analisis yang digunakan adalah Smart Partial Least Square 3.2. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa faktor kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur dan pengawasan berpengaruh terhadap implementasi sistem e-Procurement Kota Kupang. Dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur dan pengawasan akan meningkatkan kesuksesan implementasi sistem e-Procurement. Setelah membuktikan pengaruh secara empiris maka diberikan rekomendasi strategi dengan merangkum dari hasil wawancara dan brainstorming. Beberapa rekomendasi strategi dalam meningkatkan implementasi sistem e-Procurement yakni penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, server bantuan melalui Dinas Kominfo, memperbaiki jaringan data atau internet dan sosialisasi untuk mengajak masyarakat memonitoring, meningkatkan transparansi dalam evaluasi dengan memberi saran untuk menambah menu evaluasi pada website Lembaga Pengadaan Secara Elektronik, melaksanakan e-audit dan juga membuat regulasi atau peraturan tentang pelaksanaan e-audit untuk proses pengadaan barang/jasa. Utilization of information and communication technology to carry out the procurement of goods/services is called e-Procurement. Implementation began with the Presidential Regulation Number 54 of 2010. 80 percent of the level of corruption, collusion and nepotism stemming from the procurement of goods and services, so that the implementation of e-Procurement in Kupang City is categorized as inefficient and transparent. The mindset, employees and activities of employees to commit crimes that are not detected by the system, there are several parties who are able to break into the system and there are several cases of supervision that are only carried out internally. These cases are the factors of human resource competence, infrastructure and resistance monitoring in the implementation of e-Procurement in Kupang City. This study aims to obtain empirical evidence of the influence of competency factors of human resources, infrastructure and supervision in the implementation of the e-Procurement system and provide strategic recommendations in improving the implementation of the e-Procurement system in Kupang City. This type of research is a mixed methods research. sample determination is non-probability sampling method, with the sampling method used is saturated sampling. The research sample is the employees of the Procurement Section of the Regional Secretariat of Kupang City with a total of 33 respondents. The survey method through filling out questionnaires and interviews is a data collection technique used. The data analysis technique used is Smart Partial Least Square 3.2. The results in this study indicate that the competence of human resources, infrastructure and supervision has an effect on the implementation of the e-Procurement system in Kupang City. By improving the competence of human resources, infrastructure and supervision will increase the success of the implementation of the e-Procurement system. After determining the effect empirically, a strategy recommendation is given by summarizing the results of interviews and brainstorming. Some strategic recommendations in improving the implementation of the e-Procurement system are the provision of education and training, improving the internet network and server assistance through the Information and Communications Service, outreach to invite the public to monitor, improve evaluation in evaluation by providing suggestions for adding an evaluation menu to the Procurement Institution's website. In general, Electronic, carrying out e-audits and also making regulations or regulations regarding the implementation of e-audits for the process of procuring goods/services.
ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN IMB MELALUI APLIKASI SIMBG DI KOTA DENPASAR I Putu Rizky Adhi Darma; I Nyoman Yudha Astana; A.A Diah Parami Dewi
JURNAL SPEKTRAN Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2022.v10.i01.p06

Abstract

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah salah satu prosedur perijinan yang harus dipenuhi dalam suatu kegiatan penataan sekaligus pengendalian ruang. Direktorat Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG). Dalam pelaksanaannya di lapangan masih ditemukan permasalahan. Kepuasan masyarakat terhadap Sistem SIMBG dapat diukur dari yang terdiri dari dimensi kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan dan kebermanfaatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan dan kebermanfaatan masyarakat (perceived usefulness) terhadap kepuasan pemohon. Indikator terlemah dari setiap dimensi tersebut mengindikasikan perlunya perbaikan untuk meningkatkan implementasi sistem SIMBG. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang menggunakan data terukur, dan menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang disebarkan ke pemohon IMB. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode SEM (Struktural Equation Modeling) dengan bantuan software aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini adalah Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pemohon dengan nilai t statistik > nilai t tabel (1,96) dan kebermanfaatan masyarakat mampu memediasi hubungan antara kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan dengan kepuasan pemohon. The Building Permit (IMB) is one of the licensing procedures that must be met in an activity as well as spatial control. The Directorate of Building Arrangements, Directorate General of Human Settlements, Ministry of PUPR has developed a Building Management Information System (SIMBG). In its implementation in the field, the problems were still found. Community satisfaction with the SIMBG system can be measured from the dimensions of system quality, information quality, service quality and perceived usefulness. The purpose of this study is to determine the relationship between system quality, information quality, service quality and perceived usefulness to applicant satisfaction. The weakest indicator of each of these dimensions indicates the need for improvement to improve the implementation of the SIMBG system. This research was a research with a quantitative approach, namely research that uses measured data, and produces conclusions that can be generalized. This research was carried out using a survey method using a questionnaire distributed to IMB applicants. Data processing and analysis used the SEM (Structural Equation Modeling) method with the help of SmartPLS application software. The results of this study were system quality, information quality and service quality have a positive and significant effect on applicant satisfaction with a statistical t value > t table value (1.96) and perceived usefulness were able to mediate the relationship between system quality, information quality and quality. service to the satisfaction of the applicant.
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KARANGASEM I Nyoman Yudha Astana; Gusti Ayu Putu Candra Dharmayanti; Ni Ketut Sumarni
JURNAL SPEKTRAN Vol 8 No 2 (2020): VOL. 8 NO. 2, JULI 2020
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hasil monitoring dan evaluasi proyek infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum dan Penatan Ruang Kabupaten Karangasem dengan dana pusat yang terikat aturan dan waktu tidak dapat mencapai progres sesuai ketentuan sehingga syarat untuk dapat dibayarkan tidak dapat dilaksanakan dan menjadi beban hutang pemerintah daerah. Perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja pengelolaan proyek untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan keterlambatan, menjaga mutu proyek konstruksi dan merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja pengelolaan proyek konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karangasem. Metode pengumpulan data mencakup metode survey, wawancara dan FGD dengan pengumpulan data tahap pertama diperoleh melalui kuesioner indikator kinerja pengelolaan dengan sampel data diambil secara purposive sampling mencakup para PPK, PPTK, Pengawas lapangan, konsultan perencana dan pengawas. Perumusan strategi dilakukan melalui Focus Group Discussion dan in-depth interview untuk menunjang analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kendala yang mempengaruhi kinerja pengelolaan proyek meliputi perubahan aturan, terbatasnya kemampuan tim teknis dalam pengendalian proyek, kurangnya koordinasi dan pemahaman terhadap aturan pelaksanaan yang terikat aturan dan waktu serta terbatasnya jumlah SDM teknis dengan kualifikasi memadai untuk pengelolaan proyek. Hasil analisis SWOT diperoleh pencapaian peningkatan kinerja berada pada Kuadran I yang artinya organisasi memiliki situasi yang sangat menguntungkan dengan potensi kekuatan pengelolaan dan memanfaatkan peluang untuk mendukung pencapaian kinerja yang lebih baik. Berdasarkan matrik SWOT diperoleh strategi berdasarkan peta kekuatan yaitu organisasi memfasilitasi pengoperasian sistem informasi data monitoring ke-PU-an sebagai alat pengendali dan mengontrol kegiatan pengelolaan dari proses perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMASARAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DI DENPASAR I Nyoman Yudha Astana; A. A. Gde Agung Yana; Nyoman Edi Dharma Dipta Setiawan
JURNAL SPEKTRAN Vol 7 No 2 (2019): Vol. 7 No. 2, JULI 2019
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.647 KB)

Abstract

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE MARKETING OF LIGHT STEEL ROOF TRUSS IN DENPASARABSTRACTAs the need for residence in Denpasar continues to increase, the demand for building materials, especially lightweight steel roof truss also increases. This leads to a tight competition among lightweight steel sellers. This study aimed at investigating factors that influence lightweight steel roof truss marketing in Denpasar and strategies that can be done by business people in facing such competition. This research used Factor Analysis and SWOT Analysis as a research approach. Questionnaires and interviews are used to assist the method of data colection. In Factor Analysis, selected respondents were the parties who understood the marketing strategy of lightweight steel roof truss in Denpasar. The SWOT Analysis was done on Company X, which sold lightweight steel roof truss in Denpasar. The respondents of the SWOT Analysis were two persons from internal company. Based on the results of Factor Analysis, three main factors was formed, namely product popularity, service quality and product attractiveness. Meanwhile, through SWOT Analysis, it was found that the company position is in quadrant I, so it supported the SO (Strength-Opportunity) strategy. This strategy maximized strength and utilized opportunities. It involved building new branches, increasing the quantity and variety of products, maintaining service and product quality, providing products that always follow the development of consumer tastes, efficiency of the company's operational costs, increasing the quantity of purchases of products to be traded and buying goods directly from the producers.