Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Teknik Pendinginan dengan Konsentrasi Es Kering dan Lama Waktu Penyimpanan Dingin terhadap Mutu Sawi Putih Ni Wayan Diana Sepriani; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; Yohanes Setiyo
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p10

Abstract

Abstrak Sawi putih merupakan salah satu sayuran yang memiliki nilai gizi cukup tinggi sebagai sumber vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh lama waktu penyimpanan dan suhu terbaik selama penyimpanan dingin terhadap mutu sawi putih. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari 3 taraf yaitu (P0) sebagai kontrol/tanpa es kering, (P1) menggunakan 1 kg es kering dan (P2) menggunakan 2 kg es kering yang di simpan dalam kotak styrofoam selama 8 jam dengan waktu pengamatan setiap 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam untuk memvalidasi penelitian ini maka dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali ulangan. Parameter yang diamati pada penelitian meliputi suhu bahan, laju pendinginan, susut bobot, color difference, dan umur simpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan es kering dapat mempertahankan mutu sawi putih di bandingkan dengan tanpa menggunakan es kering pada waktu penyimpanan. Waktu penyimpanan terbaik yaitu 8 jam dan suhu terbaik yaitu 13oC sampai dengan 10oC. Jumlah es yang dibutuhkan untuk mencapai suhu optimal pada penyimpanan dingin adalah lebih dari 1 kg dan atau kurang dari atau sama dengan 2 kg es kering untuk 3 kg sawi putih. Abstract Chinese cabbage is one of the vegetables that have a high enough nutritional value as a source of vitamins and minerals. This study aims to obtain the best storage time and temperature during cold storage on the quality of Chinese cabbage. Experimental Design This study used a one-factor Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 levels, namely (P0) as a control/without dry ice, (P1) using 1 kg of dry ice, and (P2) using 2 kg of dry ice stored in a styrofoam box for 8 hours with observation times every 0 hours, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours to validate this research, it was repeated three times. Parameters observed in this study include material temperature, cooling rate, weight loss, color difference, and shelf life. The results showed that the use of dry ice could maintain the quality of cabbage compared to those without using dry ice during storage. The best storage time is 8 hours and the best temperature is 13oC to 10oC. The amount of ice needed to reach the optimal temperature in cold storage is more than 1 kg or less than or equal to 2 kg of dry ice for 3 kg of Chinese cabbage.
Pengaruh Pemberian Konsentrasi Cuka Apel dan Ketebalan Kemasan Plastik Polypropylene Berperforasi terhadap Mutu Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) selama Penyimpanan Suhu Dingin Rachmad Dwi Putra; I Wayan Widia; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p19

Abstract

Abstrak Sawi hijau merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mudah mengalami penurunan kualitas mutu yang diakibatkan berlangsungnya proses respirasi dan transpirasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cuka apel dan ketebalan kemasan plastik PP berperforasi terhadap mutu sawi hijau selama penyimpanan suhu dingin untuk mendapatkan perlakuan terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: konsentrasi cuka apel (3%, 6%, dan 9%) dan ketebalan kemasan plastik PP berperforasi (0,02 mm dan 0,04 mm). Lubang peforasi yang digunakan sebanyak 8 lubang berdiameter 5 mm serta ukuran plastik 20 x 45 cm. Pada penelitian ini sawi hijau disimpan selama 12 hari dengan suhu 6±2oC dan perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi susut bobot, total padatan terlarut, color difference, tekstur, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cuka apel, ketebalan kemasan plastik PP dan interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap mutu sawi hijau selama penyimpanan suhu dingin pada hari ke-12, namun pada interaksi keduanya pada parameter total padatan terlarut tidak berpengaruh signifikan pada hari ke-12. Perlakuan terbaik didapat dari perlakuan konsentrasi cuka apel 6% dan ketebalan kemasan plastik PP 0,04 mm dengan nilai susut bobot 5,20%, tekstur 3,76 N, total padatan terlarut 7,33 %Brix, color difference 40,05 ?E, dan uji organoleptik kesegaran mutu visual dengan skor 4,22. Abstract Caisim is one of the horticultural plants that easily experience quality degradation due to the ongoing process of respiration and transpiration. Purpose of this study is to determine the effect of apple cider vinegar and the thickness of perforated PP plastic packaging on the quality of caisim during cold storage to get the best treatment. This study used a completely randomized design with two factors: the concentration of apple cider vinegar (3%, 6%, and 9%) and the thickness of the perforated PP plastic packaging (0.02 mm and 0.04 mm). The perforation holes used were 8 holes with a diameter of 5 mm and a plastic size of 20 x 45 cm. In this study, caisim were stored for 12 days at a temperature of 6±2oC and the treatment was repeated 3 times. Parameters observed included weight loss, total dissolved solids, color difference, texture, and organoleptic. The results showed that the use of apple cider vinegar, thickness of PP plastic packaging, and their interaction had a significant effect on the quality of caisim during cold storage on the 12th day, but the interaction of both on the total dissolved solids parameter had no significant effect on the 12th day. The best treatment was obtained from the concentration of 6% apple cider vinegar and 0.04 mm thickness of PP plastic packaging with a weight loss value of 5.20%, texture 3.76 N, total dissolved solids 7.33 %Brix, color difference 40.05 ?E, and organoleptic test of visual quality freshness with a score of 4.22.
Analisis Strategi Pemasaran dengan Metode SWOT dan QSPM Pada PT Wedhatama Sukses Makmur, Singaraja, Bali Helen Wahyuni Sitorus; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Wedhatama Sukses Makmur adalah suatu perusahaan yang berfokus pada pengolahan pupuk organik berbasis kotoran hewan (guano). Perusahaan ini belum menggunakan metode SWOT dan QSPM dalam strategi pemasaran. Hal ini terlihat dari permasalahan pembukuan dan serta kinerja bidang pemasaran yang tidak efektif, sehingga mengakibatkan target penjualan tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif strategi yang dirumuskan melalui faktor-faktor yang menjadi penentuan dalam memasarkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan metode SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Wedhatama Sukses Makmur dalam melakukan strategi pemasarannya memiliki 14 faktor internal (9 faktor kekuatan dan 5 faktor kelemahan) dan 11 faktor eksternal (7 faktor peluang dan 4 faktor ancaman). Total matriks IFE 3,06, matriks EFE 3,51, dan matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran I (Growth and Build). Hasil analisis SWOT menunjukkan adanya 8 alternatif strategi. Strategi yang dapat diprioritaskan oleh perusahaan dari analisis QSPM yaitu melakukan perbaikan sistem manajemen, peningkatan kemampuan teknis perusahaan, dan meningkatkan jumlah sumber daya manusia khususnya pada bidang pemasaran untuk mencapai target penjualan dengan total skor TAS 7,78. Abstract PT Wedhatama Sukses Makmur is an organic fertilizer company based on animal manure (guano). This company has not used the SWOT and QSPM methods in its marketing strategy. It can be seen in bookkeeping problems and ineffective marketing performance, resulting in sales targets not being achieved. This study aims to determine alternative strategies formulated through the factors that are the determinants in marketing the products produced by the company using the SWOT and QSPM methods. The results showed that PT Wedhatama Sukses Makmur had 14 internal factors (nine strength factors and five weakness factors) and 11 external factors (seven opportunity factors and four threat factors). The total IFE matrix is ??3,06, the EFE matrix is ??3,51, and the IE matrix is ??the company's position in quadrant I (Growth and Build). The results of the SWOT analysis show that there are eight alternative strategies. The priority strategy from the QSPM analysis is to improve the management system, improve the company's technical capabilities, and increase the number of human resources (especially in the marketing field) to achieve sales targets with a total TAS score of 7,78.
Perilaku Pindah Panas yang Terjadi pada Berbagai Kemasan Kentang Konsumsi (Solanum tuberosum L.) selama Penyimpanan Suhu Ruang Ni Putu Budisetiari; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; Ida Bagus Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p19

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perpindahan panas, perubahan mutu, dan mengetahui hasil terbaik saat penyimpanan kentang di dalam suhu ruang dengan kemasan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor: waktu penyimpanan (5 hari, 10 hari, dan 15 hari) dan kemasan (kardus, kayu, dan styrofoam). Kemasan yang digunakan berukuran 20 cm x 15 cm x 15 cm dan diisi dengan 2 kg kentang, perhitungan perpindahan panas, pengukuran suhu, dan kelembaban akan dilakukan setiap 8 jam. Pengukuran parameter lainnya seperti kadar air, susut bobot, warna, dan tekstur akan diuji per 5 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama perpindahan panas semakin tinggi mencapai 34,90 dengan jenis kemasan kotak kayu, untuk pengamatan parameter suhu nilai tertinggi mencapai 28,90? pada jenis kemasan styrofoam, untuk parameter kelembaban nilai tertinggi mencapai 92,58% pada jenis kemasan kotak kardus, kadar air tertinggi terjadi pada kemasan kotak kardus dengan nilai kadar air 88,01%, susut bobot tertinggi terjadi pada jenis kemasan kayu 3,81%, warna kentang dengan nilai tertinggi terjadi pada jenis kemasan styrofoam dengan nilai warna 47,79 dan tekstur tertinggi terjadi pada kemasan styrofoam 68,45 gf, dari hasil tersebut kemasan yang mampu mempertahankan mutu kentang dengan baik adalah jenis kemasan kotak kayu. Abstract This research was conducted to determine heat transfer, quality changes, and to find out the best results when storing potatoes at room temperature with different packaging. This study used a randomized block design (RAK) with 2 factors: storage time (5 days, 10 days, and 15 days) and packaging (cardboard, wood, and styrofoam). The packaging used is 20 cm x 15 cm x 15 cm. Measurements of heat transfer, temperature, and humidity will be carried out every 8 hours. Other parameter measurements such as moisture content, weight loss, color, and texture will be tested every 5 days. The results of the study showed that the higher the day the heat transfer reached 34.90 with the type of wooden kotak packaging, while for the observation of the temperature parameter the highest value reached 28.90 ºC on the Styrofoam packaging type, for the humidity parameter the highest value reached 92, 58% in the type of cardboard kotak packaging, the highest water content occurred in the cardboard kotak packaging with a moisture content value of 88.01%, the highest weight loss occurred in the type of wooden packaging 3.81%, the color of potatoes with the highest value occurred in the Styrofoam packaging type with a value of color 47.79 and the highest texture occurred in the packaging 68.45 gf, from these results the packaging that is able to maintain the quality of potatoes well is the type of wooden kotak packaging.
Karakteristik Jenis Kemasan terhadap Mutu Kentang (Solanum tuberosum L.) Konsumsi selama Penyimpanan Suhu Dingin Pipit Safitri Ningsih; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; Sumiyati Sumiyati
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i02.p26

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis kemasan yang berbeda terhadap mutu kentang serta mengetahui jenis kemasan manakah yang menghasilkan kualitas kentang yang baik selama penyimpanan suhu dingin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu kemasan dan waktu. Parameter yang diamati yaitu nilai susut bobot, tekstur, kadar gula, warna, laju pendinginan, tingkat kesegaran, dan kerusakan bahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemasan polipropilen merupakan kemasan yang terbaik dengan nilai parameter bobot 0,05%, tekstur 65,7% N, kadar gula 8,50 Brix, warna (L 35,56; a 19,33; b 26,76), kesegaran bahan 10,50% kentang selama penyimpanan suhu dingin. Pengaruh kemasan plastik polipropilen dapat mempertahankan kesegaran kentang sampai hari ke-56 dibandingkan kentang yang dikemas dengan plastik polietilen. Abstract This study aims to find whether the use of different types of packaging can affect the quality of potatoes and to find out which types of packaging produce good-quality potatoes during cold storage. This study used a completely randomized design with one treatment factor, namely two different types of packaging. Parameters observed were weight loss, texture, sugar content, color, cooling rate, freshness level, and material damage. The results showed that polypropylene packaging was the best with a parameter value of weight loss of 0.05%, texture 65,7d, sugar content of 8.50 Brix, color (L 35.56, a 19.33, b 26.76), freshness level of 10.50? during cold storage. The effect of polypropylene plastic packaging can maintain the freshness of potatoes until the 56th day compared to potatoes packaged with polyethylene plastic.