G. Suarta
PS Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN PAGERWOJO TULUNGAGUNG JAWA TIMUR Sukma L. A.; N. Suparta; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 8 No 3 (2020): Vol. 8 No. 3 Tahun 2020
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Recently, the term of entrepreneurship is more used, as it is universal in its application, and fits to the context of cultivating entrepreneurship movement and create more Indonesian entrepreneurial thinkers, to develop successful business. The success of agribusiness cannot be determined by farmers alone, but it is a resultant of the synergy between livestock businesses and companies that produce infrastructures and facilities and of companies in processing and marketing their production, as well as their supporting components of agribusiness. This research aims to study and analyze the relationship between entrepreneurial thinking and agribusiness management of dairy farmers and their successful dairy farmings. This research was carried out in Pagerwojo District, Tulungagung, East Java with 35 dairy farmers as repondents. This research used simple random sampling, a simple random method. The results showed that measurement scale used was 1-5 to determine the score of a group of dairy farmers regarding their entrepreneurial thinking; the success of the dairy cattle businesses in Pagerwojo District, Tulungagung, was 5% that was considered as good, shown by the calving interval was 15 ± 2,3 months and flock size was 6 cattle per household or scoring of 3.59%, while the amount of milk production was 3.46%, the number of housing was 4.06% and the growth status was 2, 97%. Keywords: entrepreneurial thinking, dairy farming, agribusiness, success
PENERAPAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK BABI DI DESA SAMBIRENTENG KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG Reynaldo I M.; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 1 (2022): Vol. 10 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the implementation level of pig farming management and the factors related to the implementation level of pig farming management. It was conducted in Sambirenteng Village, Tejakula District, Buleleng Regency, for three months, from February till April 2021. The location and respondents of this research were determined using the purposive sampling method. There were 35 respondents determined by quota sampling. Rank-Spearman Correlation Coefficient (Siegel, 1997) method was applied in this research to identify the factors related to the implementation of pig farming management. The results showed that the implementation of pig farming management in Sambirenteng Village belongs to a low level. The factors such as age, formal education, time to farm the pigs, land area owned, and creativity have unreal relation (p>0,05) to the implementation of pig farming management. On the other hand, non-formal education, attitude, and knowledge have a real relationship (p<0,01). The conclusion: 1) The implementation level of pig farming management in Sambirenteng Village is still at the low level. 2) The factors related to the implementation level of pig farming management are non-formal education, attitude, and knowledge. Suggestion: The local government can provide counseling about the implementation of pig farming management in Sambireng Village through individuals and groups in order to improve skills, knowledge, and maximize farming results. Keyword: factors, attitudes, knowledge, counseling
PENERAPAN SAPTA USAHA TERNAK AYAM BURAS DI DESA SAMBIRENTENG KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG Sulastrawan I G.; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 1 (2022): Vol. 10 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research is to find out: (1) the implementation of seven efforts of local chicken farming, (2) Factors related to the implementation of seven efforts of local chicken. This research was conducted in Sambirenteng Village, Tejakula, Buleleng Regency, which was conducted for three months, namely February 2021 to April 2021. The selection of research locations and the determination of respondents used the purposive sampling method. The total of respondents is determined by quota as many as 35 people, who are native local chicken with a minimum ownership of 20 local chickens. Data analysis was conducted in a qualitative descriptive and the Spearman Correlation Stage Coefficient test (Siegel, 1997). The results of this study showing the implementation of seven efforts of local chicken farming in Sambirenteng village is relatively moderate.The factors such as age, formal education, land ownership area, knowledge, and attitude have a real relationship (P<0,05). while for non-formal educational factors, and the skills have a very real relationship (P<0,01). The factors were not significantly related the experience of raising livestock, the number of livestock ownership, and motivation (P>0.10). Conclusion: the level implementation of seven efforts of local chicken farming in Sambirenteng village is classified as moderate, and factors related to: age, formal education, non-formal education, land ownership area, knowledge, attitudes and skills. Suggestions that can be conveyed are that the government and native local chicken in Sambirenteng Village can work together in increasing the implementation of seven effort of local chicken farming by conducting outreach activities with individual and group methods in order to increase the knowledge, attitudes and skills of farmers in implementing the seven effort of local chicken farming business. Key words : counseling, knowledge, attitudes, skills
TINGKAT PENERAPAN SAPTA USAHA TERNAK BABI DI DESA KACARIBU KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Kacaribu E. K.; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan sapta usaha ternak babi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak babi di Desa Kacaribu. Penelitian ini dilakukan di Desa Kacaribu, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dari bulan Agustus sampai September tahun 2021. Penentuan lokasi penelitian dengan metode purposive sampling, dan pemilihan responden menggunakan metode stratified random sampling sebanyak 45 orang. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif dan uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel, 1977). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan sapta usaha ternak babi di Desa Kacaribu masuk dalam kategori sedang. Faktor-faktor seperti pendidikan non formal, jumlah kepemilikan ternak, pendapatan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi peternak memiliki hubungan yang sangat nyata (P<0,01) dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak babi, faktor pendidikan formal peternak memiliki hubungan yang nyata (P<0,05) dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak babi, faktor umur, penguasaan lahan, jumlah tanggungan keluarga, dan lama beternak memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak babi. Simpulan : 1) Tingkat penerapan sapta usaha ternak babi di Desa Kacaribu masuk dalam kategori sedang; 2) Faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan sapta usaha ternak babi adalah pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah kepemilikan ternak, pendapatan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi. Saran : kepada pemerintahan terkait, agar meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan, pelatihan dan bimbingan untuk lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap serta motivasi peternak babi. Kata kunci : faktor, pengetahuan, korelasi, penyuluhan
PERILAKU PETERNAK DALAM MENANGANI LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA BALUNGANYAR KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR Meiliana M; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan penerapan peternak dalam menangani limbah peternakan sapi perah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku peternak. Penelitian dilakukan di Desa Balunganyar Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan dari bulan Juni sampai Juli 2021. Pemilihan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling, dan mengambil responden secara quota stratified random sampling sebanyak 40 orang. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif dan uji Koefisien Korelasi Jenjang Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dalam kategori sedang, sikap dalam kategori positif, keterampilan dalam kategori tinggi, penerapan dalam kategori rendah, dan perilaku dalam kategori sedang. Faktor-faktor yang berhubungan sangat nyata dengan perilaku adalah : pendidikan formal dan pendidikan non formal; faktor-faktor yang berhubungan nyata adalah : jumlah kepemilikan ternak, persepsi, dan motivasi; sedangkan untuk faktor umur, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah penguasaan lahan berhubungan tidak nyata dengan perilaku peternak dalam menangani limbah peternakan sapi perah. Simpulan : 1) Perilaku peternak dalam menangani limbah peternakan sapi perah tergolong sedang; 2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku adalah : pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah kepemilikan ternak, persepsi, dan motivasi. Saran : untuk pemerintah agar memberi penyuluhan tentang cara menangani limbah peternakan sapi perah yang benar, untuk memperbaiki perilaku peternak dalam menangani limbah peternakan sapi perah. Kata kunci : pengetahuan, sikap, penerapan, korelasi, penyuluhan
MOTIVASI PETERNAK DALAM MEMBUAT PUPUK KOMPOS DARI LIMBAH TERNAK KAMBING DI DESA SUKA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Ginting A. G; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi peternak dalam membuat pupuk kompos dari limbah ternak kambing dan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi peternak dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah ternak kambing. Penelitian dilakukan di Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara dari bulan Agustus sampai September 2021. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling, responden sebanyak 45 orang yang ditentukan dengan metode stratified random sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan uji korelasi jenjang spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi peternak dalam membuat pupuk kompos dari limbah ternak kambing termasuk dalam kategori sedang. Faktor-faktor yang berhubungan sangat nyata (P<0,10) dengan motivasi peternak adalah : pendidikan formal, pendidikan non formal, internsitas komunikasi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan; sedangkan faktor umur, tanggungan keluarga, kepemilikan ternak, penguasaan lahan, dan pengalaman beternak memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) dengan motivasi peternak. Kesimpulan : 1) Motivasi peternak dalam membuat pupuk kompos dari limbah ternak kambing di Desa Suka termasuk dalam kategori sedang. 2) Faktor-faktor seperti pendidikan formal, pendidikan non formal, intensitas komunikasi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan memiliki hubungan yang sangat nyata dengan motivasi peternak. Saran : kepada dinas terkait agar lebih meningkatkan pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak kambing di Desa Suka, agar dapat meningkatkan motivasi peternak dalam membuat pupuk kompos dari limbah ternak kambing. Kata kunci : Pengetahuan, faktor, penyuluhan
PERILAKU PETERNAK SAPI DALAM PENYEDIAAN PAKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA SAMBIRENTENG KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG Zodyanto A. R.; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 1 (2022): Vol. 10 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the behavior of cattle farmers in providing feed in the dry season and the factors associated with the behavior of farmers. This research was conducted in Sambirenteng Village, Tejakula District, Buleleng Regency. The research was carried out for three months, from February to April 2021. The selection of research locations and the determination of respondents used the Purposive Sampling method, as many as 35 respondents who are cattle farmers with a minimum of two cows and have been raising cattle for at least 5 years. Data analysis was carried out by means of qualitative descriptive and Spearman's Level Correlation Coefficient test. The results of the study 1) knowledge and skills are included in the low category while attitudes are included in the positive category; 2) Factors related to behavior are cattle ownership, land area controlled, age, formal education, non-formal education and participation in farmer/livestock groups; while the experience of raising livestock is not related to the behavior of farmers. Conclusions: 1) The behavior of farmers is low in providing forage feed in the dry season; 2) Factors related to behavior include: cattle ownership, land area controlled, age, formal education, non-formal education and participation in farmer/livestock groups. Suggestion: the government to be more active in providing counseling or training to farmers about providing feed in the dry season, to be able to improve the behavior of farmers. Keywords: knowledge, attitudes, skills, forage, counseling
MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DALAM MENERAPKAN KANDANG SISTEM CLOSED HOUSE DI KABUPATEN KEBUMEN Wafiyah A.; N. W. T. Inggriati; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi peternak ayam pedaging dalam menerapkan kandang sistem closed house serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat motivasi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kebumen, dari bulan April sampai dengan Juni 2021. Pemilihan lokasi menggunakan metode purposive sampling, dan penentuan responden ditentukan secara quota sampling sebanyak 30 orang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi peternak ayam pedaging dalam menerapkan kandang sistem closed house digunakan metode analisis Kofisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel, 1997). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat motivasi peternak tergolong tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan sangat nyata adalah : pengetahuan dan intensitas komunikasi; Faktor-faktor yang berhubungan nyata adalah : sikap; sedangkan faktor umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, kepemilikan ternak, tanggungan keluarga dan pengalaman berternak memiliki hubungan yang tidak nyata dengan motivasi peternak dalam menerapkan kandang sistem closed house. Kesimpulan: 1) tingkat motivasi peternak ayam pedaging dalam menerapkan kandang sistem closed house termasuk katagori kuat, 2) Faktor yang berhubungan dengan motivasi peternak ayam pedaging dalam menerapkan kandang sistem closed house yaitu pengetahuan, sikap dan intensitas komunikasi peternak. Saran : Kepada petugas Dinas Peternakan agar lebih meningkatkan pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak ayam, agar dapat meningkatkan motivasi serta wawasan peternak dalam beternak ayam pedaging. Kata kunci : penyuluhan, korelasi, sikap, pengetahuan, komunikasi
PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN LIMBAH ROTI TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB) Wahyuni N.; I N. T. Ariana; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 3 (2022): Vol. 10 No. 3 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggantian dari ransum komersial dengan limbah roti terhadap komposisi fisik karkas Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB). Penelitian ini dilaksanakan di farm yang berlokasi di Banjar Ulun Uma Badung, Desa Gulingan, Kecematan Mengwi, Kabupaten Badung selama 8 minggu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan dimana setiap ulangan berisi 2 ekor ayam KUB dengan umur satu minggu dengan berat rata-rata 44 ± 1,71 g. Ketiga perlakuan tersebut adalah Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) yang diberi perlakuan ransum komersial tanpa limbah roti (P0), Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) yang diberi 75% ransum komersial + 25% limbah roti (P1), dan Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) yang diberi perlakuan 50% ransum komersial + 50% limbah roti (P2). Variabel yang diamati adalah bobot potong, berat karkas dan persentase karkas serta persentase komposisi fisik karkas yang meliputi tulang, daging, dan lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penggantian dari ransum komersial dengan limbah roti pada level 25% dan 50% berpengaruh nyata (P<0,05) pada bobot potong dan berat karkas sedangkan pada persentase karkas dan persentase komposisi fisik karkas bagian tulang, daging dan lemak tidak berbeda nyata (P>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggantian ransum komersial dengan limbah roti pada level 25% dan 50% memberikan hasil yang sama pada komposisi fisik karkas Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB). Kata kunci: Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB), tepung limbah roti, komposisi fisik karkas.
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAKAN ITIK BALI DENGAN PEMBERIAN JUS DAUN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) Putra V. E.; B.R.T. Putri; G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 11 No 2 (2023): Vol. 11 No. 2 Tahun 2023
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the income of Bali Duck farming by giving indigofera leaf juice (Indigofera zollingeriana). This research was conducted for two months at Sesetan Farm, Faculty of Animal Science, Udayana University, Denpasar. The design used was a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 5 replications with 120 bali ducks used. The treatments were drinking water without indigofera leaf juice which was used as a control (A), drinking water given indigofera leaf juice as much as 2% (B), drinking water given indigofera leaf juice as much as 4% (C) drinking water given juice indigofera leaves as much as 6% (D). The observed variables include income analysis based on costs, revenues, income, R/C ratio and BEP. The results of the income analysis showed that ducks with 4% indigofera leaf juice gave the best results with an income of Rp 406,561,-/period with an R/C ratio of 1.225. BEP of production units is 36,059 kg live ducks, BEP selling price of ducks per kg is Rp 40,799,-/kg live weight, and BEP for revenue is Rp 1,802,950/period. Based on the results of the study, it can be concluded that Bali duck farming by giving indigofera leaf juice (Indigofera zollingeriana) can increase the income of farmers. Keywords: Income analysis, duck and indigofera leaf juice