Himawan Sasongko
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Obat–Obat Anti Nyeri Ifar Irianto Yudhowibowo; Hari Hendriarto Satoto; Himawan Sasongko
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 3, No 3 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v3i3.6442

Abstract

Rasa nyeri (nosisepsi) merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindungi badan kita dan dilain pihak merupakan suatu siksaan. Nyeri juga mempunyai makna praktis yang jelas. Nyeri memperingatkan kita akan bahaya; nyeri dapat membantu diagnosis; kadang-kadang dapat menunjang penyembuhan dengan pembatasan gerakan dan menunjang imobilisasi bagian yang cedera. Terdapat sejumlah substansi yang secara farmakologis dapat digunakan sebagai “analgesik” untuk meredakan nyeri pada penderita yang sadar tanpa menimbulkan penurunan daya ingat total seperti pada anestesi umum. Substansi yang secara farmakologis dapat digunakan sebagai analgesik tersebut tetap merujuk pada konsep analgesia multi modal. Konsep analgesia multi modal ini merujuk pada perjalanan nyeri nosisepsi dimana digunakan NSAID pada proses transduksi, anestetik lokal pada proses transmisi dan opioid pada proses modulasi dan persepsi. Dimana keuntungan dari pada analgesia multimodal ini adalah didapatkan efek analgesi yang lebih tinggi tanpa meningkatkan efek samping dibandingkan peningkatan dosis pada pemberian analgesia tunggal.
Etomidat Menurunkan Kadar Gula Darah Pasca Induksi Anestesi Oddi Riffayadi; Heru Dwi Jatmiko; Himawan Sasongko
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 3, No 2 (2011): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v3i2.6443

Abstract

Latar belakang: Kekhawatiran etomidat menyebabkan hipoglikemi menjadi masalah. Onset aksi cepat, profil kardiovaskuler rendah dan kurang signifikan menyebabkan penurunan tekanan darah membuat etomidat menjadi pilihan obat anestesi induksi yang cukup baik.Tujuan: membuktikan pengaruh pemberian etomidat dalam menyebabkan penurunan kadar gula darah. Metode: merupakan penelitian pretest postest controlled design pada 40 pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum, dibagi menjadi dua kelompok (n=20), kelompok1,etomidat 0,2 mg/kg ( E2) dan kelompok 2, 0, 4 mg/ kg ( E4). Masing- masing kelompok diperiksa kadar gula darah sebelum 2 jam dan 6 jam sesudah induksi. Uji statistik pair T-test dan Wilcoxon rank sum test terhadap E2 dan E4. Hasil: pada E2 terdapat perbedaan bermakna P= 0,05 antara sebelum dan 2 jam sesudah perlakuan 106, 95 ± 15, 453 mg/dl – 96, 40 ± 14, 966 mg/ dl ; 2 jam dan 6 jam sesudah perlakuan P= 0, 016 ; 96, 40 ±14, 966 mg/dl – 108, 85 ± 27, 238 mg/dl. Sedangkan pada E4 terdapat perbedaan bermakna P= 0, 041 baik sebelum dan 2 jam sesudah 102,60n± `12, 696 mg/dl – 99, 35 ± 15, 938 mg/dl ; sebelum dan 6 jam sesudah perlakuan P= 0, 041; 99, 35 ± 15, 938 mg/dl – 98, 25 ±± 19, 878 mg/dl. Tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara E2 dan E4 dalam menyebabkan penurunan kadar gula darah baik 2 jam P= 0, 550 ; 96, 40 ± 14, 966 mg/ dl- 99, 35 ± 15, 938 mg/ dl, maupun sesudah 6 jam pemberian P= 0, 104 ; 108, 85 ± 27, 238 mg/ dl – 98, 25 ± 19, 878 mg/dl. Secara statistik etomidat menurunkan kadar gula darah baik pada E2 maupun pada E4 tetapi masih dalam batas normal atau secara klinik tidak bermakna. Kesimpulan: etomidat 0, 2 mg/dl (E2) dan 0, 2 mg/ dl (E4) secara statistik bermakna menurunkan kadar gula darah pada 2 jam dan 6 jam sesudah induksi
Seorang Wanita 19 tahun G1P0A0 Hamil 31 Minggu dengan Eklamsia Himawan Sasongko; Danu Soesilowati
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 14, No 3 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v0i0.48610

Abstract

Latar Belakang: Tiga penyebab utama kematian ibu di dunia adalah perdarahan (30%), preeklampsia (25%), dan infeksi (12%). Sebagai salah satu dari tiga besar penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, insiden preeklamsia di Indonesia dilaporkan sebanyak 12.273 per tahun atau sekitar 5,3% dan belum menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam dua dekade terakhir.Kasus: Pada kasus yang dilaporkan menunjukkan wanita 19 tahun nullipara dengan eklamsia menunjukkan manifestasi klinis berupa hipertensi dan proteinuria yang merupakan predileksi kejadian neurologis seperti kejang pada wanita hamil dengan eklamsia.Pembahasan: Manajemen anestesi pada kasus wanita hamil dengan eklamsia harus memperhatikan beberapa hal termasuk ke dalamnya tekanan darah dan risiko terjadinya kejang intraoperatif.Kesimpulan: Diperlukan pertimbangan yang baik dalam penentuan manajemen anestesi pada pasien hamil dengan eklampsia untuk mengurangi risiko.