Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE DYNAMIC OF LANDSCAPE CHANGE AT COAST AREA, IN LABAKKANG SUBDISTRICT, PANGKEP REGENCY, SOUTH SULAWESI andi GUsti Tantu; S Soemarno; Nuddin Harahab; Ahmad Mustafa
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 15, No 2 (2012): Volume 15, Number 2, Year 2012
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.75 KB)

Abstract

Development is a changing process to improve human standard of life that strongly related to the activities of natural resource utilization. It is frequently found that these activities  change the ecosystems and their resources.  Eventually, these changes will give serious impacts to the environments. The most distinct environmental problems are caused by resident migration to the coastal areas, coastal developments, and land limitation. Coastal reclamation is an example of human effort to respond to the land limitation in the coastal areas as observed in coastal areas of Labakkang Subdistrict. Reclamation activity is doing along the coast of Pundata Baji Village, whereas, in other villages, cutting off of mangrove areas as an alternative land expansion is increasingly practiced by the local communities. This Research was aimed to observe the landscape change from 1980 to 2010 at coast area in Labakkang Subdistrict. Each review considers Landsat Image Map (acquired in 1980); Landsat Image Map (acquired in 1990); Landsat  Image Map-7 Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) (acquired in 2000); Spot Image 4 (acquired in 2005); and Spot 4 LAPAN (acquired in 2010). Result of research indicates that at coast area of Labakkang Subdistrict in 1980, there are 248.3 ha of mangrove vegetation, 2,756.63 ha inundation, and 4,157.0 ha open land. In 1990, there are 234.2 ha mangrove vegetation, 2,251.63 ha embankment, 933.2 ha rice field, and 582.0 ha open land. In 2000, there are 218.3 ha mangrove vegetation, 2,848.1 ha embankment, and 3,579.2 ha rice field. In 2005, it has 121.4 ha mangrove vegetation, 3,762.6 ha embankment, and 2,306.2 ha rice field. In 2010, it is found 48.9 ha mangrove vegetation, 5,029.35 ha embankment, and 749.98 ha rice field.
Pengaruh Perbedaan Bentuk Umpan Buatan Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Gurita di Perairan Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Asrawati Nende; Ahmad Mustafa; Abdullah Abdullah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini sejatinya mengetahui umpan yang paling efektif untuk digunakan oleh nelayan pancing gurita Desa Gumanano kabupaten buton selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agutus 2021 Di Perairan Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah,ukuran dan rasio kelamin terhadap hasil tangkapan pancing gurita. Jenis data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui experimental fishing yaitu data jumlah dan ukuran hasil tangkapan. Hasil penelitian, menunjukkan alat tangkap yang menggunakan jenis umpan bentuk gurita diperoleh hasil tangkapan hasil tangkapan berjumlah 39 ekor; bentuk kepiting diperoleh hasil tangkapan 34 ekor; dan umpan bentuk kerang diperoleh 27 ekor. Dari ketiga jenis umpan tersebut jenis gurita yang tertangkap adalah Octopus Cyanea. Perbandingan kisaran panjang masing-masing hasil tangkapan bervariasi, namun ukuran hasil tangkapan pada umpan jenis gurita hasil tangkapannya lebih besar dibandingkan bentuk umpan kepiting dan kerang. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dengan penggunaan bentuk umpan berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan pancing gurita. Rasio kelamin gurita yang tertangkap pada umpan bentuk gurita lebih tinggi dibanding pada umpan bentuk kepiting maupun kerang. Kata kunci : Bentuk umpan buatan, hasil Tangkapan, pancing gurita
Tingkat Eksploitasi Ikan Sembilang (Plotosus Lineatus) di Perairan Desa Kambowa, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara Atni Kadir; La Sara; Ahmad Mustafa
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan sembilang (Plotosus lineatus) merupakan salah satu sumber daya ikan di perairan pesisir yang mengalami tekanan eksploitasi sehingga perlu mendapat upaya pengelolaan yang berkelanjutan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2021 di Perairan Desa Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat eksploitasi ikan sembilang di Perairan Kambowa. Pengambilan sampel ikan sembilang dilakukan menggunakan alat tangkap jaring insang dasar dan tombak, yang dilakukan sebanyak 4 kali dalam sebulan. Selama periode penelitian ditemukan ikan sembilang sebanyak 316 ekor dengan panjang total berkisar 62-259 mm. Ikan sampel didominasi oleh kelompok ukuran juvenil sebesar 51,9%, dan kelompok remaja sebesar 26,9% dan dewasa 21,2%. Parameter pertumbuhan menunjukkan ikan sembilang mencapai panjang asimtotik (L∞) sebesar 255,20 mm pada umur 32,83 bulan dengan kecepatan pertumbuhan (K) sebesar 0,430 per tahun dan (t0) yaitu -0,22. Sedangkan mortalitas total (Z) pada ikan sembilang diperoleh 1,14 per tahun, dimana mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,59 per tahun, dan mortalitas alami (M) sebesar 0,55 per tahun. Analisis data tingkat eksploitasi yang menggunakan software FISAT II menunjukkan tingkat eksploitasi ikan sembilang di perairan Kambowa berada dalam kategori tangkap lebih (overfishing) dengan nilai status eksploitasi (E) sebesar 0,51. Kata kunci: Plotosus lineatus, pertumbuhan, mortalitas, status eksploitasi, Buton Utara.
Desain Konstruksi Alat Tangkap Jaring Rajungan yang Dioperasikan di Perairan Teluk Kendari Vallen Tagita; Ahmad Mustafa; Hasnia Arami
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPeningkatan kualitas alat tangkap pada rajungan perlu didasari dengan mengetahui tentang desain konstruksinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui desain konstruksi alat tangkap jaring rajungan yang dioperasikan di Perairan Teluk Kendari dan kesesuaiannya dengan penangkapan rajungan dan lingkungan penangkapannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaring rajungan yang diamati berukuran panjang 21 m dan tinggi/kedalaman 0,255 m, jaring dari benang polyamide monofilament ( 0,35 mm), mesh size 7,62 cm, shortening 73,75 % dan hanging ratio 26,25 %. Pelampung tanda panjang dan lebar 170 mm sebanyak 2 buah dan pelampung karet sintetis ( 14,9 mm dan panjang 31 mm) sebanyak 43 buah. Pemberat dari timah ( 5 mm) berjumlah 179 buah dan pemberat dari batu berjumlah 2 buah. Tali temali dari bahan polyethylene ( 1,64 mm, 0,78 mm, 1,64 mm) dan dari bahan polyamide monofilament ( 0,4 mm). Berat total alat tangkap 8,456 kg, gaya apung 4,707 (kgf), gaya tenggelam 8,204 (kgf), kelebihan gaya tenggelam 42,66% dan luas permukaan benang 0,280 m2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain jaring rajungan telah sesuai dengan kriteria utama yang menjadi tujuan perancangannya yaitu untuk dapat menangkap rajungan secara efektif di perairan Teluk Kendari. Adapun ketidaksesuaian yang ditemukan adalah terdapat pada desain tali pelampung tanda yang perlu diperbaiki sehingga mudah diikatkan pada jaring dan panjangnya dapat lebih fleksibel terhadap perubahan kedalaman perairan.Kata kunci: Desain, jaring rajungan, konstruksi, rajungan, Teluk Kendari
Pengaruh Penggunaan Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Sero di Perairan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Hasna Mamulaty; Ahmad Mustafa; Hasnia Arami
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hasil penilitian sebelumnya menunjukkan bahwa jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap sero bukan saja ikan-ikan demersal tetapi juga beberapa jenis ikan pelagis. Ikan ini bersifat fototaksis positif, sehingga penambahan cahaya lampu sebagai aktraktor ikan pada sero diduga dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2020 di Perairan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Provinsi Sulawes Tenggara. Tujuan Penelitian ini mengetahui jumlah, jenis, ukuran dan pengaruh terhadap hasil tangkapan sero. Jenis data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui experimental fishing (data jumlah, jenis dan ukuran hasil tangkapan). Hasil penelitian menjukkan perlakuan dengan menggunakan lampu diperoleh hasil tangkapan sero berjumlah 1.068 ekor yang terdiri 22 jenis ikan, sedangkan sero tanpa lampu diperoleh sebanyak 294 ekor yang terdiri seri 18 jenis ikan. Perbandingan kisaran panjang masing-masing spesies bervariasi, namun pada umumnya kelompok ikan pelagis cenderung lebih besar ukurannya dari sero yang menggunakan lampu, seperti belanak, buntal, gerot-gerot, kurisi, julung-julung, ikan sebelah kecuali jenis cumi-cumi. Sedangkan pada sero tanpa lampu ikan karang hasil tangkapan yang cenderung lebih besar daripada sero tanpa lampu yaitu ikan buntal, belanak, kakap merah, ekor kuning, jangut, dan sotong, cenderung lebih besar. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dengan penambahan cahaya lampu berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan sero. Kata kunci: Jumlah Hasil Tangkapan, Penambahan Lampu, Sero