Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMILIHAN LOKASI STRATEGIS AGROINDUSTRI RUMPUT LAUT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Selection for StrategicLocationof Seaweed Agroindustry In The South East Sulawesi Province) Ahmad muhlis Nuryadi; La Sara; La Rianda; Azhar Bafadal; Suharta Amijaya Husen; Eddy Hamka
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 4 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.4.278-285

Abstract

Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya realitas pada kawasan pesisir Provinsi Sulawesi Tenggara terkhusus pada usaha rumput laut, dimana hasil produksi rumput lautnya masih dipasarkan dalam bentuk mentah atau bentuk kering sehingga tidak memiliki nilai tambah. Untuk itu pendirian suatu agroindustri rumput laut harus dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik. Salah satu aspek yang memerlukan perhatian adalah pemilihan lokasi yang tepat untuk pendirian agroindustri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas kriteria penentuan lokasi dan menganalisis lokasi strategis untuk pendirian agroindustri rumput laut di Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey pakar, dimana responden pakar meliputi pelaku usaha agroindustri rumput laut, pakar dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta akademisi. Data dianalisis menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas kriteria penentuan lokasi yang strategis dalam pendirian agroindustri rumput laut di Provinsi Sulawesi Tenggara secara berurutan adalah ketersediaan bahan baku, air tawar, infrastruktur dan kemudahan aksesibilitas. Berdasarkan kriteria tersebut selanjutnya didapatkan alternatif lokasi paling strategis untuk pendirian agroindustri rumput laut di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Konawe Selatan sebagai prioritas pertama, Kabupaten Buton prioritas kedua, Kabupaten Kolaka prioritas ketiga, Kota Bau-Bau prioritas keempat dan Kabupaten Bombana prioritas kelima.This research was motivated by the reality that in the coastal region of Southeast Sulawesi Province, especially in the seaweed business. Seaweed production in the Southeast Sulawesi Province mostly marketed in raw or dry form, so has no added value. Therefore, establishing a seaweed agro-industry should be considered and be prepared properly. One aspect that requires attention is selection of seaweed agro-industrial location. This study aims to determine criteria priority of seaweed agroindustry location and to analyze  strategic location of seaweed agro-industries in the Southeast Sulawesi Province. This study used an expert survey method in which the expert respondents include business actors on seaweed agroindustry, officers of Fisheries and Marine affairs Industry and Trade affairs as well as academician. Data were analyzed using Exponential Comparison Method. The results showed that criteria priority for location of seaweed agro-industries sequentially were availability of raw materials, fresh water, infrastructure and accessibility. Based on these criteria, several regencies were then prioritized as the strategic location for the seaweed agroindustry in Southeast Sulawesi Province namely Konawe Selatan Regency as the first priority, Buton Regency as the second priority, Kolaka Regency as the third priority, Bau-Bau City as the fourth priority and Bombana Regency as the fifth priority.
Pelatihan Budidaya Karang Hias pada Kelompok Nelayan sebagai Mata Pencaharian Alternatif di Kabupaten Konawe Mohammad Rais; Suharta Amijaya Husen; Eddy Hamka
Amaliah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): Edisi 2018
Publisher : LP3M, Universitas Muhammadiyah Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.089 KB)

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas perairan pesisir tropik, yang memiliki peranan yang sangat penting baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang menjadi tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang hidup di laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies biota laut dapat dijumpai pada ekosistem terum karang. Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan dan industrialisasi, kondisi terumbu karang dalam kondisi yang memprihatikan. Aktivitas reklamasi pantai, penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun potasium sianida, pembangunan pelabuhan, serta pengambilan batu-batu karang sebagai bahan kontruksi telah mengakibatkan kerusakan yang parah pada ekosistem terumbu karang. Upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang dengan memulihkan kembali fungsi dan peran terumbu kerang perlu dilakukan. Salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kerusakan ekosistem terumbu karang dan produksi perikanannya serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap perusakan sumberdaya perikanan dapat dilakukan dengan teknologi transplantasi karang (coral transplantation). Transplantasi karang merupakan suatu upaya pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat yang mengalami kerusakan. Pencangkokan karang selain untuk konservasi juga dapat dijadikan media budidaya karang hias. Sasaran kegiatan ini adalah nelayan dan pemerintah Desa agar dapat mengetahui teknik budidaya karang hias sehingga dapat melahirkan jenis usaha baru sebagai mata pencaharian alternatif. Metode pelaksanaan yaitu sosialisasi, FGD dan pelatihan teknik budidaya karang hias dengan materi kebijakan perdagangan karang hias, teknik pembuatan meja budidaya, teknik pengambilan bibit di alam dan teknik budidaya karang hias. Hasil pengabdian menunjukkan pemhaman yang baik bagi peserta pada teknik budidaya karang hias.
Dinamika Oseanografi Air Laut (Kimia dan Fisika) Sekitaran Kawasan Mangrove Teluk Kendari Sulawesi Tenggara Anwar Said; Suharta Amijaya Husen
Jurnal Inovasi Sains dan Teknologi (INSTEK) Vol. 4 No. 2 (2021): Edisi Agustus Tahun 2021 Jurnal Inovasi Sains dan Teknologi (INSTEK)
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51454/instek.v4i2.157

Abstract

Kendari bay covers an area of roughly 19.05 Km2 that boasts the mangrove ecosystem, where development around the gulf of Kendari resulted in changes in environmental conditions especially in the water quality that affected the mangrove ecosystem around the bay. The aim of this study was to analyze the oceanographic dynamics of the waters in the gulf of Kendari. The direct results include degrees of acidity (pH), temperatures, salinity and tides at 3 point measurements stations in the waters surrounding the Kendari bay mangrove ecosystem. The result is that the gulf of Kendari has a degree of acidity (pH) 6-7, the average temperature of 27°C - 29°C, a salinity of the 30-30 ppt interval, which in turn the tide of the gulf of Kendari is that the first high tide of 177 cm occurs at 2 p.m. and the second high tide of 190 cm occurs at 2 a.m. Whereas the first low tide of 74 cm occurs at 8 p.m. and the second low tide of 9 cm occurs at 8 a.m.