Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DISTRIBUSI JUVENIL TUNA BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI LAUT BANDA Mohammad Rais; Eddy Hamka; La Ode Parisa
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 6 No. 11 (2019)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.576 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v6i11.6380

Abstract

Tuna merupakan salah salah satu jenis ikan ekonomis penting di Indonesia dan menjadi salah satu komoditas eksport utama sektor perikanan, sehingga diperlukan adanya pengelolaan yang terencana untuk menjamin keseimbangan antara pemanfaatan dan populasi tuna. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari sebagai pusat pendaratan ikan menunjukkan masih banyak juvenil tuna oleh (bangkumis) tertangkap khususnya pada alat tangkap purse seine.  Tujuan dari penelitan ini yaitu untuk mengetahui (1) distribusi ukuran panjang menggunakan analisis distribusi frekuensi, (2) Produktivitas penangkapan juvenil tuna yang tertangkap menggunakan analisis CPUE, (3) Sebaran spasial lokasi penangkapan juvenil tuna menggunakan analisis spasial (GIS). Penelitian dilaksanakan pada januari sampai juni 2017 di laut banda dengan Fishing base Pelabuhan Perikanan Samudera. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan purse seine pada 30 Titik penangkapan lalu melakukan pencatatan ukuran panjang dan berat total tagkapan juvenil  tuna.  Hasil penelitian menunjukkan ukuran juvenil  tuna yang tertangkap di laut banda memiliki rentang ukuran 22,5 cm - 55,4 cm. Produktivitas penangkapan dilihat dari nilai CPUE perbulan pada semua alat tangkap purse seine yang menangkap juvenil tuna di laut banda. CPUE tertinggi pada bulan juni dengan nilai 2728 kg per unit penangkapan dan terendah pada bulan maret dan april dengan nilai 1243 kg per unit penangkapan. Lokasi penangkapan juvenil tuna selama penelitian tersebar di wilayah Utara, tenggara dan selatan laut banda (030 LU – 060 LS, 1220 BT – 1240 BT). Penelitian ini memberi berkontribusi dalam perumusan kebijakan pengelolaan perikanan tuna di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara, sehingga stok sumberdaya ikan tuna secara jangka panjang akan terjaga yang pada akhirnya berdampak bagi keberlanjutan ekologi dan ekonomi usaha perikanan tuna. Kata kunci : GIS, CPUE, Produktivitas, PPS Kendari, Tuna
Pelatihan Budidaya Karang Hias pada Kelompok Nelayan sebagai Mata Pencaharian Alternatif di Kabupaten Konawe Mohammad Rais; Suharta Amijaya Husen; Eddy Hamka
Amaliah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): Edisi 2018
Publisher : LP3M, Universitas Muhammadiyah Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.089 KB)

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas perairan pesisir tropik, yang memiliki peranan yang sangat penting baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang menjadi tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang hidup di laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 spesies biota laut dapat dijumpai pada ekosistem terum karang. Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan dan industrialisasi, kondisi terumbu karang dalam kondisi yang memprihatikan. Aktivitas reklamasi pantai, penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun potasium sianida, pembangunan pelabuhan, serta pengambilan batu-batu karang sebagai bahan kontruksi telah mengakibatkan kerusakan yang parah pada ekosistem terumbu karang. Upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang dengan memulihkan kembali fungsi dan peran terumbu kerang perlu dilakukan. Salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kerusakan ekosistem terumbu karang dan produksi perikanannya serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap perusakan sumberdaya perikanan dapat dilakukan dengan teknologi transplantasi karang (coral transplantation). Transplantasi karang merupakan suatu upaya pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat yang mengalami kerusakan. Pencangkokan karang selain untuk konservasi juga dapat dijadikan media budidaya karang hias. Sasaran kegiatan ini adalah nelayan dan pemerintah Desa agar dapat mengetahui teknik budidaya karang hias sehingga dapat melahirkan jenis usaha baru sebagai mata pencaharian alternatif. Metode pelaksanaan yaitu sosialisasi, FGD dan pelatihan teknik budidaya karang hias dengan materi kebijakan perdagangan karang hias, teknik pembuatan meja budidaya, teknik pengambilan bibit di alam dan teknik budidaya karang hias. Hasil pengabdian menunjukkan pemhaman yang baik bagi peserta pada teknik budidaya karang hias.
Apartemen Ikan (Fish Apartement) sebagai Objek Wisata Bawah Air Desa Tobaku Kolaka Utara Mohammad Rais; Rita L. Bubun; La Ode Alimusa
Amaliah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : LP3M, Universitas Muhammadiyah Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.928 KB) | DOI: 10.51454/amaliah.v6i1.398

Abstract

Desa Ujung Tobaku merupakan salah satu desa yang terletak di jalan utama Trans Sulawesi. Salah satu potensi yang dimiliki yaitu terumbu karangnya yang menjadi destinasi wisata bawah air. Tetapi, belum ada spot bawah laut yang berada di sekitar kedalaman rendah untuk wisata foto bawah air. Meskipun sejak Oktober 2020, Pemerintah Desa telah memberikan ijin pengelolaan kepada Klub Selam Patmpanua Diving Club (PDC). Minimnya pengalaman dan metode pengelolaan ekowisata bawah air menjadi kendala bagi PDC.  Ada beberapa permasalahan prioritas bagi Mitra, yaitu tidak adanya ornament atau objek bawah air yang berada di kedalaman 2-20 meter. Peletakan ornament di berbagai kedalaman dapat menarik minat masyarakat umum untuk berwisata karena kemudahan dalam akses objek wisata. Selain itu, Belum adanya keterampilan mitra untuk melakukan analisis usaha wisata dan strategi pemasarannya serta belum adanya sumberdaya manusia yang memiliki kualifikasi sebagai guide dive sehingga belum dapat melakukan publikasi objek wisata secara massive karena dikhawatirkan tidak memenuhi standar dalam pengelolaan objek wisata bawah laut. Solusi yang ditawarkan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah  Penerapan Teknologi Tepat guna Apartemen ikan sebagai ornament baru, Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan pelatihan manajemen usaha wisata bawah air serta  Peningkatan kapasitas Operator dive dan dive guide melalui sertifikasi selam jenjang advance sebagai syarat menjadi guide selam. Tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu pembuatan ornament dan apartemen ikan, Pengambilan data awal ekologi, Pembentukan BUMDES dan pelatihan manajemen Usaha wisata Bawah air serta sertifikasi selam jenjang Open Water dan advance.