Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

METAFORA KONSEPTUAL KASTA DALAM MASYARAKAT BALI: KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF I Putu Ari Putra Maulana; Ida Bagus Gede Dharma Putra
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol. 16 No. 02 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.119 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v16i02.37578

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menerapkan pendekatan linguistik kognitif dalam menelusuri metafora konseptual kasta dalam masyarakat Bali. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana masyarakat di Bali mengonseptualisasikan kasta, sehingga pemahaman terhadap kasta dapat diketahui. Sumber data diperoleh melalui aplikasi google form dengan jumlah responden 70 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan linguistik kognitif dari Kovecses. Pengumpulan data dengan simak dan catat serta didukung wawancara. Analisis data dengan bagi unsur langsung. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya lima varian konseptualisasi terkait kasta seperti: 1) kasta adalah kendaraan, 2) kasta adalah pakaian, 3) kasta adalah unik, 4) kasta adalah kelompok, 5) kasta adalah keindahan. Frekuensi yang paling banyak muncul adalah “kasta adalah kelompok”, sedangkan frekuensi yang paling sedikit adalah “kasta adalah kendaraan”, dan “kasta adalah pakaian”. Metafora yang digunakan adalah metafora struktural. Metafora struktural adalah jenis metafora konseptual yang memetakan struktur ranah sumber ke struktur ranah target melalui cara partisipan memahami makna konsep tertentu dalam konsep lainnya. Hasil dari konseptualisasi kasta ini cenderung bersifat negatif, karena masyarakat masih menganggap bahwa kasta sebagai sesuatu yang dapat memecah belah.Kata kunci: linguistik kognitif, metafora konseptual, kasta ABSTRACT This study explores the conceptual metaphor of caste in Balinese society. The purpose of this research is to find out how people in Bali conceptualize caste, so that the understanding of casta can be known. The data source was obtained through the google form application with a total of 70 respondents. This study uses a cognitive linguistic approach from Kovecses. Collecting data by listening and taking notes and supported by interviews. Data analysis with direct element divison. This research is descriptive qualitative. The results of this study found that there were 5 variants of conceptualization related to caste such as First, caste is a vehicle. Second, caste is clothing. Third caste is unique. Fourth, caste is a group. Fifth caste is beauty. The frequency that appears the most is caste is a group, while the lowest frequency is caste is a vehicle and , caste is clothing. The metaphor used is a structural metaphor. Structural metaphor is type of conceptual metaphor that maps the structure of the source domain to the structure of the target domain through the way participants understands the meaning of certain concepts in other concepts. The results of this casta conceptualization tend to be negative, because people still perceive caste as something that can divide.Keywords: cognitive linguistic, conceptual metaphor, caste
SIKAP PENILAIAN DALAM NASKAH PERKARA NOMOR 103/PUU-XVIII/2020 TENTANG CIPTA KERJA: KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK I Putu Ari Putra Maulana; Sailal Arimi
Metahumaniora Vol 12, No 2 (2022): METAHUMANIORA, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i2.40816

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan sikap penilaian pasal-pasal yang menjadi judicial review dengan perkara nomor 103/PUU-XVIII/2020 tentang uji formal dan materiel, Bab IV bidang ketenagakerjaan, undang-undang nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Terdapat enam pasal yang diajukan judicial review di MK. Data dianalisis menggunakan teori appraisal dari Martin & White (2005). Teori ini digunakan guna mendeskripsikan pesan verbal pada pasal-pasal yang menjadi judicial review. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keenam pasal yang menjadi judicial review didominasi oleh perangkat penilaian moral (moral judgement) lebih dominan bersifat positif (praise) dan disampaikan secara tidak langsung (indirect), sedangkan penilaian pribadi (personal judgement) lebih dominan bersifat negatif (criticize) yang disampaikan secara langsung (direct). Hal tersebut menggambarkan keenam pasal pada Bab IV bidang ketenagakerjaan memiliki wilayah makna yang merujuk pada sikap pembuat, perumus, dan pihak-pihak yang hadir dalam proses penyusunan berorientasi pada penilaian pribadi (personal judgement). Tiga data menunjukkan penilaian pribadi (personal judgement) karena tidak disertai landasan hukum yang jelas. Leksis yang digunakan cenderung multitafsir dan kurang tepat. Tiga data lainnya menunjukkan penilaian moral (moral judgement) karena memiliki dasar hukum yang jelas dan leksis yang digunakan tepat. Dari hasil analisis ditemukan pola sikap yang terbentuk dari keenam pasal yang menjadi judicial review antara lain: 1). Sikap penilaian sanksi sosial proprietas negatif; 2). Sikap penilaian penghargaan sosial tenasitas negatif; 3). Sikap penilaian penghargaan sosial kapasitas negatif; 4). Sikap penilaian penghargaan sosial tenasitas negatif; 5). Sikap penilaian penghargaan sosial tenasitas positif; 6). Sikap penilaian sanksi sosial verasitas positif. Pola sikap tersebut menunjukkan bagaimana keenam pasal tersebut belum sepenuhnya mencerminkan proses yang partisipatif dan memenuhi prinsip kehati-hatian, khususnya dalam masyarakat yang demokratis dalam konteks negara hukum (rule of law).