Catharina Soeharti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Characteristic Patients with Multiple Myeloma at Dr. Kariadi Hospital Semarang Santosa Iva; Catharina Soeharti; Mika Lumban Tobing; Suyono Suyono; Eko Adhi Pangarsa
Acta Interna The Journal of Internal Medicine Vol 5, No 1 (2015): Acta Interna The Journal of Internal Medicine
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.596 KB) | DOI: 10.22146/acta interna.22386

Abstract

Background. Multiple myeloma (MM) is a malignancy of differentiated B-lymphocytes characterized by accumulation of clonal plasma cells in the bone marrow (BM), the presence of a monoclonal immunoglobulin (Ig) in the serum and/or urine, and osteolytic bone lesions. Complications of this disease consist of recurrent bacterial infection, anemia, osteolytic lesion and decreased renal function. 2-5 MM is the cause of death in 1% of cancer death in Western countries. MM incidence is 1% of all malignancies and 10% of hematologic malignancies in Caucasian race and 20% in the Afro American race.Aim. The aim of the study is to know the descriptive data of characteristic of patients with MM at dr. Kariadi Hospital Semarang.Method. Despite of development in patient management, MM is still an incurable disease, with 5-year survival rates lower than 40%. There are many differences in myeloma and its clinical manifestations. Some patients can survive in the months until over than 10 years.5, 6, 7 The median survival was 33 months, this number is similar in Asian studies.Results. There are several prognostic factors in myeloma management, such as β2-Microglobulin (β2m), serum albumin, serum creatinine, plasma cell percentage in marrow, bone lytic lesion, anemia.10-13 β2m is a prognostic factor used by the International Staging System (ISS)11 to determine stadium and prognosis in MM. β2m correlates with other prognostic factors, such as serum creatinine, anemia, mechanism of bone destruction in MM patients.11,13Conclusion. MM in Indonesia has not been studied comprehensively and the β2m measurement is expensive and not widely available.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BROKOLI (Brassica Oleracea L.Var Italica) TERHADAP HISTOPATOLOGI AORTA TIKUS WISTAR HIPERLIPIDEMIA Debby Vania; Edwin Basyar; Catharina Soeharti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.596 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23305

Abstract

Latar Belakang: Aterosklerosis terjadi akibat adanya kondisi hiperlipidemia dan paparan radikal bebas. Brokoli merupakan bahan kaya antioksidan yang dapat berperan sebagai agen anti-aterosklerosis.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak brokoli (Brassica oleracea L.Var italica) terhadap histopatologi aorta tikus wistar hiperlipidemia. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan post test only controlled group design terhadap 30 tikus yang dipilih secara random dan dibagi kepada 5 kelompok. Kelompok K1 diberi pakan minum standar selama 17 hari. Kelompok K2 diberi diet tinggi lemak berupa minyak babi 2ml/ ekor/ hari selama 10 hari dilanjutkan pakan minum standar selama 7 hari. Kelompok P1 diberi diet tinggi lemak selama 10 hari kemudian dilanjutkan pemberian ekstrak brokoli 250mg/ kgBB/ hari selama 7 hari. Kelompok P2 diberi diet tinggi lemak selama 10 hari kemudian dilanjutkan pemberian ekstrak brokoli 750mg/ kgBB/ hari selama 7 hari. Setelah itu dilakukan pengamatan histopatologi aorta yang difokuskan pada derajat sel busa, peradangan dan perdarahan. Hasil: Ekstrak brokoli 250mg/kgBB dapat menurunkan derajat sel busa hingga derajat sedang, derajat peradangan hingga derajat ringan, dan derajat perdarahan hingga derajat sedang. Ekstrak brokoli 500mg/kgBB dan 750mg/kgBB dapat menurunkan derajat sel busa hingga derajat ringan, derajat peradangan hingga setara dengan kontrol normal K1, dan derajat perdarahan hingga setara dengan kontrol normal K1. Ekstrak brokoli dapat menurunkan derajat sel busa, peradangan, dan perdarahan secara bermakna (p<0,05) dibanding kelompok kontrol hiperlipidemia. Kesimpulan: Pemberian ekstrak brokoli dapat menurunkan derajat sel busa, peradangan, dan perdarahan pada pembuluh darah aorta tikus wistar yang diinduksi diet tinggi lemak.Kata Kunci: Aterosklerosis, hiperlipidemia, radikal bebas, ekstrak brokoli, histopatologi aorta