Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa dan Implementasi Wireless Extension Point dengan SSID (Service Set Identifier) Riska Riska; Prama Wira Ginta; Patrick Patrick
Jurnal Media Infotama Vol 13 No 1 (2017)
Publisher : UNIVED Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.708 KB) | DOI: 10.37676/jmi.v13i1.438

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Menerapkan wireless extension point dalam jaringan komputer dengan satu SSID. Membangun 2 buah wireless atau access poin dengan satu SSID.Mengurangi banyaknya SSID yang tesedian dalam layanan jaringan komputer khususnya jaringan wireless LAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksprimen. Pada penelitian ini dilakukan implementasi dan percobaan mengenai cara instalasi dan konfigurasi wireless router dan range extender sehingga nantinya semua wireless atau access point akan memiliki SSID yang sama yang akan memudahkan semua client yang terhubung dalam jaringan untuk terkoneksi tanpa memilih SSID yang ada. Hasil dari implementasi ini nantinya akan didokumentasikan sehingga mendapatkan analisa yang tepat untuk membangun wireless extension point. Penelitian ini terlihat bahwa manfaat dari penambahan range extender yang mempunyai fungsi sebagai penyambung sinyal dari wireless router. Sehingga untuk koneksi tidak diperlukan lagi pengkoneksian ulang jika telah berpindah tempat dari wireless router.Kata kunci : extension point, wifi, jaringan, SSID
DETEKSI AWAL KAKI DATAR PADA PELAJAR SMP DI KOTA JAMBI Humaryanto Humaryanto; Patrick Patrick
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 4 No. 2 (2021): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Flat feet (pes planus) are common in infants and children and often disappear before adulthood. Thus, flat feet are described as physiological because they are usually flexible, painless, and have no functional consequences. In rare cases, flat feet can become painful or stiff, which may be a sign of underlying foot pathology, including arthritis or tarsal coalitions. The earlier it is detected, the easier it is to make corrections, the faster the recovery of muscle and bone function, and the better the growth and development of a child. Efforts to screen flat feet in children can be done ink to assess the prints of the subject's feet. This activity is carried out by using counseling methods and examining the prints of the children's feet. The location of the activity was carried out in 8 randomly selected junior high schools in the city of Jambi. The total number of students suspected of having flat feet was 765 people with a prevalence of 17.99%. Students suspected of having flat feet were 374 women (48.89%), and 433 men (51.11%), ranging in age from 12 to 15 years with an average age of 14 years. All students suspected of flat feet will be subjected to further examination to confirm and measure the severity of flat feet. Keywords: Counseling, Flat feet, SMP ABSTRAK Kaki datar (pes planus) sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan sering menghilang sebelum menginjak dewasa. Dengan demikian, kaki datar digambarkan sebagai fisiologis karena biasanya fleksibel, tidak nyeri, dan tidak memiliki konsekuensi fungsional. Dalam kasus yang jarang terjadi, kaki datar dapat menjadi menyakitkan atau kaku, yang mungkin merupakan tanda patologi kaki yang mendasarinya, termasuk radang sendi atau koalisi tarsal. Semakin dini terdeteksi, semakin mudah koreksi yang dilakukan, semakin cepat pemulihan fungsi otot dan tulang, serta semakin baik tumbuh kembangnya seorang anak. Upaya skrining kaki datar pada anak-anak dapat dilakukan tinta untuk menilai cetakan telapak kaki subjek. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan dan pemeriksaan cetakan telapak kaki anak. Lokasi kegiatan dilakukan di 8 SMP yang dipilih secara acak di kota Jambi. Jumlah total siswa yang dicurigai memiliki kaki datar sebanyak 765 orang dengan prevalensi sebesar 17,99%. Siswa yang diduga kaki datar berjenis kelamin perempuan sebanyak 374 orang (48,89%), dan laki-laki 433 orang (51,11%), rentang usia 12 sampai 15 tahun dengan rerata usia 14 tahun. Semua siswa yang dicurigai kaki datar akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan dan mengukur derajat keparahan dari kaki datar. Kata Kunci: Penyuluhan, Kaki datar, SMP.