Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi tanaman pangan yangdiusahakan oleh petani sebagai upaya pengembangan wilayah. Selain itu faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan potensi tanaman pangan juga menjadi hal yang urgent untuk dianalasisis. Metode Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis Location Quotient (LQ) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) dari data sektor pertanian terlihat ada tujuh sektor yang merupakan sektor basis, sedangkan tujuh sektor lainnya merupakan sektor non basis. Sektorpertanian yang merupakan sektor basis adalah Padi–padian, Umbi-umbian, Daging, Sayur-sayuran, Kacang-kacangan, Buah-buahan, Minyak dan Kelapa. Hasilanalisis AHP menunjukan kriteria yang menjadi prioritas dalam pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Aceh Tenggara adalah kriteria sub sistem pemasaran dan pengolahan dengan nilai bobot prioritas sebesar 0,582. Subsistem pemasaran dan pengolahan disebut juga sebagai subsistem agribisnis hilir, yaitu suatu sistem untuk memasarkan dan mengolah hasil komoditas pertanian. Kriteria subsistem penyediaan sarana produksi memiliki nilai bobot terendah dalam rangka pengembangan Tanaman Pangan di Kabupaten Aceh Tenggara, yang ditunjukan dengan nilai bobot prioritas sebesar 0,075, karena sarana produksi mudah diperoleh oleh petani untuk melakukan budidaya tanaman pangan, baik dari pihak pengusaha atau toko pertanian yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara.