Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik

Penataan Hunian Kawasan Bantaran Sungai Bone Kota Gorontalo Andika Ali; Sri Sutarni Arifin; Elvie F. Mokodongan
Jurnal Teknik Vol 16 No 1 (2018): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2367.84 KB) | DOI: 10.37031/jt.v16i1.52

Abstract

Kota akan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, baik secara fisik maupun non fisik. Perkembangan kota selalu dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi dilingkungannya, seperti yang terjadi di bantaran sungai biasanya identik dengan sampah, kotor, dan kawasan kumuh. Gambaran ini ada benarnya jika kita melongok kawasan bantaran sungai di tengah kota dan sekitarnya. . Problematika ini hampir ada di setiap kota-kota besar di Indonesia dan tidak kurang upaya pemerintah menata kawasan ini agar menjadi lingkungan yang bersih dan nyaman, masyarakatpun sebenarnya menginginkan hal yang sama. Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu. Yang terpenting dan rumah adalah dampak terhadap penghuni, bukan wujud atau standar fisiknya. Selanjutnya dikatakan bahwa interaksi antara rumah dan penghuni adalah apa yang diberikan rumah kepada penghuni serta apa yang dilakukan penghuni terhadap rumah. Kawasan adalah suatu daerah di permukaan bumi yang relative homogeny dan berbeda disekelilingnya berdasarkan kriteria tertentu, definisi dan deskripsi tentang kawasan menjadi perhatian utama para ahli demografi pada pertengahan abad ke-20. Dalam mengelola kawasan Tepian Air, beberapa elemen dapat diberikan penekanan dalam memberikan solusi desain yang spesifik, yang membedakan dengan olahan kawasan lainnya atau yang dapat memberikan kesan mendalam, sehingga selalu dikenang oleh pengunjung. Secara arsitektur, bangunan permukiman tepi sungai dibedakan menjadi bangunan di atas tanah, bangunan panggung di darat, bangunan panggung di atas air, bangunan rakit di atas air. Arsitektural bangunan dibuat dengan kaidah tradisional maupun modern, sesuai dengan latar belakang budaya dan suku/etnis masing-masing. Tipologi bangunan menggunakan struktur dan konstruksi sederhana, tradisional dan konvensional, yang kurang memperhitungkan pengaruh angin.