Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI BINTALAHE PENDEKATAN EKO ARSITEKTUR Abd Rahman Pakaya; Muhammad Rijal Syukri; satar saman
JAMBURA Journal of Architecture Vol 2, No 1 (2020): JJoA : Juni 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.768 KB) | DOI: 10.37905/jjoa.v2i1.10804

Abstract

Pariwisata merupakan sektor ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisi setelah komoditi minyak dan gas bumi sertaminyak kelapa sawit. Salah satu Provinsi di Indonesia yang berpotensi sebagai tempat wisata dan memiliki keunikan dalam menarik para wisatawan diantaranya adalah Provinsi Gorontalo.Salah satu kecamatan di Provinsi Gorontalo yang memiliki sumberdaya alam di bidang pariwisata adalah Kecamatan Kabila Bone Desa Bintalahe. Desa Bintalahe merupakan desa yang memiliki sejuta pesona dan keindahan alam yang sangat luarbiasa namun masih banyak kekurangan yang saya temui seperti, kurangnya lahan parkir, Promenade bagi pejalan kaki di sepanjang tepi pantai masih belum ada, Lands cape furni ture masih sangat minim, dan  belum memiliki wadah khusus bagi pengembangannya. Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimana mendesain Kawasan wisata pantai Bintalahe sesuai dengan potensi yang dimilik? (2) Bagaimana mendesain kawasan wisata pantai Bintalahe dengan konsep eko arsitektur?Dari beberapa permasalahan yang saya temukan, saya berinisiatif untuk mendesain Pantai Bintalahe menjadi pantai yang memiliki daya tarik dan ciri khastersendiri yaitu membuat beberapa cottage diatas air dan beberapa villa dipinggiran pantai untuk disewakan kepada para wisatawan yang ingin bermalam dengan konsep Eko Arsitektur.Kata kunci: Kawasan Wisata, Wisata Pantai, Pantai Bintalahe
PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TENILO Muhammad Rijal Syukri
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 1 No 2 (2013): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.149 KB) | DOI: 10.37971/radial.v1i2.28

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Kota Gorontalo sebagai ibukota prinvinsi berlangsung dengan cepat menyebabkan tinggi tingkat kebutuhan akan lahan yang berakibat pada ketersediaan lahan terbuka semakin berkurang dan alih fungsi lahan semakin tinggi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengembangan dan penataan kawasan ruang terbuka hijau di perkotaan khususnya pada kawasan permukiman. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik ruang terbuka hijau dan analisis spasial melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menghitung ketersediaan ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTH pada kawasan permukiman di Kelurahan Tenilo saat ini belum tersedia, namun luas ruang terbuka (lahan tidak terbangun) sebanyak 46,40 ha atau 79,40% cukup memadai untuk ditata sebagai RTH dan memenuhi luas RTH yang disyaratkan pada Undang-undang penataan ruang sebanyak 30% luas wilayah. Sedangkan arahan RTH pada kawasan tersebut adalah sebagai RTH lapangan olahraga, taman lingkungan, kawasan khusus (sempadan sungai, bekas tambang galian c), jalur hijau dan RTH privat pekarangan rumah. Kata Kunci : Penataan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), Permukiman
PENATAAN JALUR HIJAU JALAN DI KOTA GORONTALO Muhammad Rijal Syukri
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 2 No 1 (2014): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.992 KB) | DOI: 10.37971/radial.v2i1.42

Abstract

ABSTRAK Ketersediaan Jalur Hijau Jalan sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau Perkotaan saat penting pada suatu kota. Hal ini dikarenakan pentingnya fungsi Jalur Hijau dalam menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Oleh karena itu diperlukan penataan Jalur Hijau sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk mengurangi kesemrawutan di jalan-jalan pada kawasan perkotaan serta memberikan fungsi ekologis dan estetika dalam mengurangi kerusakan lingkungan melalui pencemaran udara yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya kendaraan bermotor di Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pola dan karakteristik RTH Jalur Hijau Jalan serta rekomendasi vegetasi yang sesuai pada jalan-jalan utama di Kota Gorontalo. Kondisi tersebut dapat menjadi dasar atau acuan dalam menata Ruang Terbuka Hijau khususnya Kawasan Jalur Hijau Jalan untuk Perkotaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa jalur hijau jalan yang tersedia saat ini di Kota Gorontalo berada di tepi dan median jalan John Ario Katili sepanjang 2,75 km dan Jalan Jusuf Dali sepanjang 1,74 km. Jalur hijau tepi jalan juga terdapat pada sebagian ruas jalan By Pass sekitar 700 meter. Arahan untuk penataan jalur hijau jalan perkotaan melalui studi kasus pada di Jalan Nani Wartabone dan Jalan Brigjen Piola Isa. Kata kunci: Penataan, Jalur Hijau, Jalan.
PEMETAAN SEBARAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN TELEKOMUNIKASI KOTA GORONTALO Muhammad Rijal Syukri
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 3 No 1 (2015): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.393 KB) | DOI: 10.37971/radial.v3i1.60

Abstract

ABSTRAK Pembangunan infrastruktur yang terencana dengan baik dan berkelanjutan dapat terlaksana jika didukung oleh ketersediaan data dan informasi tentang jumlah dan kualitas infrastruktur tersebut. Hal ini harus didukung dengan peningkatan sarana dan prasarana wilayah yang memadai melalui penyediaan infrastruktur baik fisik maupun non fisik. Penelitian ini menggunakan metode analisis spatial melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.1. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer melalui survey pengambilan data titik koordinat lokasi infrastruktur menggunakan Global Positioning System (GPS). Hasil pemetaan jaringan jalan di Kota Gorontalo pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 181,76 km dengan rincian 13,20 km Jalan Nasional, 36,20 Jalan Provinsi dan 132,36 Jalan Kota. Menara telekomunikasi untuk telepon seluler yang lebih dikenal dengan naman Base Transceiver Station (BTS) di Kota Gorontalo berada pada 33 titik lokasi dengan rincian masing-masing kecamatan : 1) Dumbo Raya 7 BTS; 2) Dungingi 4 BTS; 3) Hulontalangi 3 BTS; 4) Kota Barat 6 BTS; 5) Kota Selatan 1 BTS; 6) Kota Tengah 6 BTS; 7) Kota Timur 3 BTS; 8) Kota Utara 2 BTS; dan 9) Sipatana 1 BTS. Kata Kunci : Infrastruktur, Jalan, Telekomunikasi
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR HIJAU DI KOTA GORONTALO Sri Sutarni Arifin; Muhammad Rijal Syukri; Komang Arya Utama
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 6 No 1 (2018): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.955 KB) | DOI: 10.37971/radial.v6i1.159

Abstract

Abstract Infrastructure development is a process that greatly in the development of a region. Optimizing of green infrastructure in the gorontalo city expected to reduce the effects of enviromental damage that often occurs in urban areas in general, such as pollution and flooding. The research method used is spatial analysis using the application of GIS (Geographic Information System) to map the distribution of existing green infrastructure. The research resulted in the data and maps about the condition of existing green infrastructure in Gorontalo City. Currently, amount of green infrastructure in the city of Gorontalo insufficient if it based on the spatial planning legislation is 30 percent of the total area. Spacious existing park area in the city of gorontalo is 6,05 hectare, while the need of parks based on population is 5,94 hectare. But the needs of the city park will increase along with population growth in the city of gorontalo. Keywords: infrastructure, enviroment, urban Abstrak Pembangunan infrastruktur merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan suatu wilayah perkotaan. Optimalisasi pemanfaatan infastruktur hijau di Kota Gorontalo diharapkan dapat mengurangi dan mengatasi dampak kerusakan lingkungan yang sering terjadi pada wilayah perkotaan pada umumnya seperti pencemaran dan banjir. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memetakan sebaran infrastruktur yang ada. Melalui penelitian ini diperoleh data dan gambaran sebaran mengenai kondisi infrastruktur eksisiting yang ada di Kota Gorontalo. Saat ini jumlah infrastruktur hijau di Kota Gorontalo belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan jika didasarkan pada Undang-undang penatan ruang yaitu 30 persen dari luas wilayah. Luas taman yang ada di Kota Gorontalo saat ini adalah 6,05 ha sedangkan kebutuhan untuk taman berdasarkan jumlah penduduk adalah 5,94 hektar. Namun kebutuhan taman ini akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di Kota Gorontalo. Kata Kunci: infrastruktur, lingkungan, perkotaan
ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN AREA TERBANGUN KOTA GORONTALO (Spatial Analysis Of Gorontalo City Building Area Changes) Muhammad Rijal Syukri; Sri Sutarni Arifin
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.583 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.181

Abstract

Abstract - Development in urban areas growth accompanied by increasing population. This increase has an impact on the increasing need for urban space. This causes the area to be built in urban areas to increase and the reduction of open space so as to encourage the use of rice fields as residential areas and offices. Therefore it is necessary to do a study or evaluation through spatial analysis to determine changes in the use of paddy fields in Gorontalo City in a certain period of time. This study is one of the references in the direction of environmentally sound development for the future. This study aims to analyze changes in land use as a built area within 5 years from 2008 to 2013. The method used in this study is spatial analysis consisting of image data and digital maps as supporting data. The analysis was carried out by overlaying the land use map technique with different periods of time from the interpretation of digital satellite images. The results showed that there were two types of changes in the built-up area in Gorontalo City within a period of 5 years, namely the change in open area to a built area and the area built into an open area. Keywords: changed, land, built area, gorontalo Abstrak – Pembangunan di wilayah perkotaan terus berkembang yang disertai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan ini berdampak pada semakin tingginya kebutuhan akan ruang kota. Hal ini menyebabkan kawasan terbangun di wilayah perkotaan semakin meningkat dan berkurangnya ruang terbuka sehingga mendorong penggunaan lahan sawah sebagai area permukiman dan perkantoran. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian atau evaluasi melalui analisis spasial untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan sawah yang ada di Kota Gorontalo dalam kurun waktu tertentu. Kajian ini merupakan salah satu acuan dalam arahan pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pemanfaatan lahan sebagai area terbangun dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2008 hingga 2013 . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial terdiri dari data citra dan peta digital sebagai data pendukung. Analisis dilakukan dengan teknik overlay peta penggunaan lahan dengan kurun waktu berbeda hasil interpretasi citra satelit digital. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua jenis perubahan area terbangun di Kota Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun yaitu perubahan area terbuka menjadi area terbangun dan area terbangun menjadi area terbuka. Kata kunci: perubahan, lahan, area terbangun, gorontalo
PERUBAHAN INDEX HIJAU DI KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO (Change Of Green Index In Kelurahan Moodu Kecamatan Kota Timur Of Gorontalo City) Sri Sutarni Arifin; Muhammad Rijal Syukri
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.02 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.182

Abstract

Abstract - Increased development in urban areas has resulted in a decrease in the quality of the environment so it is necessary to study the green per capita index to find out the number of green space requirements and analyze changes in green area within 5 years. This research is quantitative by using the ArcGIS Application through the Geographic Information System to calculate the green area and calculate the green index (green index) using mathematical formulas. The results showed that the green index per capita in 2013 was 15.30 m2 which increased in 2018 by 16.22 m2. Nevertheless, this condition is not in accordance with the studies that have been carried out previously, namely the green index standard of 20 m2 per capita. Keywords: green index, green area, environment, cities Abstrak – Peningkatan pembangunan pada wilayah perkotaan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan kajian tentang index hijau per kapita untuk mengetahui jumlah kebutuhan ruang hijau serta menganalisis perubahan luas area hijau dalam kurun waktu 5 tahun. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan Aplikasi ArcGIS melalui Sistem Informasi Geografis untuk menghitung luas area hijau serta menghitung index hijau (green index) menggunakan rumus matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green index per kapita pada tahun 2013 adalah 15,30 m2 mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 16,22 m2. Meskipun demikian, kondisi ini belum sesuai dengan kajian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu standar green index 20 m2 per kapita. Kata kunci: index hijau, area hijau, lingkungan, perkotaan
PUSAT WISATA KULINER dan UMKM TANJUNG KRAMAT di KOTA GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER Muhammad Ramdan Buhang; Muhammad Rijal Syukri; Sri Sutarni Arifin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.15428

Abstract

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota yang memiliki perkembangan yang cukup dalam bidang wisata dan kuliner yang di dukung dengan hasil laut yang melimpah sehingga membuat wisatawan menjadi lebih betah dengan Kota Gorontalo. Wisata Kuliner Dan UMKM Kota Gorontalo adalah Kawasan parawisata pusat kuliner yang bisa memenuhi kebutuhan kuliner para pengunjung dan wisatawan di Kota Gorontalo sekaligus tempat rekreasi dan refreshing dimana pengunjung dapat menikmati berbagai wisata kuliner yang mampu mencerminkan budaya dan ciri khas Kota Gorontalo. Pusat Wisata Kuliner dan UMKM di Kelurahan Tanjung Kramat Kota Gorontalo ini dirancang untuk melengkapi berbagai kekurangan dari wisata kuliner yang ada di Kota Gorontalo seperti mengganggu keadaan jalan karena menyebabkan kemacetan yang disebabkan kurang tersedianya tempat parkir di tempat wisata kuliner yang tersedia, dan kurangnya view yang memperlihatkan keindahan alam dan ruang luar. dengan prinsip arsitektur kontemporer yang dapat menambah keindahan dalam mengunjungi sebuah tempat Pusat Wisata Kuliner dan UMKM Kota Gorontalo. Kata Kunci: Pusat Wisata Kuliner dan UMKM, Tanjung Kramat, Arsitektur Kontemporer.