Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PASAR SENTRAL LIMBOTO (ARSITEKTUR MODERN) Afriyanto Pangestu Yusuf; Berni Idji; satar saman
JAMBURA Journal of Architecture Vol 2, No 1 (2020): JJoA : Juni 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.413 KB) | DOI: 10.37905/jjoa.v2i1.10803

Abstract

Pasar sentral Limboto beralamat di Jalan Deliana Hippi Kelurahan kayubulan, kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Di pasar ini terdapat 282 pedagang yang terdiri dari 48 pedagang yang menempati bangunan 2 lantai, 167 pedagang harian, 41 pedagang kuliner, dan 26 pedagang pelataran/tempelan dengan bangunan 2 lantai. Banyaknya peramsalahan dan ditinjau dari sisi kelayakannya kondisi pasar sentral limboto ini sudah tidak memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung. Sehingganya akan dilakukan perbaikan desain pasar sentral Limboto yang diharapkan akan mampu memecahkan masalah terhadap pasar sentral Limboto.Dalam penelitian tugas akhir ini dimana Pasar Sentral Limboto akan dipadukan dengan tema Arsitektur Modern dimana bentuk bangunan terdiri dari bentuk-bentuk aneh akan tetapi memiliki bentuk dasar segi empat, memperlihatkan struktur, interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertical dan horizontal, lebih banyak penggunaan material kaca dan penggunaan material yang terbaru.Proses dari tahapan dari desain dengan melakukan studi literatur, untuk menghasilakn teori, data studi banding, serta peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pasar yang kemudian observasi di lapangan untuk memperoleh data mengenai keadaan lokasi pasar sentral Limboto. Pada tahap Analisa yang digunakan yaitu Analisa kegiatan untuk menganalisa aktivitas pengguna, jenis ruang, sifat ruang, hubungan ruang, dan besaran ruang. Analisa tapak untuk menganalisa site, kebisingan, klimatologi, sirkulasi dan pencapaian. Analisa bangunan untuk menganalisa bentuk dan tampilan bangunan, ruang luar, ruang dalam, struktur bangunan, dan utilitas bangunan. Sehingga akan menghasilkan desain pasar sentral Limboto yang lebih modern dan kekinian.Kata Kunci: Pasar Sentral Limboto (Arsitektur Modern)
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI BINTALAHE PENDEKATAN EKO ARSITEKTUR Abd Rahman Pakaya; Muhammad Rijal Syukri; satar saman
JAMBURA Journal of Architecture Vol 2, No 1 (2020): JJoA : Juni 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.768 KB) | DOI: 10.37905/jjoa.v2i1.10804

Abstract

Pariwisata merupakan sektor ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisi setelah komoditi minyak dan gas bumi sertaminyak kelapa sawit. Salah satu Provinsi di Indonesia yang berpotensi sebagai tempat wisata dan memiliki keunikan dalam menarik para wisatawan diantaranya adalah Provinsi Gorontalo.Salah satu kecamatan di Provinsi Gorontalo yang memiliki sumberdaya alam di bidang pariwisata adalah Kecamatan Kabila Bone Desa Bintalahe. Desa Bintalahe merupakan desa yang memiliki sejuta pesona dan keindahan alam yang sangat luarbiasa namun masih banyak kekurangan yang saya temui seperti, kurangnya lahan parkir, Promenade bagi pejalan kaki di sepanjang tepi pantai masih belum ada, Lands cape furni ture masih sangat minim, dan  belum memiliki wadah khusus bagi pengembangannya. Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimana mendesain Kawasan wisata pantai Bintalahe sesuai dengan potensi yang dimilik? (2) Bagaimana mendesain kawasan wisata pantai Bintalahe dengan konsep eko arsitektur?Dari beberapa permasalahan yang saya temukan, saya berinisiatif untuk mendesain Pantai Bintalahe menjadi pantai yang memiliki daya tarik dan ciri khastersendiri yaitu membuat beberapa cottage diatas air dan beberapa villa dipinggiran pantai untuk disewakan kepada para wisatawan yang ingin bermalam dengan konsep Eko Arsitektur.Kata kunci: Kawasan Wisata, Wisata Pantai, Pantai Bintalahe
PELABUHAN INDONESIA IV PERSERO GORONTALO arianto tanggalang; satar saman; Ernawati Ernawati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 1 (2022): JJoa : Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i1.14380

Abstract

INTISARIProvinsi Gorontalo merupakan  salah satu kota yang menjadi acuan bagi perdagangan kawasan sulawesi yang mana sebagai daerah terbuka yang sangat membutuhkan mobilisasi manusia dan distribusi barang yang relatif tinggi. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 164 Tahun 2020 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Gorontalo perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan di laksanakan di PT Pelabuhan Indonesia IV Persero Gorontalo. Saat ini Pelabuhan Indonesia IV Persero Gorontalo belum memiliki fasilitas terminal yang memadai, jarak antar terminal penumpang dan dermaga tidak terjangkau serta sirkulasi truk container  dari segi keamananya yang kurang baik. Berdasarkan permasalahan yang ada maka diperlukan perancangan pada Pelabuhan Indonesia IV Persero Gorontalo, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna pelabuhan dengan harapan dapat memberikan rasa nyaman, aman, dan menarik pada pelabuhan tersebut. Perancangan ini mengunakan penerapan Arsitektur Tropis dalam bentuk fisik bangunan agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna terminal pelabuhan yang berada di daerah dengan memiliki suhu udara sekitar 330C. Metode yang diterapkan dalam penyusunan yaitu dengan cara mencari berbagai data dan informasi yang terkait dengan Pelabuhan tersebut baik data sekunder maupun data primer yang dapat menunjang proses penyusunan acuan perancangan Pelabuhan Indonesia IV Persero Gorontalo, kemudian dilanjutkan dengan metode analisa berupa analisa tapak dan analisa bangunan. Hasil perancangan ini berupa perancangan kawasan di Pelabuhan Indonesia IV Persero Gorontalo yang dapat memenuhi aktivitas pengguna baik dari aktivitas terminal penumpang ataupun aktivitas bongkar muat. Kata Kunci : Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Indonesia IV Persero Grontalo, Arsitektur Tropis
PENGARUH PENGGUNAAN DINDING PAPAN TERHADAP LINGKUNGAN TERMAL RUMAH ADAT DULOHUPA KOTA GORONTALO Amru Siola; St. Haisah; Satar Saman
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 10 No 2 (2022): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pengaruh Penggunaan Dinding Papan Terhadap Lingkungan Termal Rumah Adat Dulohupa Kota Gorontalo. Dinding merupakan elemen bangunan yang diharapkan dapat merespon faktor iklim dan lingkungan, sebagai alat untuk memanipulasi iklim mikro, sehingga tercipta kenyamanan. Fokus penelitian adalah pada masalah termal, yang berkaitan dengan pengaruh dinding papan terhadap lingkungan termal rumah adat Dulohupa, agar di ketahui sejauh mana pengaruh dinding terhadap pelepasan panas kedalam ruang, Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur termokopel, anemometer, termometer dan humidity sebagai alat bantu ukur dalam mengukur temperatur permukaan dinding dalam dan luar, pergerakan udara, kelembaban dan temperatur lingkungan. Hasil pengukuran suhu pada Rumah Adat Dulohupa Kota Gorontalo ada ruang yaitu ruang teras depan, ruang tamu/keluarga dan ruang kamar, untuk ruang kamar 03 dan kamar 04 suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 13.00 WITA dengan suhu 31,02 °C. dan suhu terendah yaitu 30,07 °C. pada pukul 07.00 WITA. Hasil simulasi dengan menggunakan software autodesk Ecotect pada rumah adat Dulohupa, yaitu suhu tertinggi didapatkan pada jam 11.00– 12.00 sebesar 36,1 °C sedangkan diluar bangunan 35,3 °C dan sedikit megalami penurunan pada jam 13.00-14.00 sebesar 36,00 °C namun di luar bangunan mengalami kenaikan yaitu 35,7 °C. Jadi meskipun temperatur diluar bangunan tinggi namun temperatur didakam bangunan tetap rendah. Kata kunci: Dinding Papan; Kenyamanan Termal; Termal Lingkungan; Rumah Adat Dulohupa. Abstract: The Effect Of Board Walls Use On The Dulohupa Traditional House Thermal Temperature In Gorontalo City. The wall is a building element expected to respond to climatic and environmental factors as a tool to manipulate the microclimate for comfort. This research focuses on the thermal problem related to the effect of the board walls on the thermal environment of the Dulohupa traditional house, aiming to find the effect of wall use on heat release into the room. This study utilizes a thermocouple, anemometer, thermometer, and humidity for measuring inner and outer walls' surface temperatures, air movement, humidity, and ambient temperature. This research explains that the Dulohupa Traditional House has rooms, namely a front terrace, living/family room, and bedroom. Rooms 03 and 04 have the highest air temperature of 31.02°C, occurring at 13.00 WITA (Central Indonesia Time). The lowest is 30.07°C at 07.00 WITA. The simulation by the Autodesk Ecotect software indicates the highest of 36.1°C at 11.00-12.00. Its outside temperature is 35.3°C. It slightly decreases to 36.00°C at 13.00-14.00. However, there has a temperature increase of 35.7°C outside. The temperature inside remains low even though the outside is high. Keywords: board wall; thermal comfort; environmental thermal; Dulohupa traditional house
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN DI KELURAHAN LIBUO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO Irwan Wunarlan; Satar Saman; Berni Idji; Abdul Rasyid
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 1 (2023): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i1.250

Abstract

Kelurahan Libuo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Paguat. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani yang memiliki halaman atau pekarangan rumah namun hanya sebagian kecil yang memanfaatkannya untuk ditanami tanaman berupa tanaman campuran (multi komoditas). Kelurahan Libuo memiliki masalah dan kendala terkait tidak adanya bantuan berupa pupuk, bibit tanaman dan pestisida, sehingga hal ini membuat masyarakat kurang bergairah untuk menanam, Penulis beserta mahasiswa KKN Tematik melakukan pemetaan lahan dengan bantuan perangkat lunak GIS.  Setelah mengetahui lahan yang potensial dan memiliki prospek selanjutnya dilakukan pembuatan alat komposter yang melibatkan masyarakat dan mahasiswa peserta KKN Tematik. Keterlibatan masyarakat petani dan mahasiswa peserta KKN Tematik dapat menggugah kembali minat masyarakat untuk bercocok tanam dalam menunjang ketahanan pangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA SPASIAL PERMUKIMAN SUKU BAJO DI DESA TOROSIAJE LAUT Satar Saman; Amru Siola
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol 11 No 1 (2023): RADIAL
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v11i1.380

Abstract

This research aims to determine the factors that influence spatial settlement patterns, because a deep understanding of these factors can help in the planning and management of sustainable coastal areas. Settlement area, is a place to live and a place to carry out activities to support the lives of its inhabitants, namely the relationship between humans and humans, with nature and with their creator. This research uses a rationalistic method, the analysis is done in qualitative description. The number of samples in this study were: 30 residential units of the Bajo tribe, from the total population of 112 residential units of the Bajo tribe that were found (remaining). Factors affecting the spatial pattern of settlements in the Bajo Tribe of Torosiaje Laut village, Poguwato district, the existence of geometric patterns that stand out in the main bridge network and the mass order of buildings is inseparable from natural factors in the form of the sea or tides. Patterns are seen in the mass order and network of main bridges and divider bridges. There is a short branching pattern. The smallest network is within the settlement area. Linear patterns are seen in the building mass order and bridge network in the eastern region, while the organic pattern factor is seen in the building mass order, and the connecting bridge network that develops due to spontaneity and irregularity of the building mass due to lack of planning.
PENGATURAN DAN MENATA POLA RUANG DESA ULANTA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO irwan wunarlan; Berni Idji; M. Faisal Dunggio; Satar Saman
Jurnal Pengabdian Teknik Industri Vol 1, No 1: November 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jpti.v1i1.17117

Abstract

Ulanta Village is an area in the middle of the city and most (81.84%) of the village area has been designated as a provincial strategic area in the 2014-2034 Bone Bolango Regency Regional Spatial Plan, namely Agropolitan Areas and Integrated Industrial Areas as a form of support for life community economy in Bone Bolango Regency. As for the Identification and Formulation of the Problem (1) Analyze community perceptions regarding the spatial pattern of the area in Ulanta Village, Suwawa District, Bone Bolango Regency, (2) Evaluate the suitability of the implementation of the spatial pattern for the Ulanta Village area with the RTRW of Bone Bolango Regency. (3) Making recommendations based on the results of an evaluation of spatial planning patterns in the Suwawa sub-district in Bone Bolango Regency. The target group in this science and technology implementation activity is the community, especially village government apparatus and youth youth organizations in Ulanta Village, Suwawa District, totaling 20 people. This activity takes the form of village spatial planning training by using village government officials and youth youth organizations in Ulanta Village, Suwawa District, which are very vulnerable to various land conversion problems.This training is an alternative solution to tackling environmental degradation and provides added value in increasing skills, insight and knowledge about the use of the environment to make it a comfortable and beautiful environment for the community. Keywords: Arrangement, spatial pattern, village, environment
Pelatihan Mendesain Alat Pengering Ikan Higenis di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Irwan Wunarlan; Satar Saman
Mopolayio : Jurnal Pengabdian Ekonomi Vol. 2 No. 1 (2022): Mopolayio : Jurnal Pengabdian Ekonomi Volume 2 Number 1 (November 2022) has bee
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Botubarani merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Mayoritas penduduk yang bermukim pesisir pantai di Desa Botubarani memiliki mata pencaharian sebagai nelayan tradisional. Jumlah tangkapan ikan tersebut yang dapat dijual dan dikonsumsi sendiri berjumlah 345 kg/bulan sehingga terdapat sisa jumlah tangkapan ikan yang tidak dapat dijual dan dikonsumsi sendiri sebanyak 229 kg per bulan, jika ditinjau secara finansial maka rerata nelayan tradisional di Desa Botubarani mengalami kerugian sebesar Rp 108.600 per hari. Oleh karenannya diperlukan alat untuk membantu mengatasi permasalahan diatas maka perlu dibuat Alat tersebut adalah Alat Pengering Ikan Higenis. Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik membantu untuk mendisain alat pengering ikan higenis sementara masyarakat nelayan merupakan kelompok sasaran. Dengan alat ini dapat membantu masyarakat nelayan tradisional Desa Botubarani keluar dari permasalahan tersebut.
PERANCANGAN KAMPUS POLITEKNIK MULTIMEDIA GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Aswandi Lasang; Satar Saman; Vierta Ramlan Tallei
JAMBURA Journal of Architecture Vol 6, No 1 (2024): JJoA : Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v6i1.21568

Abstract

Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia adalah penyediaan lembaga pendidikan yang tepat dan merata di seluruh wilayah untuk “implementasi dan peningkatan ilmu pengetahuan, inovasi sebagai bentuk sastra yang bertujuan untuk mengajarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Perkembangan pertumbuhan manusia sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju seperti penggunaan radio, PC, smartphone, web, pers, televisi, dan dalam industri seperti rumah produksi, studio, pemrograman, dan bidang industri korespondensi lainnya. Berdasarkan dasar pemikiran kajian, maka ruang lingkup kajian adalah pada tempat pembelajaran di bidang Multimedia. Saat ini Provinsi Gorontalo belum memiliki kampus peminatan multimedia dengan sistem perkuliahan 30% teori dan 70% praktik yang isinya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Hal tersebut sebagai pertimbangan dan penyesuaian terhadap fungsi bangunan dan kondisi iklim di kawasan tersebut. Tema Arsitektur Bioklimatik dimanfaatkan untuk merespon perubahan iklim, seperti hujan, panas, angin, dan kebisingan, serta mengatur penggunaan energi pada bangunan dan material yang akan digunakan.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, sedangkan sumber data yang digunakan adalah data siaran pers primer dan sekunder, serta data perkembangan peminat jurusan multimedia di Provinsi Gorontalo. Data yang diperoleh akan menjadi acuan utama dalam perancangan Kampus Politeknik Multimedia Gorontalo.Kata Kunci : Perancangan Kampus Multimedia; Arsitektur Bioklimatik 
PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU PADA PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA DISABILITAS FISIK DI GORONTALO Muh. Fadrianto Tomu; Satar Saman; Lydia Tatura
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20718

Abstract

ABSTRACT Gorontalo Province is one of the regions in Indonesia with a rapidly growing population of people with disabilities, reaching 6,945 individuals spread across 6 districts/cities. Based on this number, Gorontalo is one of the areas that frequently participates in the PEPARNAS (National Paralympic Week) event, which is held every 4 years. However, Gorontalo lacks the facilities to accommodate the training of physically disabled athletes and support their spirit for continuous development. The aim of the Physical Disability Sports Training Center Design is to provide a sports training facility for individuals with physical disabilities in Gorontalo, equipped with disability-friendly infrastructure and facilities. The methods employed in this design included data collection, site analysis, benchmarking, and literature studies. The physical disability sports training center in Gorontalo was designed based on the needs of individuals with physical disabilities as the main actors, using a behavioral architecture approach. Behavioral architecture is an approach in the field of architecture that emphasizes the connection between a space or building and its users and environment through the transformation of form and appearance of the building, site mass processing, and physical completeness of the designed building, taking into account the materials used in the design to provide safety and comfort for users during activities inside the facility. The research result was a building model of the Physical Disability Sports Training Center in Gorontalo as a facility to accommodate sports training for physically disabled athletes, equipped with disability-friendly infrastructure and facilities, creating comfort and safety during activities within the space or building, as well as during the training, development, and nurturing process in the field of sports. ABSTRAKProvinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan populasi penyandang disabilitas yang pesat yaitu mencapai 6.945 jiwa yang tersebar di 6 Kabupaten/Kota. Bedasarkan jumlah tersebut, Gorontalo menjadi salah satu daerah yang sering mengikuti ajang PEPARNAS (Pekan Paralimpiade Nasional) yang diselenggarakan 4 tahun sekali. Akan tetapi di Gorontalo sendiri belum memiliki fasilitas yang dapat mewadahi latihan para atlet disabilitas fisik untuk penunjang semangat para atlet agar terus berkembang. Tujuan dari Perancangan Pusat Pelatihan Olahraga Disabilitas Fisik ialah untuk mewujudkan sebuah fasilitas pelatihan olahraga bagi penyandang disabilitas fisik di Gorontalo dengan sarana dan prasarana yang ramah terhadap disabilitas. Metode yang digunakan dalam perancangan ini ialah metode pengumpulan data, analisis site, studi banding dan studi literatur. Pusat pelatihan olahraga disabilitas fisik di Gorontalo akan dirancang berdasarkan kebutuhan disabilitas fisik sebagai pelaku utama dengan pendekatan tema arsitektur perilaku. Arsitektur Perilaku adalah sebuah pendekatan dalam ilmu arsitektur yang sangat menekankan keterkaitan antara sebuah ruang atau bangunan dengan pengguna dan lingkungannya melalui transformasi bentuk dan penampilan bangunan, pengolahan tata massa tapak, serta kelengkapan fisik bangunan yang didesain sedemikian rupa dengan memperhatikan material yang digunakan dalam perancangan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pengguna saat beraktivitas didalamnya. Hasil dari penelitian ini berupa model bangunan Pusat Pelatihan Olahraga Disabilitas Fisik di Gorontalo sebagai fasilitas untuk mewadahi pelatihan olahraga bagi para atlet disabilitas fisik dengan sarana dan prasarana yang ramah terhadap disabilitas sehingga dapat tercipta kenyamanan dan keamanan saat beraktifitas dalam ruang atau bangunan, serta dalam proses pelatihan, pembinaan dan pengembangan pada bidang olahraga