Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengembangan tes kemampuan literasi sains pada materi momentum dan impuls dengan Analisis Item Response Theory (IRT) Putri, Della Apriyani Kusuma; Ramalis, Taufik Ramlan; Purwanto, Purwanto
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.511 KB) | DOI: 10.12928/jrkpf.v5i1.9212

Abstract

Kemampuan literasi sains adalah suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan konsep dan proses sains yang dimilikinya. Berbagai macam permasalahan yang terjadi di era globalisasi ini menuntut siswa untuk tidak hanya cakap dalam aspek kognitif tapi juga mampu memberi keputusan untuk memecahkan permasalahan, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi sains adalah kemampuan yang penting dan harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen untuk mengukur kemampuan literasi sains. hal inilah yang mendasari peneliti mengembangkan instrumen kemampuan literasi sains. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengetahui karakteristik tes kemampuan literasi sains fisika siswa SMA pada materi momentum dan impuls berdasarkan aspek literasi sains yang dikemukakan oleh Gormally. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sebelum diuji coba tes telah divalidasi oleh tiga orang validator dan menghasilkan kesimpulan bahwa tes cukup baik dan dapat diuji coba. Hasil analisis menggunakan Item Response Theory menunjukkan bahwa model 3PL adalah model yang sesuai dengan karakteristik tes. Sedangkan karakteristik tes yang meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, dan faktor tebakan termasuk dalam kategori baik. Science literacy skills is an ability that allows one to make a decision with the knowledge of the concepts and processes of science has. A wide variety of problems that occur in a globalized world requires students to not only proficient in cognitive but also able to make a decision to solve the problem, so it can be said that the ability of science literacy is an important capability and must be owned by the students. Therefore, the instrument is required to measure the ability of science literacy. This problem is underlying instrument researchers develop scientific literacy capabilities. The purpose of this research is to develop scientific literacy proficiency test for high school students on the physics material of momentum and impulse based on aspects of scientific literacy proposed by Gormally. The research method applied is research and development (Research and Development) which is the research methods used to produce a particular product and test the effectiveness of the product. Before tested, the test has been validated by a validator of three people and lead to the conclusion that the test quite well and can be tested. The result using analysis Item Response Theory shows that the model 3PL is a model match to the characteristics of the test. Whereas the characteristics of the test which includes distinguishing, level of difficulty and guess factors included in good categories.
ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA SMP, SMA DAN SMK DALAM PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA PEMBELAJARAN FISIKA Winny Liliawati; Purwanto .; Taufik Ramlan R; Rahmat Hidayat; Erlina Megawati; Puspitasari Tri Puspitasari
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya Vol 6, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/bfi-jifpa.v6i2.724

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berinkuiri siswa sekolah menengah (SMP, SMA, dan SMK). Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan levels of inquiry model. Levels of inquiry model adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk mempermudah guru dalam mengajarkan sains menggunakan inkuiri melalui beberapa tahapan dimulai yang terendah hingga tertinggi disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Levels of inquiry terdiri atas lima tahapan, yaitu tahapan terendah dimulai dari discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, inquiry lab, dan tahapan tertinggi yaitu hypothetical inquiry. Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran kemampuan inkuiri siswa SMP, SMA, dan SMK setelah diterapkannya levels of inquiry model. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan instrumen yang digunakan yaitu authentic assessment untuk mengukur kemampuan berinkuiri siswa sekolah menengah. Data diperoleh selama proses pembelajaran levels of inquiry model untuk topik kelistrikan terhadap siswa SMP (36 siswa), SMA (30 siswa), dan SMK (20 siswa). Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan inkuiri siswa SMP kategori kurang terampil, siswa SMA termasuk kategori terampil, dan siswa SMK termasuk kategori terampil. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan levels of inquiry model dapat melatihkan kemampuan inkuiri siswa walaupun untuk siswa SMP kemampuan inkuiri masih rendah. Oleh karena itu perlu studi lanjut untuk mencari metode yang tepat dalam melatihkan kemampuan inkuiri pada materi kelistrikan di SMP.Kata kunci: kemampuan inkuiri, levels ofinquiry model, pembelajaran fisika.
Pengembangan tes kemampuan literasi sains pada materi momentum dan impuls dengan Analisis Item Response Theory (IRT) Della Apriyani Kusuma Putri; Taufik Ramlan Ramalis; Purwanto Purwanto
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.511 KB) | DOI: 10.12928/jrkpf.v5i1.9212

Abstract

Kemampuan literasi sains adalah suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan konsep dan proses sains yang dimilikinya. Berbagai macam permasalahan yang terjadi di era globalisasi ini menuntut siswa untuk tidak hanya cakap dalam aspek kognitif tapi juga mampu memberi keputusan untuk memecahkan permasalahan, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi sains adalah kemampuan yang penting dan harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen untuk mengukur kemampuan literasi sains. hal inilah yang mendasari peneliti mengembangkan instrumen kemampuan literasi sains. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengetahui karakteristik tes kemampuan literasi sains fisika siswa SMA pada materi momentum dan impuls berdasarkan aspek literasi sains yang dikemukakan oleh Gormally. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sebelum diuji coba tes telah divalidasi oleh tiga orang validator dan menghasilkan kesimpulan bahwa tes cukup baik dan dapat diuji coba. Hasil analisis menggunakan Item Response Theory menunjukkan bahwa model 3PL adalah model yang sesuai dengan karakteristik tes. Sedangkan karakteristik tes yang meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, dan faktor tebakan termasuk dalam kategori baik. Science literacy skills is an ability that allows one to make a decision with the knowledge of the concepts and processes of science has. A wide variety of problems that occur in a globalized world requires students to not only proficient in cognitive but also able to make a decision to solve the problem, so it can be said that the ability of science literacy is an important capability and must be owned by the students. Therefore, the instrument is required to measure the ability of science literacy. This problem is underlying instrument researchers develop scientific literacy capabilities. The purpose of this research is to develop scientific literacy proficiency test for high school students on the physics material of momentum and impulse based on aspects of scientific literacy proposed by Gormally. The research method applied is research and development (Research and Development) which is the research methods used to produce a particular product and test the effectiveness of the product. Before tested, the test has been validated by a validator of three people and lead to the conclusion that the test quite well and can be tested. The result using analysis Item Response Theory shows that the model 3PL is a model match to the characteristics of the test. Whereas the characteristics of the test which includes distinguishing, level of difficulty and guess factors included in good categories. Kata kunci: Kemampuan Literasi Sains, Item Response Theory, Momentum dan Impuls
Application Of Problem Based Learning Model Using Education For Sustainable Development Context In Improving Critical Thingking Ability For Junior High School Students At Heat Theory Jenit Anggiani Lutfianis; Agus Fany Chandra Wijaya; Purwanto Purwanto
Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol 12, No 2 (2020): Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/dinamika.v12i2.6354

Abstract

Indonesia ranks 6th from the bottom based on four annual studies Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) in 2015. Based on the results of the TIMSS and PISA, it was said that Indonesian students only mastered low-level questions and lacked high-level questions (HOTS) which included requiring students to think analytically, creatively and critically. Therefore, this study aims to improve students critical thinking skills with the Problem Based Learning model using the education of sustainable development (ESD) context on the heat theory. This study used a one group pretest-posttest design with a sample of 31 students from one of junior high schools in Bandung city. The instrument used was a critical thinking ability test and sustainability awareness profile questionnaire. The acquisition of <g> shows the ability to think critically: Provide a basic explanation of 0.72; build basic skills 0.69; concluded 0.69; make further explanation 0.47; and set the strategy and tactics 0.38. Obtaining sustainability awareness questionnaire 63.33% with the category “practice that are done” based on this, it can be concluded that the problem based learning model using ESD context can be used to improve students' critical thinking skills. 
Pengembangan bahan ajar pada materi listrik dinamis berbasis web yang berorientasi keterampilan berpikir kreatif Siti Zuraidah Azzahro; Purwanto Purwanto; Agus Fany C. Wijaya
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA Vol 4, No 2 (2017): JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jipf.v4i2.4523

Abstract

Penelitian ini memaparkan penelitian tentang pengembangan bahan ajar berbasis web pada materi listrik dinamis yang berorientasi keterampilan berpikir kreatif. Penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan ajar web SMP berorientasi keterampilan berpikir kreatif yang teruji kelayakannya serta dapat membantu guru dan peserta didik dalam mempelajari materi listrik dinamis. Metode yang digunakan peneliti dalah metode Research and Development (R&D) model 4-D yang direduksi menjadi 3-D (Define, Design dan Develop). Instrumen yang digunakan meliputi lembar penilaian bahan ajar dalam memfasilitasi keterampilan berpikir kreatif, kelayakan konten, kelayakan desain visual dan kelayakan navigasi menu. Instrumen digunakan pada tahap validasi di uji ahli dan uji coba pengguna. Uji ahli dilakukan oleh 3 orang dosen fisika. Uji pengguna dilakukan oleh 3 orang guru mata pelajaran fisika dan 30 orang peserta didik kelas IX SMP. Hasil validasi secara keseluruhan menunjukan bahwa bahan ajar layak digunakan ditinjau dari memfasilitasi keterampilan berpikir kreatif, kelayakan konten, kelayakan desain visual dan kelayakan navigasi menu
Penerapan Cooperative Learning Tipe TPSQ untuk Mengoptimalkan Kemampuan Membuat Peta Konsep dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Materi Optik Nia Kurniasih; Purwanto Purwanto; Parsaoran Siahaan
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 4, No 2 (2019): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.852 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v4i2.20158

Abstract

Pemahaman konsep siswa merupakan bagian penting dalam pembelajaran, pemahaman konsep dapat ditingkatkan melalui penggunaan peta konsep dalam pembelajaran. Hasil studi pendahuluan menunjukkan persentase siswa yang dapat menentukan konsep hanya 63,89% konsep utama, 55,56% konsep inklusif, 36,11% konsep kurang inklusif dan 25% konsep spesifik. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep. Model pembelajaran cooperative learning tipe think pair square (TPSq) diprediksi dapat meningkatkan kemampuan membuat peta konsep. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan dalam membuat peta konsep dan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model cooperative learning tipe Think Pair Square (TPSq). Jenis penelitian ini adalah pre-experimental dengan desain one-group pretest-posttest design. Sampel penelitian dilakukan kepada 27 siswa kelas VIII salah satu SMP di Kota Bandung. Data dikumpulkan melalui tes, peta konsep siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil menunjukan bahwa adanya pengaruh dari penerapan cooperative learning tipe TPSq terhadap kemampuan membuat peta konsep dengan nilai rata-rata peta konsep untuk setiap pertemuan adalah 68,13 kategori sedang, prestasi belajar siswa pada materi optik meningkat dengan nilai n-gain sebesar 0,5 kategori sedang dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,50 kategori cukup. Kata Kunci: Cooperatie learning; Peta konsep; Prestasi belajar. ABSTRACT Understanding student’s concepts is an important part of learning, conceptual understanding can be improve through the use of concept maps in learning. Preliminary study results show the percentage of students who can determine the concept only 63.89% of the main concept, 55.56% inclusive concept, 36.11% less inclusive concept and 25% specific concepts. This shows that need a learning model that can improve students' ability in making concept maps. Cooperative learning model type think pair square (TPSq) is predicted to improve the ability to create concept maps. The purpose of this study is to determine the ability to create concept maps and student achievement after the implementation of cooperative learning model Think Pair Square (TPSq). This type of research is pre-experimental with one-group pretest-posttest design. The sample of the research was done to 27 students of class VIII one of junior high school in Bandung. Data were collected through by test, student concept maps, and instructional learning observation sheets. The result shows that the influence of the implementation of cooperative learning TPSq type on the ability to create concept map with average value of concept map for each meeting is 68,13 medium category, student achievement on optical material increases with n-gain value equal to 0.5 medium category and value of correlation coefficient of 0,50 enough category. Keywords: Cooperative Learning; Concept Maps; Learning Achievement.
Pengembangan Komik Berbasis Pendekatan Saintifik sebagai Media Pembelajaran Fisika SMA pada Topik Kalor Ghaida Prinisa Achmad; Purwanto Purwanto; unang purwana
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 7, No 1 (2022): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Februari 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.451 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v7i1.42890

Abstract

Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang digunakan pendidik dalam membantu proses penyampaian materi pelajaran pada peserta didik untuk dapat memahami pesan yang disampaikan sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Namun, masih banyak peserta didik yang merasa jenuh dan kurang termotivasi untuk belajar fisika karena sulit untuk memahami materi yang disampaikan akibat penggunaan media yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa komik berbasis pendekatan saintifik pada topik kalor yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mendukung pembelajaran berbasis pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013 agar peserta didik dapat tetap termotivasi untuk belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (RD) dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari tahap Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Kelayakan komik divalidasi menggunakan lembar validasi materi dan lembar validasi media. Hasil validasi materi bernilai 86,25% dan validasi media bernilai 85,67% dan dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji pengguna dengan menggunakan angket respons kepada pendidik dan peserta didik menunjukkan respons yang sangat positif menunjukkan ketertarikan pada media pembelajaran berupa komik berbasis pendekatan saintifik sebagai media penunjang dalam pembelajaran. Kata kunci: Kalor, Komik, Media Pembelajaran, Pendekatan Saintifik
Analisis Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi Gerak Lurus Menggunakan Teori Respons Butir Pungkas Wijiasmoro; Taufik R Ramalis; Purwanto Purwanto; Mutiara Syifa
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 8, No 1 (2023): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Februari 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.729 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v8i1.48272

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik instrumen keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi gerak lurus di sekolah menengah atas (SMA) menggunakan teori respons butir (IRT). Karakteristik instrumen yang dianalisis adalah model parameter logistik yang sesuai, validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif menggunakan data kuantitatif dan desain yang digunakan adalah ­one-shot design. Partisipan penelitian ini adalah 101 siswa SMA yang telah mempelajari gerak lurus. Data yang didapat dianalisis menggunakan teori respons butir model 2-PL. Instrumen berupa 22 soal pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid. Reliabilitas instrumen menunjukkan instrumen tersebut bisa diandalkan untuk diberikan pada siswa dengan kemampuan rendah hingga sedang dengan nilai kemampuan -1,1 hingga 0,9. Daya pembeda instrumen secara keseluruhan dinyatakan baik dengan nilai a = 1,98. Sedangkan untuk daya pembeda setiap soal, 11 soal dinyatakan memiliki daya pembeda baik dan 11 soal lainnya dinyatakan memiliki daya pembeda tidak baik. Taraf kesukaran instrumen secara keseluruhan termasuk dalam kategori sedang dengan nilai b = -0,1. Sedangkan untuk taraf keseluruhan setiap soal, satu soal termasuk dalam kategori soal mudah, satu soal termasuk dalam kategori sukar, dan 20 soal lainnya termasuk dalam kategori sedang.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR WEB FISIKA SMP BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI KALOR Angga Bagja Nugraha; Taufik Ramlan Ramalis; Purwanto Purwanto
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 2, No 1 (2017): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.594 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v2i1.4850

Abstract

Penelitian ini memaparkan penelitian tentang pengembangan bahan ajar web fisika SMP berorientasi literasi sains yang mengacu pada kurikulum 2013 dan domain literasi sains dalam framework PISA 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar web fisika SMP berorientasi literasi sains yang teruji kualitasnya serta dapat membantu guru dan siswa dalam mempelajari materi kalor. Metode Research and Development (RD) model 4-D yang direduksi menjadi 3-D (Define, Design, dan Develop) digunakan untuk mengembangkan bahan ajar dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan meliputi angket kelayakan konten, angket kelayakan desain visual, dan angket kelayakan navigasi. Untuk mengetahui kualitas bahan ajar web fisika yang dikembangkan kemudian dilakukan uji coba terbatas melalui dua tahapan yakni uji ahli dan uji pengguna. Uji ahli dilakukan oleh enam orang ahli yang terdiri dari tiga ahli materi dan tiga ahli media. Uji pengguna dilakukan oleh lima orang guru mata pelajaran IPA dan 30 orang siswa kelas VIII SMP. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa bahan ajar web fisika yang dikembangkan memiliki karakteristik konten yang terkualifikasi “baik” dengan nilai tingkat ketercapaian kelayakan konten 86,7%, karakteristik desain visual yang terkualifikasi “baik” dengan nilai tingkat ketercapaian kelayakan desain visual 82,7%, dan karakteristik navigasi yang terkualifikasi “baik” dengan nilai tingkat ketercapaian kelayakan navigasi 83,7%.
PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH KONSEP FISIKA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI SISWA SMA NEGERI PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI KABUPATEN BANDUNG Wawan Ruswandi; Parlindungan Sinaga; Purwanto Purwanto
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 7, No 2 (2022): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) September 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.526 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v7i2.43390

Abstract

Informasi mengenai profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah pasca pembelajaran jarak jauh penting untuk diketahui karena kedua kemampuan ini berkaitan dengan pemahaman konsep dan kemampuan siswa dalam menggunakan multi representasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMA Negeri pada pembelajaran jarak jauh di Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan memberikan tes pada siswa setelah terlaksananya proses pembelajaran. Ukuran sampel ditentukan berdasarkan rumus Isaac dan Michael dengan populasi seluruh siswa SMA Negeri di Kota Bandung kelas X yang telah mempelajari materi usaha dan energi. Teknik pengambilan sample adalah cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan di tiga sekolah yang masing-masing dikategorikan sekolah klaster atas, klaster tengah, dan klaster bawah. Instrumen yang digunakan terdiri dari delapan tema dimana pada setiap tema terdapat tiga soal isomorfik (konteks dan kontennya sama) dengan representasi berbeda yang mengacu pada R-FCI dari Nieminen, dkk. (2010). Dari 450 siswa yang dijadikan sampel penelitian ditemukan bahwa untuk kategori konsistensi representasi 17,33% siswa berada pada tingkat konsisten, 38,45% cukup konsisten, dan 44,22% tidak konsisten. Sedangkan untuk konsistensi ilmiah ditemukan bahwa 12,44% siswa konsisten, 28,45% cukup konsisten, dan 59,11% tidak konsisten. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan multi representasi, sebagian besar siswa masih belum memahami konsep fisika pada materi usaha dan energi dengan benar. Kata Kunci: konsistensi representasi, konsistensi ilmiah, Pembelajaran Jarak Jauh, Multi Representasi, Usaha dan Energi