p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal BAHAS
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

METODE DEIKSIS DALAM MENINGKATKAN LESEVERSTÄNDNIS MAHASISWA BAHASA JERMAN Jujur Siahaan
BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v30i3.17175

Abstract

Abstrak Leseverständnis ‘pemahaman membaca’ merupakan proses membaca sandi berupa tulisan yang harus diinterpretasikan sehingga apa yang disampaikan penulis  dapat dipahami dan disimpulkan pembaca. Namun pembaca sering menghadapi kesulitan dalam proses memahami penyandian teks bacaan tersebut, sehingga diperlukan suatu metode, yakni metode deiktische Ausdrücke. Deiktische Ausdrücke adalah sebuah kajian pragmatik yang merupakan salah satu unit linguistik (kata,frasa,klausa) yang rujukan atau referennya ditentukan oleh penuturnya. Rujukan atau acuan yang terdapat dalam teks bacaan sering dihiraukan mahasiswa sehingga menyebabkan kekeliruan dalam memahami informasi tentang isi teks. Pada metode deiksis, setiap referen atau rujukan dalam teks bacaan yang mengacu pada informasi sebelumnya menjadi pedoman untuk memahami isi teks bacaan.  Deiktische Ausdrücke terdiri dari:die Personaldeixsis (deiksis personal) Singen Sie den Anfang eines Geburtstagsliedes,die Ortdeixsis (deiksis tempat atau ruang) Es regnet hier seit 18 Uhr, die Temporaldeixsis (deiksis waktu) Heute fahren die S-Bahn bis zum Hauptbahnhof, die Diskursdeixsis (deiksis wacana) Was ich sagen will, ist dies/Folgendes:Sie können bei Dr. Steffens jetzt einen Termin bekommen dan die Sozialdeixsis (deiksis sosial) Stellen Sie sich Fragen gegenseitig zum Thema. Pada dasarnya Leseverständnis ‘pemahaman membaca’ bertujuan untuk memahami dan menganalisis teks bacaan bahasa Jerman dalam taraf kesukaran tingkat sederhana (A1) sampai ketingkat kesulitan lebih (B1 ). Sehingga sangatlah penting untuk menerapkan metode deiksis ini guna tercapainya tujuan matakuliah Leseverständnis bahasa Jerman Keywords: Metode deiksis dan Leseverständnis
KONTRIBUSI PHONETISCHE ZEICHEN TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MAHASISWA Jujur Siahaan
BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v31i1.18583

Abstract

AbstrakPedoman fonetik  alphabet bahasa Jerman dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang enggan berbicara bahasa Jerman karena takut salah bunyi (Aussprache) atau takut tidak mendapat tanggapan dari si pendengar. Pedoman itu disebut Internationales Phonetisches Alphabet (IPA). Bagaimana mengucapkan setiap lambang bunyi baik itu vokal, diftong dan konsonan, telah ditranskripsikan dengan jelas melalui phonetische Zeichen. Untuk mampu berbicara bahasa Jerman  dengan benar sesuai hakekatnya, diharapkan lebih dulu memahami alphabet bahasa Jerman maupun artikulasi yang tepat yang disusun dalam IPA. (Zur Beschreibung der gesprochenen Sprache, d.h. seiner Laute (Vokale, Konsonanten) und seiner prosodischen Merkmale (Intonation, z.B. Wort und Satzakzent), bedient man sich der Lautschrift, des Zeichensystem IPA (“Internationales Phonetisches Alphabet”) (Kaunzner, Ulrike A. 1997). Berpedoman pada kriteria IPA dengan mengaplikasikannya melalui phonetische Zeichen, maka mahasiswa akan lebih trampil berbicara bahasa Jerman dan dapat dipahami oleh si pendengar. Sehingga pesan atau ide apa yang disampaikan akan segera mendapat tanggapan dan komunikasi dapat berjalan lancar. The primary function of language is for interaction and communication (Setiyadi: 2006). Apabila mahasiswa telah mampu berkomunikasi dengan baik, hal ini berarti bahwa keterampilan berbicara mahasiswa telah tercapai yang menjadi sebagai tujuan utama dari program studi pendidikan bahasa Jerman.  Keywords:  phonetische Zeichen dan  keterampilan berbicara
ANALISIS MORFOLOGIS NOMINA BAHASA JERMAN Jujur Siahaan
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2380

Abstract

  Tulisan ini mendeskripsikan morfologi nomina, yang membahas tentang bagaimana kategori dan proses morfologis pembentukan nomina bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam analisis ini  adalah metode kualitatif deskriptif. Data kepustakaan seperti: buku teks ( Themen neu, Wieso nicht ?, Sprachkurs Deutsch), Jurnal ( Scala, Journal für Deutschland, Europa Magazin ) dan majalah Jugend, die Mitmach Gesellschaft serta Juma merupakan sumber data. Data yang sudah terkumpul melalui teknik studi pustaka dan pencatatan  dianalisis sesuai  proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Dari  hasil  analisis  data, diperoleh  bahwa  kategori  nomina   bahasa Jerman terdiri dari nomina pokok dan nomina turunan.  Dan proses morfologis yang terjadi adalah proses afiksasi, komposisi, konversi, akronim, klipping dan proper names. Diantara proses morfologis, afiksasi  dalam hal ini sufiks sangat banyak ditemukan dalam proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Sedangkan prefiks tidak. Kata Kunci: Nomina ditinjau dari segi bentuk dan proses morfologis
Kontribusi phonetische Zeichen terhadap Keterampilan Berbicara Mahasiswa Bahasa Jerman JUJUR SIAHAAN
BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i86 TH 39.2412

Abstract

Pedoman fonetik  alphabet bahasa Jerman dapat mengurangi jumlah mahasiswa yang enggan berbicara bahasa Jerman karena takut salah bunyi (Aussprache) atau takut tidak mendapat tanggapan dari si pendengar. Pedoman itu disebut Internationales Phonetisches Alphabet (IPA). Bagaimana mengucapkan setiap lambang bunyi baik itu vokal, diftong dan konsonan, telah ditranskripsikan dengan jelas. Untuk mampu berbicara bahasa Jerman  dengan benar sesuai hakekatnya, diharapkan lebih dulu memahami alphabet bahasa Jerman maupun artikulasi yang tepat yang disusun dalam IPA. (Zur Beschreibung der gesprochenen Sprache, d.h. seiner Laute (Vokale, Konsonanten) und seiner prosodischen Merkmale (Intonation, z.B. Wort und Satzakzent), bedient man sich der Lautschrift, des Zeichensystem IPA (“Internationales Phonetisches Alphabet”) (Kaunzner, Ulrike A. 1997). Berpedoman pada kriteria IPA dengan mengaplikasikannya melalui phonetische Zeichen, maka mahasiswa akan lebih trampil berbicara bahasa Jerman dan dapat dipahami oleh si pendengar. Sehingga pesan atau ide apa yang disampaikan akan segera mendapat tanggapan dan komunikasi dapat berjalan lancar. The primary function of language is for interaction and communication (Setiyadi: 2006). Apabila mahasiswa telah mampu berkomunikasi dengan baik, hal ini berarti bahwa keterampilan berbicara mahasiswa telah tercapai yang menjadi sebagai tujuan utama dari program studi pendidikan bahasa Jerman. Keywords:  phonetische Zeichen dan  ketrampilan berbicara
Analisis Morfologis Adjektiva Bahasa Jerman JUJUR SIAHAAN
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2336

Abstract

Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membahas tentang bagaimana caranya kata itu terstruktur dan bagaimana disusun dari bagian yang lebih kecil. Proses morfologis menyangkut pengkajian tentang cara pembentukan kata melalui penggabungan suatu morfem dengan morfem lainnya.Ada beberapa proses morfologis yang terjadi pada bahasa diantaranya: afiksasi,          reduplikasi, perubahan intern, suplesi, modifikasi kosong, komposisi, acronyms, back formation, blending, clipping, coinage, conversion, morphological misanalysis (false etymology), proper names dan deviating (Verhaar:1979 dan Stageberg dalam Sibarani:2002). Diantara proses morfemis ini yang terdapat dalam bahasa Jerman adalah: afiksasi, komposisi, konversi, modifikasi internal, akronim, klipping dan nama diri. Proses            morfologis yang terjadi pada adjektiva bahasa Jerman adalah afiksasi dengan morfem: un-, erz-, -lich, -sam, -bar, -ig, -ös, -es-, -s-, -n-, -er-, -e- dan proses komposisi. Sedangkan konversi, akronim, klipping dan nama diri terjadi pada kelas nomina, seperti yang telah ada  pada penelitian penulis dalam “analisis morfologis nomina” sebelumnya. Dengan menganalisis       adjektiva bahasa Jerman secara morfologis, maka unsur-unsur atau morfem morfem pembentukannya dan perubahan apa saja yang terjadi dapat dideskripsikan. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan dan  kualitas. Dilihat dari segi bentuk morfologisnya adjektiva terdiri atas:  (1)adjektiva berbentuk kata dasar dan (2) adjektiva turunan. Adjektiva pokok atau berbentuk kata dasar tidak mendapat proses apapun dala pembentukannya dan bersifat monomorfemis. Sedangkan adjektiva turunan terbentuk melalui proses morfologis dan bersifat polimorfemis (terdiri atas dua morfem atau lebih).
METODE DEIKSIS DALAM MENINGKATKAN LESEVERSTÄNDNIS MAHASISWA BAHASA JERMAN Jujur Siahaan
BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v29i1.11562

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Leseverständnis ’pemahaman membaca’ mahasiswa bahasa Jerman Semester III Tahun Akademik 2017/2018 melalui deiktische Ausdrücke ‘tuturan rujukan’. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen yang menguji secara langsung kontribusi metode deiksis guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami sebuah teks bacaan bahasa Jerman. Leseverständnis ‘membaca pemahaman’ merupakan proses membaca sandi berupa tulisan yang harus diinterpretasikan sehingga apa yang disampaikan penulis  dapat dipahami dan disimpulkan. Namun mahasiswa sering menghadapi kesulitan dalam proses memahami penyandian teks bacaan tersebut, sehingga diperlukan suatu metode, yakni metode deiktische Ausdrücke. Deiktische Ausdrücke adalah sebuah kajian pragmatik yang merupakan salah satu unit linguistik (kata,frasa,kalusa) yang rujukan atau referennya ditentukan oleh penuturnya. Rujukan atau acuan yang terdapat dalam teks bacaan sering dihiraukan mahasiswa sehingga menyebabkan kekeliruan dalam memahami informasi tentang isi teks. Pada metode deiksis, setiap referen atau rujukan dalam teks bacaan yang mengacu pada informasi sebelumnya menjadi pedoman untuk memahami isi teks bacaan. Deiktische Ausdrücke terdiri dari: die Personaldeixsis (deiksis personal) Singen Sie den Anfang eines Geburtstagsliedes, die Ortdeixsis (deiksis tempat atau ruang) Es regnet hier seit 18 Uhr, die Temporaldeixsis (deiksis waktu) Heute fahrendie S-Bahn bis zum Hauptbahnhof, die Diskursdeixsis (deiksis wacana) Was ich sagen will, ist dies/Folgendes:Sie können bei Dr. Steffens jetzteinen Termin bekommen dan die Sozialdeixsis (deiksis sosial) Stellen Sie sich Fragen gegenseitig zum Thema. Pada dasarnya Leseverständnis ‘membaca pemahaman’ bertujuan untuk memahami dan menganalisis teks bacaan bahasa Jerman dalam taraf kesukaran tingkat sederhana (A1) sampai ketingkat kesulitan lebih (B1). Sehingga sangatlah penting untuk menerapkan metode deiksis ini guna tercapainya tujuan matakuliah Leseverständnis bahasa Jerman
ANALISIS MORFOLOGIS NOMINA BAHASA JERMAN Jujur Siahaan
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2416

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan morfologi nomina, yang membahas tentang bagaimana kategori dan proses morfologis pembentukan nomina bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data kepustakaan seperti: buku teks ( Themen neu, Wieso nicht ?, Sprachkurs Deutsch), Jurnal       (Scala, Journal für Deutschland, Europa Magazin ) dan majalah Jugend, die Mitmach Gesellschaft serta Juma merupakan sumber data. Data yang sudah terkumpul melalui teknik studi pustaka dan pencatatan  dianalisis sesuai  proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Dari  hasil  analisis  data, diperoleh  bahwa  kategori  nomina   bahasa Jerman terdiri dari nomina pokok dan nomina turunan.  Dan proses morfologis yang terjadi adalah proses afiksasi, komposisi, konversi, akronim, klipping dan proper names. Diantara proses morfologis, afiksasi  dalam hal ini sufiks sangat banyak ditemukan dalam proses pembentukan nomina bahasa Jerman. Sedangkan prefiks tidak. Kata Kunci: Nomina ditinjau dari segi bentuk dan proses morfologis.