Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI SUMATERA UTARA HENDRA KURNIA PULUNGAN
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2327

Abstract

The change of the provision in the 2004 constitution Number 32 and the effective of the 2008 constitution number 12 in which assert that the contestants of the Head District and Mayoral election (PEMILUKADA -Walikota) can also come from personal supported by a number of people. This fact indicates that the freedom of politics happen in the numerious members of society. The situation of democracy in the local level is obviously seen clearly in the contest of the head district and mayoral election. In the event of such election, either the head district or the mayor have been as an object to be run after. Whereas society is put as a primary subject.
PLURALISME DAN MEDIA Hendra Kurnia Pulungan
BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v27i1.5675

Abstract

  Pluralisme saat ini tidak hanya diartikan untuk dipakai dalam konteks agama, budaya dan sosial masyrakat, tetapi juga melebar pada media. Prinsip pluralisme mediamerupakan otonomi penyiar layanan secara  independen dalam memberikan tontonan kepada masyarakat. Tulisan ini selanjutnya ingin mendeskripsikan peranan pluralisme yang dilakukan media dengan konten yang disampaikan media tersebut. Dapat dilihat bahwasanya perkembangan program acara pada stasiun televisi yang berbeda tak selamanya menyampaikan informasi yang berbeda juga. Ternyata konsentrasi pluralisme media hanya terletak pada perkembangan dan pertumbuhan perusahaan media yang demokratis, sehingga informasi yang diberikan oleh media-media yang ada cenderung seragam.Isi media massa tidak dapat terlepas dari siapa penguasa sumber-sumber produksi media massa. Ini dapat  dilihat antara lain dari kepemilikian media massa, kepemilikan rumah produksi penghasil acara-acara televisi yang ada. Dapat dikatakan bahwa penguasa sumber- sumber media televisi adalah pengusaha. Ideologi dari aktivitas  pengusaha adalah menjual  sesuatu untuk  mendapatkan profit/keuntungan. Tanpa keuntungan perusahaan akan ditutup. Jadi  televisi adalah bisnis, pemilik televisi adalah pengusaha media.   Kata Kunci: pluralisme dan media televisi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE WORD INDUCTIVE (INDUKTIF KATA BERGAMBAR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 DOLOK PANRIBUAN T. A 2014/2015 Maylista Damanik; Hendra Kurnia Pulungan
Basastra Vol 5, No 2 (2016): Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bss.v5i2.3799

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran induktif kata bergambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Panribuan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Panribuan sebanyak 204 orang. Sampel yang digunakan adalah homogeny berjumlah 60 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 75,50, sedangkan kelas kontrol adalah 67,1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa setelah perlakuan (kelas eksperimen) lebih tinggi dari pada sebelum perlakuan (kelas kontrol). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh  =3,49 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% atau 1 % dengan dk = (N1  +N2) -2 = (30+30) – 2 = 58. Pada tabel t dengan dk = 58 diperoleh taraf signifikan 5% = 2,03 dan taraf signifikan 1% = 2,72. Oleh karena to yang diperoleh lebih besar dari ttabel, yaitu 2,03<3,49>2,72 maka hipotesis nihil (H0) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran induktif kata bergambar mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa kelas kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Panribuan.   Kata kunci : Model, induktif kata bergambar, pembelajaran langsung,                                 menulis puisi
KEKERASAN VERBAL PADA FILM WARKOP DKI REBORN KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE Yesika Danastasya; Hendra Kurnia Pulungan
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL SASINDO
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.758 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v7i1.10439

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan verbal yang terdapat pada tiap scene dalam film Warkop DKI Reborn. Selain itu juga untuk mengetahui sign, object dan interpretant dengan kajian semiotika Charles Sanders Pierce yang terdapat pada film tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.Instrument dalam penelitian ini adalah instrument yang dapat menayangkan dan memilah data yang dianalisis, tujuannya agar data tersebut sahih. Karena data penelitian ini berupa tuturan dalam film DVD, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah DVD player.Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak bebas libat cakap dan teknik catat.Metode simak adalah metode yang dilakukan melalui penyimakan penggunaan bahasa dan dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial (Sudaryanto, 1993: 133).Dalam hal ini, peneliti melakukan penyimakan terhadap dialog yang dipakai oleh para aktor dan aktris yang berperan dalam film komedi “WARKOP DKI REBORN”.Dari hasil perolehan data ditemukan bahwa terdapat banyak kekerasan verbal dalam film Warkop DKI Reborn tersebut.Pada awalnya film tersebut ingin menciptakan humor, namun pada akhirnya banyak humor yang mengandung kekerasan verbal dan berdampak tidak baik bagi para pendengar atau bagi para penonton. Kata kunci: Kekerasan Verbal, Film, Semiotika.
KESAN KESANTUNAN BERBAHASA AHOK PADA DEBAT PILKADA RESMI DKI JAKARTA 2017 (KAJIAN PRAGMATIK) Shinta Situngkir; Hendra Kurnia Pulungan
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.09 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i1.7655

Abstract

ABSTRAKShinta Situngkir. 2133210022. Kesantunan Berbahasa Ahok pada Debat Pilkada Resmi Dki Jakarta 2017 (Kajian Pragmatik), Program Studi Sastra Indonesia/S-1, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni. UniversitasNegeri Medan. 2017.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesantunan berbahasa Ahok sebagai calon Gubernur dalam debat resmi Pilgub DKI Jakarta yang berlangsung sebanyak tiga kali, yakni tanggal tanggal 13, 27 Januari, dan 10 Februari yang disediakan oleh KPUD DKI Jakarta. Jenis penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik bebas libat cakap. Pengumpulan data ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet, yaitu dengan mengunduh video tayangan di Youtube. Setelah video diunduh, data berupa tuturan peserta debat kemudian diproses dengan melakukan transkrip. Dari hasil transkrip ini, kemudian penulis mencari data kualitatif dengan membaca dan mencatat.Hasil penelitian, diperoleh 64 tuturan Ahok yang menggunakan tindak tutur ilokusi yang dikemukakan oleh Searli, jenis tindak tutur yang paling banyak digunakan oleh penutur adalah tindak tutur ilokusi asertif, yakni 40 data hal ini terjadi karena dalam tuturan tersebut Ahok banyak memaparkan visi-misi serta program kerja yang sudah dilaksanakannya semasa jabatannya pada periode 2013-2017. Kemudian, berdasarkan kesantunan berbahasanya, Ahok menggunakan strategi kesantunan positif dan negatif dalam tuturannya, pada strategi kesantunan positif terdapat 45 data, dan strategi kesantunan negatif terdapat 19 data. Banyaknya penggunaan strategi kesantunan positif dalam tuturannya menunjukkan bahwa pada saat debat berlangsung Ahok mencoba meminimalkan jarak terhadap pendengar dengan tujuan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Kata Kunci: tindak tutur, kesantunan berbahasa, debat Pilgub. 
CERITA RAKYAT SI BORU SARODING ; KAJIAN RESEPSI SASTRA Sandro Tamba; Hendra Kurnia Pulungan
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.656 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i1.7654

Abstract

ABSTRAKSandro Tamba, NIM 2103210031. “Cerita Rakyat Si Boru Saroding Kajian Resepsi Sastra”. Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia/S-1, Jususan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Medan Pengkajian terhadap sastra merupakan kajian yang cukup menarik dengan memperhatikan segi media yang digunakan. Media yang digunakan dapat berbentuk lisan atau tulisan. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sastra lisan memang luar biasa kaya dan beranekaragam. Secara garis besar sastra terbagi atas dua bagian yaitu : sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan dalam penyampaiannya adalah dari mulut ke mulut yang berisi cerita-cerita terhadap sesama (sastra oral) yang merupakan warisan turun-temurun yang mempunyai nilai-nilai luhur yang perlu dikembangkan. Sastra tulisan dalam penyampaiannya adalah melalui tulisan yang sudah dibukukan dan dibaca orang banyak. Sastra tulisan ini banyak yang berasal dari sastra lisan misalnya dongeng yang diceritakan seseorang kemudian ditulis dan dibukukan oleh orang yang mendengarnya. Masyarakat Batak Toba memiliki banyak cerita rakyat sebagaimana masyarakat lain di Indonesia. Pada dasarnya cerita rakyat tersebut memiliki kesamaan pola dengan cerita rakyat budaya lain di Indonesia. Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1997:50) cerita rakyat dapat dibagi menjadi tiga yaitu: mite, legenda, dan dongeng. Pembagian cerita prosa rakyat ke dalam tiga kategori itu merupakan tipe ideal, karena dalam kenyataannya banyak cerita yang mempunyai ciri lebih dari satu kategori sehingga sulit digolongkan ke dalam salah satu kategori. Cerita-cerita tersebut mengandung nilai-nilai budaya, agama, pendidikan, sosial, dan lain-lain. Kajian tentang sastra lisan dan cerita rakyat seperti cerita Boru Saroding sendiri dapat menggunakan teori dari Resepsi Sastra. Secara umum, Resepsi Sastra diartikan sebagai tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Resepsi Sastra merupakan aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik-tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks sastra. Pembaca selaku pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosial budaya. Hal itu berarti bahwa karya sastra tidak sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu (Imran, 1991). Kata kunci : Cerita Rakyat Siboru Saronding, Kajian Resepsi Sastra, Taganggapan Masyarakat Secara Lisan dan Tulisan.