Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERANAN PENDAPATAN DARI PENYADAPAN GETAH PINUS MERKUSII TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA; STUDI KASUS DI DESA BURAT, RPH GEBANG, BKPH PURWOREJO KPH KEDU SELATAN, JAWA TENGAH Nur Ainun Jariyah
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpsek.2005.2.3.269-277

Abstract

Petani di sekitar hutan mempunyai banyak sumber pendapatan salah satunya adalah dari upah penyadapan pinus. Meskipun demikian masih sedikit informasi tentang pendapatan dari penyadapan getah pinus. Kajian ini dilaksanakan di Desa Burat, RPH Gebang, BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan, Propinsi Jawa Tengah. Upah penyadapan Pinus merkusii meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar 61,5%. Pendapatan rumah tangga tanpa upah penyadapan sebesar Rp. 371. J 00,00/tahun dan dengan upah penyadapan pinus menjadi Rp. 963.660,00/tahun. Berdasarkan basil analisis regresi, variabel yang berpengaruh dengan penyadapan pinus adalah jumlah pohon yang disadap dan jarak dari rumah ke hutan.
EVALUASI KINERJA SOSIAL EKONOMI DAS BRANTAS BERDASARKAN PENERAPAN P61/MENHUT-II/2014 Nur Ainun Jariyah
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.895 KB) | DOI: 10.20886/jpsek.2019.16.2.95-114

Abstract

Brantas watershed is determined as a national priority watershed to be managed. Brantas watershed is the most critical watershed with various complex problems compared to other 29 watersheds in Java. So that, it becomes a national problem which needs to be solved. This article aims to (a) evaluate Brantas watershed management system to find out its performance, which can be used as an input for watershed management policies and planning, (b) develop better and more efficient Brantas watershed management policy recommendations. The method used the Regulation of the Minister of Forestry of the Republic of Indonesia No. P.61/Menhut-II/2014. The data used are secondary data obtained from Central Agency of Statistics, Brantas Watershed Management Center, Forestry Service, and Social Service. The results showed that Brantas watershed is in good condition, however, some important issues should be addressed, namely population density and the classification of high water building values. Some actions that need to be carried out by the Government, among others (1) finding out other alternative outside the agricultural sector to overcome the high population pressure, (2) necessary maintenance of the functions of recharge areas and water sources to reduce sedimentation in water building 
STUDY KETERSEDIAAN KAYU RAKYAT DI KABUPATEN WONOGIRI Nur Ainun Jariyah; S Andy Cahyono
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpsek.2005.2.1.61-74

Abstract

Pasokan kayu dari hutan alam mengalami penurunan dan tidak akan mampu lagi sebagai pemasok utama kebutuhan industri kayu. Pada masa mendatang Pasokan kayu diharapkan berasal dari HTI, hutan rakyat dan perkebunan. Tujuan dari kajian adalah untuk memberikan informasi kondisi hutan rakyat dan ketersediaan kayu rakyat di Kabupaten Wonogiri. Metode yang digunakan adalah stratifikasi random sampling. Lokasi kajian di Desa Karangtengah, Desa Ngelo dan Desa Sumberejo. Analisa yang digunakan adalah deskriptif. Hasil kajian adalah I) Pemilihan tanaman kayu dan kombinasinya sangat berpengaruh terhadap potensi hutan rakyat yang dimiliki, 2)Hutan Rakyat di Wonogiri beragam dilihat dari jenis tanaman, kombinasi tanaman, potensi dan penguasahaannya, 3) Kerapatan pohon tertinggi diperoleh pada strata 2 di Desa Karangtengah sebesar 413 pohon/ha, 4) Rata-rata potensi riap hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri sebesar 8.36 m'lha, ketersedian kayu di Kabupaten Wonogiri sebesar 138 745.74 m'/th.
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENYADAP GETAH PINUS DI DESA SOMAGEDE, KEBUMEN, JAWA TENGAH S. Andy Cahyono; Nur Ainun Jariyah; Yonky Indrajaya
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpsek.2006.3.2.147-159

Abstract

Peningkatan pendapatan rumah tangga menentukan tingkat kesejahteraan keluarga dan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga mempengaruhi pendapatan rumah tangga penyadap getah pinus. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga penyadap pinus. Metode survey dipergunakan pada penelitian ini dengan penarikan sampel menggunakan metode simple random sampling pada 30 orang petani responden. Analisis data menggunakan persamaan regresi linier berganda pada peubah karakteristik sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Hasil kajian menunjukkan bahwa karakteristik sosial ekonomi mempengaruhi pendapatan rumah tangga petani penyadap getah pinus. Pendapatan rumah tangga petani penyadap getah pinus dipengaruhi nyata secara statistik oleh pendapatan dari luargetah pinus, umur pinus, dan produksi getah pinus. Pendapatan rumah tangga dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pendapatan di luar sadap pinus dan peningkatan produktivitas pinus. Penelitian ini merekomendasikan bahwa peningkatan pendapatan rumah tangga penyadap dilakukan dengan diversifikasi pendapatan di luar pinus dan peningkatan produktivitas getah.
KARAKTERISTIK HUTAN RAKYAT DI JAWA Nur Ainun Jariyah; Nining Wahyuningrum
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpsek.2008.5.1.43-56

Abstract

Karakteristik hutan yang ada di Jawa bisa dibagi dalam tiga karakter yaitu (1) hutan rakyat yang murni ditanami kayu-kayuan, (2) hutan rakyat yang ditanam kayu dan tanaman buah-buahan, dan (3) hutan rakyat yang ditanam kayu, buah-buahan dan empon-empon. Penelitian ini dilakukan di Jawa, tepatnya di Jawa Timur yaitu Pasuruan, Tulungagung dan Nganjuk, di Jawa Tengah yaitu Semarang, Magelang, Pemalang dan Gunung Kidul dan Jawa Barat yaitu Sumedang, Majalengka dan Cirebon. Pemilihan lokasi ini berdasarkan perbedaan beberapa karakteristik hutan rakyat di Jawa. Diharapkan pemilihan beberapa karakter dapat mewakili hutan rakyat yang ada di Jawa. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data sosial ekonomi. Analisis sosial dilakukan secara deskriptif kualitatif, sedangkan analisis ekonomi dilakukan menggunakan analisis rugi laba yang digunakan untuk mengetahui keuntungan penanaman hutan rakyat selama daur tebang. Hasil yang dicapai adalah (1) jenis tanaman yang menjadi karakter petani di Jawa adalah tanaman jati, mahoni, suren, akasia, pinus dan sonokeling, (2) perbedaan hasil hutan rakyat suatu jenis tanaman dari satu kabupaten dengan kabupaten lainnya dapat terjadi karena perbedaan biofisik setempat dan juga kerapatan tanaman, (3) penanaman jenis tanaman berdasarkan perbedaan ketinggian tempat yaitu untuk dataran rendah ditanami jati, mahoni, sonokeling, dan akasia, dataran sering ditanami mahoni, suren dan albizia, sedangkan tinggi ditanami albizia, afrika dan pinus, (4) pemilihan jenis tanaman berdasarkan harga jual yang tinggi, mudah dalam pemasaran, disukai petani, mudah ditanam dan mudah dalam pengelolaannya, sedangkan keuntungan lebih banyak dipengaruhi harga pasar, daur tebang dan kerapatan tanaman, dan (5) nilai kelayakan tertinggi adalah albizia yaitu untuk lokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur yaitu memberikan kisaran BCR 2,73-13,46, IRR 13%-38% dan NPV Rp. 709960351-65.429.565/Ha sedangkan analisis finansial untuk jati menunjukkan nilai yang tidak layak.
KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN BIOFISIK DAERAH ALIRAN SUNGAI SOLO (Socio-economic and biophysical vulnerability of Solo Watershed) Nur Ainun Jariyah; Irfan Budi Pramono
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.492 KB) | DOI: 10.20886/jppdas.2018.2.2.89-110

Abstract

ABSTRACTIncreasing degradation of watershed ecosystem is a problem that needs to be resolved. Therefore, a study was conducted in order to determine the socio-economic and biophysical vulnerability of Solo watershed in relation to watershed management. This research was conducted in Solo Watershed. The collected data include primary and secondary data. The potential and vulnerability of socio-economic and biophysical were evaluated using the The Formulation of Watershed level Characterization System. The results of the study showed that (1) the socio-economic of the whole Solo watershed classify as moderate category, with the highest vulnerable district was Wonogiri due to high population density and high land vulnerability, (2) land vulnerability for the whole Solo watershed is in the medium category, with the most vulnerable land category was in Madiun and upstream Solo sub-watersheds, (3) the most prominent flood vulnerability was in the downstream of Solo sub-watershed, (4) the typology of watershed management was classified as high vulnerable because the territorial typology was in the very high vulnerable and the watershed typology was medium vulnerable. By knowing its vulnerability level, the rehabilitation program can be directed to areas with a high level of vulnerability.Keywords: socio-economic; biophysical; vulnerability; watershed management ABSTRAKKerusakan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semakin meningkat merupakan permasalahan yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kerentanan sosial ekonomi dan biofisik Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo dalam kaitannya dengan pengelolaan DAS. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah DAS Solo. Data yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Potensi dan kerentanan sosial ekonomi serta biofisik dievaluasi dengan menggunakan formulasi Sistem Karakterisasi Tingkat DAS (Tipologi DAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tipologi sosial ekonomi keseluruhan DAS Solo termasuk dalam kategori sedang dengan kabupaten yang sangat rentan adalah Wonogiri yang dipicu oleh kepadatan penduduk dan kerentanan lahan yang tinggi, (2) kerentanan lahan di DAS Solo secara menyeluruh termasuk dalam kategori sedang dengan tingkat kerentanan lahan yang paling tinggi di Sub DAS Kali Madiun dan Solo Hulu, (3) kerentanan banjir paling tinggi di Sub DAS Solo Hilir, (4) tipologi pengelolaan DAS Solo secara keseluruhan termasuk dalam kategori kerentanan tinggi karena tipologi kewilayahan termasuk dalam kategori kerentanan sangat tinggi dan tipologi DAS termasuk dalam kategori kerentanan sedang. Dengan mengetahui tingkat kerentanan suatu DAS maka kebijakan program rehabilitasi dapat diarahkan ke daerah-daerah yang mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi.Kata kunci: sosial ekonomi; biofisik; kerentanan; pengelolaan DAS
DAYA DUKUNG LAHAN DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) GOMBONG (Carrying capacity of land in Forest Area for Specific Purpose (KHDTK) Gombong) Nur Ainun Jariyah
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.729 KB) | DOI: 10.20886/jppdas.2018.2.1.35-44

Abstract

ABSTRACTPopulation growth has an impact on increasing the need for land to fulfill people’s food, thus it may decrease the carrying capacity of land. Therefore, a study has been conducted to evaluate the carrying capacity of the land to meet the needs of the local community at Forest Area for Specific Purpose (KHDTK) Gombong, Kebumen District, Central Java. Secondary data collection was including population, land area, productivity and price from agriculture, plantation, forestry, livestock and fishery, rice prices at producer level. Another secondary data collection was collected from Central Bureau of Statistics of Kebumen, forest district service, districts and villages. Data were analyzed using a descriptive quantitative method by calculating the supply and demand of land to know carrying capacity of the land. The result of this research showed that the availability land in KHDTK Gombong was 68,559.72 ha while the required land was 101,909.56 ha, thus experiencing a deficit of - 33,349.84 ha. The deficit condition in KHDTK Gombong can be fulfilled from Kebumen regency that has a surplus or cooperate with other regions. This condition makes the attention of the local government to overcome KHDTK Gombong such as increase land availability, land conversion towards other more profitable business, land intensification with new technology and land conservation.Keywords: land supply; land demand; KHDTK Gombong; deficit ABSTRAKPertambahan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan untuk memenuhi pangan sehingga dikhawatirkan akan menurunkan daya dukung lahan. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui daya dukung lahan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gombong dalam mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar. Pengumpulan data sekunder meliputi: jumlah penduduk, luas lahan, produktivitas, dan harga produk (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan), serta harga beras di tingkat produsen. Pengumpulan data sekunder juga dilakukan di Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen, dinas kehutanan, kecamatan, dan kelurahan. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menghitung ketersediaan (supply) dan kebutuhan (demand) lahan untuk mengetahui daya dukung lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan lahan di KHDTK Gombong sebesar 68.559,72 ha dan kebutuhan lahan sebesar 101.909,56 ha, sehingga mengalami defisit sebesar -33.349,84 ha. Kondisi yang defisit di KHDTK Gombong dapat dipenuhi dari Kabupaten Kebumen yang mengalami surplus meskipun tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan wilayah lain. Daya dukung lahan di KHDTK Gombong dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ketersediaan lahan, konversi lahan ke arah usaha lain yang lebih menguntungkan, intensifikasi lahan dengan teknologi baru, dan konservasi lahan.Kata kunci: ketersediaan lahan; kebutuhan lahan; KHDTK Gombong; deficit