Syamsul Mu’arif Subekhi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMBUATAN ALAT PENCELUPAN DAN FIKSASI ZAT WARNA ALAMI MANGROVE JENIS RHIZOPORA STYLOSA, MAHONI, DAN INDIGOFERA Paryanto Paryanto; Rivaldo Zamara; Syamsul Mu’arif Subekhi
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.357 KB)

Abstract

Perkembangan batik di Indonesia sangat pesat hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri batik yang ada di Indonesia. Bahkan pada tanggal 2 Oktober 2009 batik di Indonesia sudah  mendapatkan pengakuan dari UNESCO yang merupakan kriteria Intangiable Cultural Heritage for Humanity. Studi kasus dilakukan di UKM I yang terletak di Desa Kuwiran, dan UKM II di Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali alat pencelupan dan fiksasi yang digunakan dalam proses produksi batik masih menggunakan alat pencelup dan fiksasi (penguncian) yang kurang efektif dan efisien sehingga berdampak terhadap produksi batik. Alat pencelup dan fiksasi terdiri atas tiga bagian utama, bagian pertama adalah, volume sebesar 78 Liter, berbahan dasar stainless stell SS 304, tebal 0,5 mm, yang dilengkapi dengan roller. Bagian kedua adalah rangka terbuat dari besi siku (L44) dan besi UNP (U55), dimensi rangka 128 cm x 55 cm x 165 cm. Bagian ketiga pemutar, terbuat dari material galvanis, panjang 120 cm, berfungsi ganda selain sebagai media pemutar kain juga untuk meniriskan kain. Peralatan tambahan adalah peniti dan karet ban digunakan untuk menghubungkan kedua ujung kain agar terjadi pemutaran secara kontinyu, berat alat keseluruhan 105 kg. Alat yang dibuat  lebih efektif dan efisien dengan waktu proses pencelupan lebih singkat dari alat sebelumnya19 menit menjadi 9 menit, peningkatan kapasitas pencelupan dari 25 kali sehari menjadi 53 kali sehari serta peningkatan kapasitas produksi dari 57,5m2kain/hari menjadi 121,9m2kain/hari, meminimalisir hilangnya zat warna alami maupun fiksator dari 147,82 ml/m2 kain menjadi 111,30 ml/m2 kain. Hasil uji ketahanan luntur terhadap gosokan (gosok basah dan kering) dan pencucian  diperoleh hasil pewarnaan terbaik gosok basah dan gosok kering dengan skala Stainning Scale adalah mahoni fiksator kapur dan tawas cd (color different) sebesar 5,6 serta mangrove fiksator kapur cd sebesar 2,7 sedangkan untuk  ketahanan luntur dengan skala Stainning Scale dan skala Grey Scale diperoleh hasil terbaik adalah indigofera fiksator hidrosulfit cd sebesar 0,8 dan mahoni fiksator kapur cd sebesar 1,5.Kata kunci: alat pencelup, pencelupan, fiksasi, zat warna alami