Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2013 Monot Wicaksono; Paryanto Paryanto
Jurnal Akuntansi dan Pajak Vol 16, No 02 (2016): Jurnal Akuntansi dan Pajak, Vol. 16, No. 02, Januari 2016
Publisher : ITB AAS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.187 KB) | DOI: 10.29040/jap.v16i02.134

Abstract

This study aims to examine the causal relationship of corporate characteristics to corporate social responsibility disclosure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2013. This research uses secondary data that is company annual report obtained from www.idx.com and company website during period 2012-2013. The sample selection process is done by using cluster sampling method. The analysis method used is multiple regression analysis consisting of classical assumption test (normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test) and hypothesis test (coefficient of determination, t test, F test). The results of this study indicate that profitability, liquidity, company profile has no effect on CSR disclosure. F test results show that the independent variables simultaneously affect the dependent variable.
Implementasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Proses Pemesinan Komplek Menggunakan Metode Pembelajaran Kolaboratif Paryanto Paryanto
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 22, No 1 (2014): (Mei)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.667 KB) | DOI: 10.21831/jptk.v22i1.8838

Abstract

The objectives of this study were (1) to analysethe changes of the students’ attitudes resulted by the implementation of characters education in the practice of Complex Machining Processes using the collaborative skills based method; (2) to assess the improvement of the students’ achievement after the implementation. This study is a Class Action Research conducted in the practice of Complex MachiningProcesses. The data collection  was conducted using observation, documentation, interviews and assessment results of the practices. The data analysis technique useda quantitative descriptive analysis. The results revealed: (1) the significant positive attitudinal changesof the students with the averages of 30% ; (2) the students increased the achievement with the averages of 7 points.
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KINEMATIKA DAN DINAMIKA MESIN MELALUI IMPLEMENTASI LEMBAR KERJA TERSTRUKTUR DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Asnawi Asnawi; Paryanto Paryanto
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 21, No 2 (2012): (Oktober)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.262 KB) | DOI: 10.21831/jptk.v21i2.3283

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study is to improve the learning quality of Kinematics and Dynamic of  Mechanical System course through a structural worksheet. The improvement in this context referes to students’activities and their learning motivation. This reserach was conducted by using action reserach method on Kinematics and Dynamic of  Mechanical System course in odd semester. The reserach object was the third semester students of Information Technology Department. Data collection techniques were observation, decumentation, and interview. Data analysis technique was using descriptive analysis which was presented in the form of quantitaive.The result of the reserach showed that 1) the implementation of structural worksheet was able to improve the students’learning activities on Kinematics and Dynamic of  Mechanical System course (20%), 2) the implementation of structural worksheet was able to improve the students’learning motivation (40%).Keywords : learning activities, learning achievement and structural worksheet   
PEMBUATAN ALAT PENCELUPAN DAN FIKSASI ZAT WARNA ALAMI MANGROVE JENIS RHIZOPORA STYLOSA, MAHONI, DAN INDIGOFERA Paryanto Paryanto; Rivaldo Zamara; Syamsul Mu’arif Subekhi
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.357 KB)

Abstract

Perkembangan batik di Indonesia sangat pesat hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri batik yang ada di Indonesia. Bahkan pada tanggal 2 Oktober 2009 batik di Indonesia sudah  mendapatkan pengakuan dari UNESCO yang merupakan kriteria Intangiable Cultural Heritage for Humanity. Studi kasus dilakukan di UKM I yang terletak di Desa Kuwiran, dan UKM II di Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali alat pencelupan dan fiksasi yang digunakan dalam proses produksi batik masih menggunakan alat pencelup dan fiksasi (penguncian) yang kurang efektif dan efisien sehingga berdampak terhadap produksi batik. Alat pencelup dan fiksasi terdiri atas tiga bagian utama, bagian pertama adalah, volume sebesar 78 Liter, berbahan dasar stainless stell SS 304, tebal 0,5 mm, yang dilengkapi dengan roller. Bagian kedua adalah rangka terbuat dari besi siku (L44) dan besi UNP (U55), dimensi rangka 128 cm x 55 cm x 165 cm. Bagian ketiga pemutar, terbuat dari material galvanis, panjang 120 cm, berfungsi ganda selain sebagai media pemutar kain juga untuk meniriskan kain. Peralatan tambahan adalah peniti dan karet ban digunakan untuk menghubungkan kedua ujung kain agar terjadi pemutaran secara kontinyu, berat alat keseluruhan 105 kg. Alat yang dibuat  lebih efektif dan efisien dengan waktu proses pencelupan lebih singkat dari alat sebelumnya19 menit menjadi 9 menit, peningkatan kapasitas pencelupan dari 25 kali sehari menjadi 53 kali sehari serta peningkatan kapasitas produksi dari 57,5m2kain/hari menjadi 121,9m2kain/hari, meminimalisir hilangnya zat warna alami maupun fiksator dari 147,82 ml/m2 kain menjadi 111,30 ml/m2 kain. Hasil uji ketahanan luntur terhadap gosokan (gosok basah dan kering) dan pencucian  diperoleh hasil pewarnaan terbaik gosok basah dan gosok kering dengan skala Stainning Scale adalah mahoni fiksator kapur dan tawas cd (color different) sebesar 5,6 serta mangrove fiksator kapur cd sebesar 2,7 sedangkan untuk  ketahanan luntur dengan skala Stainning Scale dan skala Grey Scale diperoleh hasil terbaik adalah indigofera fiksator hidrosulfit cd sebesar 0,8 dan mahoni fiksator kapur cd sebesar 1,5.Kata kunci: alat pencelup, pencelupan, fiksasi, zat warna alami
PRODUKSI DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI DAN KULIT KAYU TINGI UNTUK BATIK DI DESA KUWIRAN, KECAMATAN BANYUDONO, KABUPATEN BOYOLALI Paryanto Paryanto; Adrian Nur; Desy Nurcahyanti
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v14i2.2505

Abstract

Pengembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil baru-baru ini meningkat. Ini karena pewarna alami ramah lingkungan dan mudah diperoleh. Ada sekitar 150 spesies tanaman yang secara intensif menghasilkan pewarna alami. Dari total spesies tanaman yang digunakan sebagai produsen pewarna alam termasuk kayu mahoni dan tingi. Pewarna alami kayu mahoni dan kayu tingi diaplikasikan pada kain 5 kali dan 10 kali pencelupan. Setelah itu penguncian warna pada kain dengan beberapa fixator. Fixator adalah tawas, ferro sulfat, dan kapur. Kemudian kain tetap diuji untuk tahan luntur warna mereka terhadap cucian, pewarnaan, gosok, uji penuaan warna kain, dan uji keringat asam. Hasil eksperimen dengan pencelupan 5 kali menghasilkan warna yang kurang tajam, sedangkan dalam mewarnai 10 kali menghasilkan warna yang lebih tajam dibandingkan untuk warna kain pada pencelupan 5 kali. Hasil analisis percobaan telah menunjukkan bahwa pewarna Mahoni dan Tingi diaplikasikan pada kain batik dan difiksasi menggunakan tawas fixator memiliki nilai evaluasi luntur warna yang optimal. Mengenali warna kain uji penuaan yang memiliki nilai R% terkecil yaitu kain dicelup dengan pewarna mahoni pada pencelupan 10 kali dan difiksasi menggunakan fero sulfat dengan nilai R 6,05. Sedangkan kain yang memiliki nilai R% tertinggi dari kain dicelup dengan pewarna mahoni pada pewarna ke-5 dan difiksasi menggunakan alum fiksator dengan nilai R% sebesar 57,97. Analisis uji ketahanan warna terhadap keringat asam pada kain pewarna Tingi dengan pencelupan 5 kali, nilai perubahan warna kain memiliki skor Gray Scale (GS) 4-5 dengan evaluasi nilai BAIK. Nilai pewarnaan warna dari asetat, kapas, poliamida, poliester, akrilat, dan wol memiliki skor Gray Scale (GS) rata-rata 4 dengan evaluasi nilai BAIK.Kata kunci: mahoni, ramah lingkungan, tingi
PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE SPESIES RHIZOPORA MUCRONATA SECARA EKSTRAKSI PADAT-CAIR BATCH TIGA TAHAP DALAM SKALA PILOT PLANT Paryanto Paryanto; Ade Dwi Utama; Fauzia Rahmadita; Rafindra Trisna
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v13i2.2029

Abstract

Pemanfaatan zat warna alami untuk tekstil menjadi salah satu alternatif pengganti zat warna berbahan kimia. Salah satunya merupakan zat pewarna alami dari buah mangrove jenis Rhizopora mucoronata.  Selama ini buah mangrove belum dimanfaatkan padahal buah mangrove mengandung tanin yang merupakan pigmen pewarna alami berwarna coklat.  Pengambilan pigmen tanin dari buah mangrove dilakukan melalui proses ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar tanin dalam  buah mangrove jenis Rhizopora mucronata sebagai zat pewarna alami. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi padat-cair dilakukan secara batch tiga tahap yaitu ekstraksi yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga diharapkan kadar tanin yang terambil lebih banyak. Ekstraksi dijalankan pada ekstraktor-evaporator skala pilot plant. Ekstraksi menggunakan pelarut air dengan rasio  1 kg mangrove : 10 liter air, kondisi operasi temperature dijaga 100 °C selama 1 jam. Parameter pengujian yang diteliti adalah kadar tanin setiap tahap ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin terbesar terdapat pada ekstrak sebesar 1662 ppm dengan volume esktrak 5,23 Liter. Absorbansi maksium pada ekstrak 15 yaitu 0,541 terjadi pada panjang gelombang 675 nm. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ekstraksi buah mangrove jenis Rhizopora mucronata sangat berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami.Kata Kunci : batch tiga tahap, ekstraksi, mangrove, tanin 
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA KERAJINAN TEMPURUNG KELAPA MELALUI KONSEP PROSES PRODUKSI TERPADU Paryanto Paryanto; Penny Rahmawaty; Aan Ardian
INOTEKS : Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Volume 17, Nomor 1, Februari 2013
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.606 KB) | DOI: 10.21831/ino.v17i1.3088

Abstract

The event was held with the aim to improve the productivity of coconut shell craftsmen (bathok) in the village of Santan and Ngimbang Bantul, using the concept ofIntegrated Production Process. These objectives are translated into specific objectives, namely procurement of appropriate technology, improve the ability of craftsmen in business management, and improve the ability of craftsmen in the use of the internet as a marketing medium. The concept of integrated production processes are translated into three activities: procurement of appropriate technology, the Internet as a marketing medium for training, and business management training.This activity is carried out by using lectures, discussions, demonstrations, handson and observation. Lecture method is used in the process of delivering training materials. Besides, it is also used in providing motivation to craftsmen to always defend and promote the spirit of trying as a major capital in increasing productivity of the craftsmen. Discussion method is used as a medium ofcommunication with the training to take place resulting in a two-way communication between the presenters and artisans. The method used in the demonstration of an example in every training, thus providing facilities to the artisans in understanding the material presented. The method used to apply a hands-on materials that have been obtained, of course, with the guidance of presenters. Observation methods performed to observe the craftsmen skills both during the training and after the training. Observations after the training aimed to determine the impact of the training that has been conducted related to the progress of the productivity of the craftsmen. The results of this activity are: (1) has been assigned some appropriate technology equipment that is 2 units of portable drilling machine, 1 unit sanding machine and 1 unit compressor, (2) business management training can improve the ability of craftsmen in the fields of management, which is 70% craftsmen have acquired in the management of the business, (3) training using the Internet can enhance the ability of artisans to utilize the internet as a marketing medium, which is 40% craftsmen have the ability to use the Internet, (4) based on the results of the analysis of increased productivity, increased artisans revenues of approximately 30%Keywords: concept of integrated production processes, coconut shellcraftsmen
Application of Biogas Production Technology from Various Feedstocks on Small-Medium-Micro Enterprises: A Case Study Ari Diana Susanti; Cornelius Satria Yudha; Leader Firstandika; Paryanto Paryanto; Wusana Agung Wibowo
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 2, No 2 (2018): Volume 2 No 2 July 2018
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v2i2.40433

Abstract

Biogas production process is an alternative method to reduce dependency on non-renewable fossil-based energy consumption and also can reduce greenhouse gases production both domestically and industrially. The existing biogas technology is suitable to be adapted in small-micro-medium enterprises and domestics, specifically for those who raise cattle. The case study was performed by observation of biogas production with various wastes as feed, namely cow dung, quail manure, and wastewater of tofu production. The study conducted via direct interviews with stake holders and visitations to the instalations. Based on our observation, biogas production from cow dung exhibits the shortest retention time compared to the others, aside from the value of C/N ratio of the biogas feedstocks. The presence of biogas production installations are significantly reducing the energy supplies among the users. Beside as biogas product, the instalations also produce solid and liquid fertilizers as by-products and have relatively high economic value. Socio – engineering problems based on the application of biodigester are also studied.
KAJIAN KUALITAS AIR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO PLTA WONOGIRI Paryanto Paryanto; Mamok Suprapto; Anang Rosihan; Fendri Ferdian; Angga Dwi Wibowo
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v7i1.6463

Abstract

Bendungan serbaguna Wonogiri selain memiliki fungsi sebagai PLTA juga sebagai sumber air irigasi, sumber air minum, budidaya perikanan dan pengendalian banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisis kualitas air dan status mutu air Waduk Wonogiri. Penelitian dilaksanakan di Waduk Wonogiri yang terletak di area Waduk Wonogiri dan Sungai yang masuk ke Waduk Wonogiri. Penelitian dilakukan pada bulan Februari dan September 2020 (2 semester) dengan melakukan 2 kali pengambilan sampel. Data kualitas air yang didapat dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001. Status mutu air dihitung dan dianalisis menggunakan Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. Parameter yang melebihi baku mutu di Wilayah Sungai Bengawan Solo PLTA Wonogiri pada semester 1 adalah BOD di titik pengamatan I,II,V, dan VII. Parameter lain yang melebihi baku mutu yaitu minyak dan lemak di titik pengamatan II,IV,V,VII, dan VIII. Status mutu air pada semester 1 di titik I,II,V,VII, dan VIII termasuk dalam kategori tercemar ringan, sehingga pada titik pengamatan tersebut sudah tidak bisa lagi sesuai peruntukan air kelas III. Perlu dilakukan upaya pengelolaan air pada titik tersebut. Parameter yang melebihi baku mutu di Wilayah Sungai Bengawan Solo PLTA Wonogiri pada semester 2 adalah BOD di titik pengamatan VI. Status mutu air pada semester 2 di semuat titik pengamatan termasuk dalam kategori memenuhi baku mutu, sehingga upaya pengelolaan air pada semester 1 di titik  I,II,V,VII, dan VIII termasuk dalam kategori tercemar ringan sudah berhasil. Pada semester 2 di semua titik pengamatan kualitas air masih dapat dimanfaatkan sesuai peruntukan air kelas III yaitu untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.
PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS H2S MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI BUAH MANGROVE Wusana Agung Wibowo; Paryanto Paryanto; Rachmi Azizah Lutfiani; Raka Mancini Putra
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i1.3393

Abstract

Biogas layak sebagai bahan bakar mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) karena kandungan metana (CH4) yang dimiliki tinggi. Namun, kandungan H2S dalam biogas yang relatif tinggi dapat menyebabkan korosi pada peralatan proses dan berdampak negatif ke lingkungan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk pemisahan H2S dari biogas adalah dengan adsorpsi menggunakan arang aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemurnian H2S dalam biogas menggunakan arang aktif dari buah mangrove, serta menentukan konstanta isoterm adsorpsi Freundlich dan Langmuir. Aktivasi adsorben menggunakan larutan KOH 0,5M dan ukuran adsorben pada -3+4 mesh dan -6+8 mesh. Rangkaian alat adsorpsi terdiri dari 3 alat utama yaitu kondenser, flow stabilizer, dan kolom adsorber. Laju alir biogas yang digunakan diatur sebesar 4 liter per menit (lpm) pada suhu ruang dengan tinggi tumpukan adsorben divariasikan pada 6 dan 8 cm. Dari hasil penelitian diperoleh daya adsorpsi maksimum sebesar 0,324 mg/gram dengan efisiensi penjerapan H2S mencapai 83,16% pada ukuran adsorben -6+8 mesh dan tinggi tumpukan 8 cm. Konstanta kesetimbangan adsorpsi H2S dengan metode Langmuir diperoleh sebesar -239,981 dan metode Freundlich sebesar 824,89. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (R2), model isoterm Langmuir lebih sesuai untuk adsorpsi H2S dalam biogas dengan arang aktif dari ampas magrove. Kata kunci: Biogas, hidrogen sulfida, buah mangrove, karbon aktif, adsorpsi, adsorben.