Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SERI METHODS IN MOLECULAR BIOLOGY Retno Ardhani
Jurnal Teknosains Vol 7, No 1 (2017): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/teknosains.36989

Abstract

Sejarah telah mencatat andil penelitian dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Salah satunya penemuan antibiotik pada 1940an yang diawali dari pengamatan Alexander Fleming pada 1928 terhadap fenomena kematian bakteri Staphylococcus dalam cawan petri yang juga ditumbuhi jamur. Sebelum ditemukan antibiotik, tidak ada obat untuk pneumonia, gonorrhea atau demam rematik sehingga rumah sakit dipenuhi pasien sedangkan tidak banyak yang dapat dilakukan dokter untuk menolong. Tidak mengherankan jika kemudian Alexander Fleming bersama Howard Florey, Ernst Chain yang merupakan tim penemu antibiotik penicillin, dianugerahi Nobel Prize untuk Fisiologi dan Kedokteran pada 1945.
Analgesic, Anti-Inflammatory and Anti-Biofilm-Forming Activity of Potato (Solanum tuberosum L.) Peel Extract Ivan Arie Wahyudi; Fahri Reza Ramadhan; Rama Insan Kusuma Wijaya; Retno Ardhani; Trianna Wahyu Utami
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Society for Cancer Chemoprevention

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14499/indonesianjcanchemoprev11iss1pp30-35

Abstract

The utilization of natural resources, one of which is plants, has been researched as an alternative to synthetic drugs because of their natural content. Potato (Solanum tuberosum L.) peels, the parts of potatoes that are often cut off and discarded, have been reported to have some phenolic compounds and flavonoids in their composition. The extract of potato peels was investigated for its analgesic, anti-inflammatory, and anti-biofilm-forming properties. A hot plate test was conducted to assess the analgesic activity in treatment doses of 50 mg/kg, 100 mg/kg, and 200 mg/kg with paracetamol as the reference drug and distilled water as the negative control, while carrageenan-induced paw edema was used to assess anti-inflammatory activity in treatment doses of 100 mg/kg, 200 mg/kg, and 400 mg/kg with diclofenac as the reference drug and distilled water as the negative control. Anti-biofilm-forming activity was tested by using the crystal violet assay. The results showed that, compared with the negative control, treatment doses of 100 mg/kg and 200 mg/kg significantly (p < 0.05) reduced pain stimuli, whereas a treatment dose of 100 mg/kg, 200 mg/kg, and 400 mg/kg significantly (p < 0.05) reduced the edema volume increment. However, compared with the positive control, paracetamol and diclofenac were associated with the least pain stimulus and the least edema volume increment, respectively. Potato peel extract against S. mutans biofilm formation demonstrated effectiveness (p < 0.05). Based on these data, it can be concluded that potato peel extract has analgesic, anti-inflammatory, and anti-biofilm-forming activities, as demonstrated in this study.
Konvergensi Kebijakan Riset dan Inovasi untuk Resiliensi Industri Alat Kesehatan di Indonesia Hargo Utomo; Dian Kesumapramudya Nurputra; Retno Ardhani
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.81408

Abstract

Latar Belakang: Konvergensi kebijakan riset dan inovasi diharapkan menjadi katalisator resiliensi melalui penguatan kapasitas inovasi industri dan relasi kebaruan pengetahuan penyokong inovasi. Tujuan: Studi kebijakan ini bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana riset dan inovasi di Indonesia bergerak sejalan dengan arah kebutuhan resiliensi industri alat kesehatan di era perubahan. Metode: Pendekatan deskriptif-analitik dipergunakan untuk mengeksplorasi fenomena faktual dan menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapang ke pelaku industri alat kesehatan dan Focus Group Discussion yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan. Data sekunder dari berbagai bersumber selanjutnya dipergunakan untuk memperkuat argumen dalam analisis kebijakan. Hasil: Hasil studi menyimpulkan bahwa ketahanan atau resiliensi industri alat kesehatan ditentukan oleh faktor penguatan kapasitas inovasi dan keterkaitan pengetahuan baru untuk pemunculan inovasi. Kesimpulan: Kebijakan afirmatif ditempuh sebagai opsi keberpihakan terhadap ketahanan industri melalui kesinambungan rantai pasok, penyebaran inovasi, dan keterjangkauan hasil inovasi industri bagi masyarakat.