Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Zakat Fitrah kepada Dukun Bayi dalam Perspektif Hukum Islam Moh Taufik Hidayat; Tri Handayani; Ubbadul Adzkiya
Jurnal Iqtisad Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Iqtisad
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/iq.v8i1.4570

Abstract

The implementation of zakat fitrah is generally left to the amil zakat, so that the practice of zakat goes well according to the guidance of Islamic law, meaning that muzakki pays zakat really mustahik also receive according to conditions as a group that is entitled to receive zakat fitrah. The zakat fitrah manager in Lipursari Village, residents who have children under the age of 2 years, issue zakat directly to their dukun and not through the zakat fitrah manager (Amil) at the local mosque. The focus in this article is to describe the practice of distributing zakat fitrah to traditional birth attendants, how Islamic law views the practice of distributing zakat fitrah to traditional birth attendants, and the obstacles that occur in the distribution of zakat. The type of research carried out by researchers is field research or field research conducted in the village of Lipursari. The author uses data collection methods, namely interviews. Sources of data in this study are sourced from primary data and secondary data sources. Then the writer analyzed using descriptive analysis method using a qualitative approach. The results showed: The practice of Zakat Fitrah to traditional birth attendants in the village of Lipursari was not in accordance with the Zakat Law no. 23 of 2011. However, the distribution of zakat fitrah is allowed, it is because one of the customs that is running or carried out by the local community has existed for a long time and has been passed down from generation to generation. The traditional birth attendant in the village of Lipursari is included in the group of people who are entitled to receive zakat fitrah. This is because the people in Lipursasi village are mostly farmers, so the traditional birth attendants do not burden the local community to give large amounts of wages, because basically the traditional birth attendant has the principle of ta'awun or help for the common welfare.
ASPEK-ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA Tri Handayani
Qistie Jurnal Ilmu Hukum Vol 1, No 1 (2008): Qistie
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/jqi.v1i1.874

Abstract

Tidak Ada
Analisis Hukum Islam tentang Penyelenggaraan Shalat Jumat dan Ibadah di Masjid dalam Situasi Tanggap Darurat Covid-19 Imam Khoirul Ulumuddin; A. Saiful Aziz; Tri Handayani; Akhmad Nurasikin
Jurnal Iqtisad Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Iqtisad
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/iq.v9i1.6569

Abstract

AbstractThe year 2020 is a year that worries people all over the world with the outbreak of the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), and Indonesia is no exception. The rapid spread of the Corona Virus (Covid-19) has caused various problems in all aspects of life, including the issue of holding public worship. This study aims to analyze the Central Java MUI Tausiah Number: 02/DP-P.XIII/T/IV/2020 related to the implementation of Friday prayers and worship at the mosque in the Covid-19 emergency response situation. This research is a type of literary research (library research). , using a qualitative method with a descriptive approach to the analysis of Islamic law, namely describing and studying the problem using the study of Islamic law, then analyzing it. The results of the study conclude that the Central Java MUI Tausiah Number: 02/DP-P.XIII/T/IV/2020 is not only based on naqli and aqli arguments, but also through several considerations, including an appeal from WHO which is a world health organization and also the decision of the Regional Government through its Covid Cluster, so that in distributing tausiah, it has been carefully discussed and not arbitrarily circulated. Differences of opinion in accepting decisions are sunnatullah that cannot be avoided, so there needs to be a wise attitude in dealing with this.Keywords: Friday prayer; Worship in the Mosque; Covid-19 EmergencyAbstrakTahun 2020 merupakan tahun yang mengkawatirkan masyarakat seluruh dunia dengan adanya wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), tak terkecuali di Indonesia. Penyebaran Virus Corona (Covid-19) ini yang begitu cepat menimbulkan berbagai permasalahan di segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam masalah penyelenggaraan ibadah di muka publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tausiah MUI Jawa Tengah Nomor: 02/DP-P.XIII/T/IV/2020  terkait penyelengaraan shalat jumat dan ibadah di masjid dalam situasi tanggap darurat covid-19, Penelitian ini merupakan Jenis Penelitian literer (library research), menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis hukum Islam, yakni mendeskripsikan dan mengkaji permasalah menggunakan kajian hukum Islam, kemudian menganalisisnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwasannya Tausiah MUI Jawa Tengah Nomor: 02/DP-P.XIII/T/IV/2020 tidak hanya berdasarkan dalil-dalil naqli dan aqli, dan juga melalui beberapa pertimbangan, diantarannya adalah himbauhan dari WHO yang merupakan organisasi kesehatan dunia dan juga keputusan Pemerintah Daerah melalui Gugus Covidnya, sehingga dalam mengedarkan tausiah memang sudah digodok secara matang dan tidak sembarangan untuk diedarkan. Perbedaan pendapat dalam menerima keputusan memang merupakan sunatullah yang tidak bisa dihindari, sehingga perlu adanya sikap yang bijaksana dalam menyikapi hal tersebut.
Tinjauan Hukum Ekonomi Syari’ah: Take Over Pembiayaan Mikro Bank Syari’ah Akhmad Nurasikin; Tri Handayani
Iqtisad: Reconstruction of justice and welfare for Indonesia Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Iqtisad
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/iq.v8i2.5674

Abstract

Although Indonesia is still facing formidable challenges due to the Covid-19 pandemic, the distribution of financing in the MSME sector and the micro segment continues to increase. "This shows that BSI continues to support the growth of MSMEs in the midst of the pandemic storm. Until June 2021, MSME financing at BSI was recorded at 36.82 trillion rupiah. Therefore, the authors are interested in conducting research with the title "Review of Islamic Economic Law Take Over Sharia Bank Microfinance". The purpose of this study is to analyze the TO process of microfinance in Islamic banks and its legal review. The research method used is descriptive analytical while the approach uses empirical juridical and data collection by literature study, interviews and observations. The results of the study stated the views of several scholars and sharia economists regarding the Qardh wal Murabahah contract used as a permissible contract, but in practice it must be subject to strict supervision. The Micro Financing Take Over process is guided by the DSN-MUI Fatwa Number: 31/DSN-MUI/VI/2002 concerning Debt Transfer (Alternative 1) and has become a positive law through Bank Indonesia Regulations (PBI). The legal consequence of this Qardh wal Murabahah contract is that the right of the first customer as a guarantee right holder is legally transferred to the new customer as stated in the Mortgage Certificate (SHT) and Fiduciary Guarantee Certificate.Walaupun Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat akibat pandemi Covid-19, namun penyaluran pembiayaan di  sektor UMKM dan segmen mikro terus meningkat. “Ini menunjukkan BSI terus mendukung pertumbuhan UMKM di tengah badai pandemi. Hingga Juni 2021, pembiayaan UMKM di BSI tercatat sebesar 36,82 triliun rupiah. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Take Over Pembiayaan Mikro Bank Syari’ah”. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis proses TO pembiayaan mikro di bank syari’ah dan tinjauan hukumnya, Adapun Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis sedangkan pendekatannya menggunakan yuridis empiris dan pengumpulan data dengan studi kepustakaan, wawancara dan observasi. Hasil penelitian tersebut menyatakan pandangan beberapa ulama’ dan pakar ekonomi syari’ah mengenai akad Qardh wal Murabahah yang digunakan merupakan akad yang dibolehkan, namun dalam praktiknya harus mendapat pengawasan yang ketat. Proses Take Over Pembiayaan Mikro berpedoman pada Fatwa DSN-MUI Nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Utang (Alternatif 1) dan menjadi hukum positif melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI). Akibat hukum dari akad Qardh wal Murabahah ini ialah hak nasabah pertama sebagai pemegang hak jaminan beralih secara hukum kepada pihak nasabah baru yang tertuang dalam Sertifikat Hak Tanggungan (SHT) dan Sertifikat jaminan Fidusia.
Peradaban Pengelolaan Zakat di Dunia dan Sejarah Zakat di Indonesia Noor Achmad; Tri Handayani
Iqtisad: Reconstruction of justice and welfare for Indonesia Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Iqtisad
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/iq.v9i2.7271

Abstract

This demonstrates that there is limited amount of zakat potential that can be explored. The total zakat potential in OIC member countries ranges from 1.8% to 4.34% of GDP. Several countries have advanced to the advanced stage of zakat development, while others are still in early stages. In fact, several countries are unconcerned about the management and development of zakat. This study aims to describe the civilization of zakat management during Prophet's time, including his friends and tabi'in, as well as models of zakat management in Muslim countries and zakat management in Indonesia. This type of research employs a qualitative approach and combines field research and library research. Primary and secondary data sources are examples of data sources. Use data collection methods such as interviews, observation, and documentation to obtain valid data. According to the findings of this study, Indonesia has the world's largest Muslim population, as well as a country that does not require its Muslim citizens to pay zakat. Although the total national zakat potential is IDR 327 trillion, the new zakat collection is IDR 14 trillion. The low level of community literacy is what causes this to happen. Baznas has made several efforts to increase zakat literacy, including zakat literacy strengthening through zakat campaigns and evaluations, massive digital zakat strengthening, and research strengthening. Keywords: Civilization; Zakat Management; History of Zakat Kenyataan menunjukkan masih minimnya potensi zakat yang bisa digali. Total potensi zakat di negara-negara anggota OKI berkisar dari 1,8% sampai 4,34% dari PDB mereka. Beberapa negara yang sudah mencapai tahap yang sudah maju dalam pengembangan zakat, sementara beberapa negara lain masih dalam tahap awal. Bahkan ada beberapa negara yang tidak memiliki perhatian sama sekali dalam soal pengelolaan dan pengembangan zakat. Penelititian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peradaban pengelolaan zakat pada masa Rasulullah, sahabat dan tabi‘in, model pengelolaan zakat di negara-negara berpenduduk muslim dan mengidentifikasi pengelolaan zakat di Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakan kombinasi penelitian lapangan (field research) dan penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk mendapatkan data yang valid, menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, termasuk negara yang tidak mewajibkan warga negara muslimnya untuk membayar zakat. Total potensi zakat nasional adalah sebesar 327 Triliun Rupiah, namun pengumpulan zakat yang baru tercatat sebesar 14 Triliun Rupiah. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah tingkat literasi masyarakat yang masih rendah. Beberapa upaya telah dilakukan Baznas dalam peningkatan literasi zakat ialah dengan penguatan literasi zakat melalui kampanye dan evaluasi zakat, penguatan digital zakat secara massive, dan penguatan riset./
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ihya’ Al-Mawat atas Hak dan Pemanfaatan Government Ground Nur Fadlilatul Choiriyah; Imam Khoirul Ulumuddin; A.Saiful Aziz; Tri Handayani
Al-Faruq: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam Vol. 1 No. 2 (2023): Al-Faruq : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam
Publisher : Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan Government Ground (Tanah Negara) yang terjadi di Desa Banyuputih Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang adalah tanah yang semula kosong akibat sungai yang surut, dimanfaatkan untuk pembuatan lahan pertanian seperti menanam pohon dan beberapa dari mereka memanfaatkan dijadikan rumah warga. Karena hal semacam itu sebagian masyarakat yang tidak memiliki kesempatan menempati tanah tersebut merasa cemburu dan tidak jarang dari mereka saling beradu mulut. Fokus Penelitian ini adalah: 1) Prosedur pemanfaatan tanah government ground (tanah Negara), 2) Tinjauan hukum Islam terhadap ihya‟ al-mawat atas hak dan pemanfaatan Government Ground (tanah Negara) di Desa Banyuputih Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif, adapaun pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Prosedur pemanfaatan government ground (tanah Negara) adalah sebagai berikut: Masyarakat yang ingin memanfaatan tanah tersebut diwajibkan izin terlebih dahulu kepada kepala dusun atau kepala desa. Setelah diizinkan dari pihak desa, masyarakat bisa memanfaatkan tanah tersebut. Masyarakat memanfaatkan tanah untuk perkebunan dan rumah dengan di bebani pajak setiap setahun sekali sesuai dengan luas tanah. 2) Tinjauan hukum Islam terhadap ihya‟al-mawat atas hak dan pemanfaatan government ground (tanah Negara) sudah sesuai dengan hukum Islam berdasarkan syarat dan cara pemanfaatan Ihya’ al-mawat yang mana pemanfaatan tanah setelah mendapatkan izin dari pemerintah dan tanah tersebut benar-benar tidak dimiliki oleh siapapun. Kata Kunci : Hukum Islam, Ihya Al-Mawat, Hak, Pemanfaatan, Government Ground
Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap Jual Beli Bawang Merah dengan Sistem Panjar Imam Khoirul Ulumuddin; Zidni Ilma Handayani; Akhmad Nurasikin; Tri Handayani
Al-Faruq: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam Vol. 2 No. 2 (2024): Al-Faruq : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Islam
Publisher : Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buying and selling shallots with a panjar system is to pay in advance the agreed down payment and the lack of payment will be paid after the shallots are harvested. In the payment, it has applied a down payment, but it is not uncommon for the sale and purchase of shallots to experience cancellation, the cancellation can be from the seller or buyer. The purpose of this study was to determine the practice of buying and selling shallots with a panjar system in Kluwan Village, Penawangan District, Grobogan Regency and Sharia Economic Law Review of the practice. This research is a field research with a qualitative approach. While data collection through observation, interviews, and documentation. The result of this study is that the practice of buying and selling shallots with a panjar system in Kluwan Village, Penawangan District, Grobogan Regency starts with bargaining between sellers and buyers, until an agreement and agreement occurs. The review of sharia economic law on the practice of buying and selling shallots in Kluwan Village, Penawangan District, Grobogan Regency uses a panjar system in accordance with the terms of the harmony of the sale and purchase contract, and the absence of gharar elements because there is already an agreement or agreement between the seller and the buyer. Kewords: Sharia Economic Law, Buying and Selling, Shallots, Incandescent System