Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemetaan Wilayah Kelurahan Karang Mumus Kota Samarinda Menggunakan Autodesk Map Andrew Stefano Andrew; Sri Endayani; Fathiah
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.977 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1056

Abstract

Pesatnya pertumbuhan fisik kota Samarinda mempengaruhi struktur kota dengan adanya ruas jalan baru yang belum tergambar dalam peta. Perlu adanya peta jaringan jalan yang akurat untuk menggambar hal tersebut diperlukan sebuah alat sederhana berupa Global Positioning System (GPS). Tujuan penelitian adalah pembuatan peta batas wilayah administrasi Kelurahan Karang Mumus dan jaringan jalan. Metode penelitian yang digunakan tumpang susun data peta dasar Badan Informasi Geospatial dengan data survei GPS Garmin 76CSx di lapangan, dilakukan dua tahapan yaitu, data sekunder berupa peta wilayah kota Samarinda BAPPEDA Kota. Data primer dilakukan pengambilan titik koordinat peta batas wilayah administrasi dan jaringan jalan Kelurahan Karang Mumus. Dan melakukan proses tumpang susun semua data jaringan ruas jalan dari GPS ditransfer ke komputer kemudian diproses dengan Map Source dan Autodesk Map 2004. Selanjutnya proses drawing dilakukan mulai dari kalibrasi GPS, batas administrasi, dan jaringan jalan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel sebagai crosscheck koordinat di lapangan. Data di ekspor ke program Autodesk Map di overlay dengan peta dasar dan citra Quick bird. Hasil penelitian menunjukkan peta wilayah administrasi Kelurahan Karang Mumus dari BAPPEDA Kota Samarinda berbeda dengan hasil survei lapangan dan tumpang susun. Di sebabkan adanya perbedaan peta wilayah administrasi dengan titik patok koordinat di lapangan Kelurahan Karang Mumus.
Forest Land Change Assessment of Karang Mumus Sub-Watershed Area Sri Endayani; Andrew Stefano; Fathiah; Hamka; Andi Lisnawati:
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 29 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.29.1.35

Abstract

Karang Mumus watershed is an important area as a port and gateway to the inland of East Kalimantan, causing the trade sector and water transportation services in this city to be very developed. Traders and immigrants from various regions who came in, stopped by, performed business, and stayed have caused the riverbanks to develop into economic and trade centers. One of the issues in the Karang Mumus sub-watershed is the conversion of forest area to agricultural land. With the improper use of agrotechnology and soil conservation, agricultural operations result in erosion and reduced land yield. This study aims to evaluate the Karang Mumus sub-potential watersheds to support land capability by using the overlay method (geoprocessing) of a geographic information system (GIS) based on criteria for classifying land capabilities and a data analysis approach. The findings revealed that the Karang Mumus sub-land watersheds primarily are categorized as land capacity class III, with a moderate erosion limiting factor that covers 15,864 ha (50.45%). The remaining areas are categorized into land capability classes IV and VI, with class IV having a severe slope limiting factor and class VI having a severe slope limiting factor with a fairly strong soil sensitivity to erosion, covering 8,751.14 ha (27.83%) and 6,829.85 ha (21.72%), respectively. Class III land is recommended for agricultural cultivation, application of appropriate agro-technology, and soil and water conservation. This study recommends that class IV and VI lands area are used for community forests or plantation forests managed by government agencies involved in the forest area stabilization center (BPKH) Region IV Samarinda.
Pemetaan Topografi di Area Perkebunan Kelapa Sawit Wanasari, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur Andrew Stefano Andrew
Buletin Loupe Vol 19 No 01 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v19i01.2419

Abstract

Pemetaan merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting pada bidang pembangunan, khususnya di zaman modern ini. Pemetaan yang akurat dan baik akan menghasilkan data-data yang baik pula, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam bidang pembangunan baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pemetaan hendaknya menggunakan alat yang mampu mengaplikasikan teknik-teknik pengukuran yang benar. Total station merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pemetaan tersebut. Total station merupakan alat digital yang mampu mengukur jarak dan sudut secara sekaligus dan dapat merekam data secara elektronik. Pemetaan ini bertujuan untuk memetakan suatu bidang tanah dengan output yang dihasilkan berupa peta topografi di area perkebunan kelapa sawit Wanasari Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Metode pengukuran menggunakan alat Total Station Sokkia Tipe CX 103 dengan menggunakan prisma dan pengolahan data menggunakan software PC-CDU, SOKKIA Link SOKKIA Tools, dan Land Dekstop. Hasil pengukuran didapatkan data elevasi permukaan tanah asli dengan luas 230,64 Ha. Titik terendah permukaan tanah berada pada titik P9 dengan elevasi 2,01 m. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut merupakan daerah rawa-rawa. Sedangkan elevasi tertinggi permukaan tanah berada pada titik Bench Mark (BM) dengan Elevasi 3,00 m. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut merupakan permukaan tanah yang berbukit.
Studi Tentang Pemodelan Bangunan Ditinjau Dari Aspek Teknis (Studi Kasus: Bangunan di Daerah Tropis) Andrew Stefano; Sri Endayani
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): March 2023
Publisher : P3KM Politani Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v1i2.14

Abstract

Penyebab pemanasan global adalah meningkatnya emisi CO2 di atmosfer. Kondisi ini menyebabkan bumi semakin panas dan mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang, es di daerah kutub mencair, permukaan laut naik setiap tahun, hingga terciptanya badai angin. Kondisi lingkungan seperti ini dapat membahayakan generasi di masa yang akan datang. Pemakaian listrik dari pembangkit berbahan bakar menggunakan fosil, merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global, karena dapat meningkatkan emisi CO2. Bangunan yang didesain tidak memperhitungkan pemakaian listrik, merupakan salah satu kontribusi dalam perusak lingkungan. Kebutuhan listrik tidak dapat dihindari karena pesatnya perkembangan teknologi. Pengaruh iklim luar daerah tropis yang panas berpengaruh ke dalam bangunan, menyebabkan beban pendinginan semakin besar. 40-50% energi listrik dalam bangunan dibutuhkan untuk proses pendinginan ruang (Air Conditioner), presentasi ini akan semakin besar kalau iklim di luar semakin panas. Usaha penghematan listrik pada skala bangunan dengan cara mentraitment konfigurasi arsitekturnya. Penyebab panas pada bangunan 80% berasal dari luar bangunan dengan mempertimbangkan desain sistem penerangan, pendinginan dan kulit bangunan. Dapat mencapai 70% pengurangan penggunaan listrik dengan penstimulasian antara model bangunan yang respond dan tidak terhadap lingkungan. Lebih hemat lagi 30-40% bila desain bangunan melibatkan penggunaan unsur tanaman dan air. Penelitian menegaskan bahwa aspek desain bangunan sangat berpengaruh terhadap penggunaan energi listrik, dan berkontribusi pada kepedulian terhadap pemanasan global dunia.