Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pelatihan Pendampingan Pembuatan Peta Tematik Menggunakan GPS dan Aplikasi CAD Andrew Stefano; Sri Endayani
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2020): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.6.3.297-305

Abstract

One of the problems in the development of human resource professionalism so far is related to land issues (boundaries). The purpose of this activity is to provide training on the use of GPS and processing data using Autodesk map software. The training was attended by the village and sub-district staff of Samarinda City, as many as 50 people. The method used is 1) giving theoretical and practical knowledge about data collection and processing 2) assignment of making land boundaries per area, 3) presentation of results in the field and 4) output (boundary map). The results of this activity were: First, all participants of this training activity were very enthusiastic, enthusiastic, and had high motivation to take part in the implementation of the second boundary land making training activity, the participants who succeeded in making a land boundary map of 25 people or 50% of 50 participants. Third, the quality of the maps is quite good. They found differences in boundary map shape between version Samarinda City Bappeda and field data collection. Based on field data from the Bugis Kelurahan staff, the shape of the land boundary map in the Bugis sub-district in Samarinda almost resembles the land boundary map of Samarinda City of 2.5 ha, because Samarinda City Bappeda does not include the Segiri GOR Stadium as an area of Bugis sub-district that should be included as a map of the border. The map results from Samarinda Kota sub-district staff were recombined by sub-district and sub-district lurah to be determined as a map of sub-district Kota Samarinda and displayed in the A0 printout in each of the kelurahan offices located in sub-district Samarinda Kota.
Karakteristik Biofisik Ruang Terbuka Hijau Pada Hutan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur Sri Endayani; Ronggo Sadono; Ambar Kusumandari; Hartono Hartono
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 9 No. 4 (2019): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.9.4.977-985

Abstract

Population growth and economic activity always require space. Physical, social and economic composition always changes due to spatial land use. Changes in spatial land use that do not take into account the biophysical balance will result in natural disasters. Urban problems in the use of space result in the disturbance of the harmony between human and the nature. The economy is improving, but the nature is suffering from damages. Green open space is the right solution. This research’s objective is to determine the biophysical characteristics (soil characteristics, stand potential, slope and rainfall) of the urban forests in Samarinda. The results show the class of clay texture, acid soil pH, low organic matter and gray brown color. The urban forests in Samarinda are dominated by species of Jati (Tectona grandis), Jati Putih (Mangifera indica), Mahoni (Swietenia macrophylla), Jambu (Anacardium occidentale), Jambu Batu (Psidium guajava), Kayu Jawa (Lannea grandis), Gmelina arborea, Angsana (Pittocarpus indicus), Bitti (Vitex cofassus), Trembesi (Samania samania), Morinda citrifolia and Kapuk (Ceiba Pentandra), hilly slopes, rather steep altitude range of 16-65 mdpl and an average rainfall of 1 095.9 mm/year.
Pemetaan Wilayah Kelurahan Karang Mumus Kota Samarinda Menggunakan Autodesk Map Andrew Stefano Andrew; Sri Endayani; Fathiah
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.977 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1056

Abstract

Pesatnya pertumbuhan fisik kota Samarinda mempengaruhi struktur kota dengan adanya ruas jalan baru yang belum tergambar dalam peta. Perlu adanya peta jaringan jalan yang akurat untuk menggambar hal tersebut diperlukan sebuah alat sederhana berupa Global Positioning System (GPS). Tujuan penelitian adalah pembuatan peta batas wilayah administrasi Kelurahan Karang Mumus dan jaringan jalan. Metode penelitian yang digunakan tumpang susun data peta dasar Badan Informasi Geospatial dengan data survei GPS Garmin 76CSx di lapangan, dilakukan dua tahapan yaitu, data sekunder berupa peta wilayah kota Samarinda BAPPEDA Kota. Data primer dilakukan pengambilan titik koordinat peta batas wilayah administrasi dan jaringan jalan Kelurahan Karang Mumus. Dan melakukan proses tumpang susun semua data jaringan ruas jalan dari GPS ditransfer ke komputer kemudian diproses dengan Map Source dan Autodesk Map 2004. Selanjutnya proses drawing dilakukan mulai dari kalibrasi GPS, batas administrasi, dan jaringan jalan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel sebagai crosscheck koordinat di lapangan. Data di ekspor ke program Autodesk Map di overlay dengan peta dasar dan citra Quick bird. Hasil penelitian menunjukkan peta wilayah administrasi Kelurahan Karang Mumus dari BAPPEDA Kota Samarinda berbeda dengan hasil survei lapangan dan tumpang susun. Di sebabkan adanya perbedaan peta wilayah administrasi dengan titik patok koordinat di lapangan Kelurahan Karang Mumus.
ANALISIS PENYEBARAN POHON PADA HUTAN PRODUKSI DI KELURAHAN SUNGAI SIRING KOTA SAMARINDA Sri Endayani; Andrew Stefano; Fathiah Fathiah
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 21, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v21i2.6284

Abstract

Penyebaran pohon pada hutan produksi yang mengandalkan proses alam maupun penangan manusia. Pemudaan pohon di suatu kawasan hutan bergantung pada tempat tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran pohon pada 3 kelas kelerengan di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara. Metode pengumpulan data menggunakan Sistem Informasi Geografi (GIS), pada tiga kelas kelerengan yaitu datar (0-8%), landai (8-15%) dan agak curam (15-25%). Hasil penelitian menunjukkan bagian timur dengan kelas lereng landai (0-8%) diperoleh 10 jenis dari 9 famili dengan jumlah 34 pohon, kelas lereng datar (8-15%) diperoleh 8 jenis dari 7 famili dengan jumlah 24 pohon, dan kelas lereng agak curam (15-25%) diperoleh 8 jenis dari 7 famili dengan jumlah 20 pohon. Bagian barat dengan kelas lereng datar (0-8%) diperoleh 9 jenis dari 9 famili dengan jumlah 31 pohon, kelas lereng landai (8-15%) diperoleh 10 jenis dari 9 famili dengan jumlah 25 pohon, dan kelas lereng agak curam (15-25%) diperoleh 8 jenis dari 8 famili dengan jumlah 19 pohon.
MONITORING FOREST AREA CHANGE USING QUICKBIRD SRI ENDAYANI; ANDREW STEFANO; FATHIAH; PURBAWATI; IDA ROSANTI
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 29 No. 2 (2022): BIOTROPIA Vol. 29 No. 2 Agustus 2022
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2022.29.2.1690

Abstract

A study was conducted to compare the urban forest management in three urban forests in Samarinda City. The application of GIS (Geographic Information System) is one of the alternatives to conduct a variety of processes such as: providing geographical information system, identifying the areas of urban forests in Samarinda, helping to plan the process of map digitalization and performing overlay process. The main method used for the data analysis process on the map was the overlay process data analysis technique. The research findings showed that: 1) the appointment of urban forests as the initial step of urban forest development needed more implementation from the government; 2) the urban forest determination needed more socialization to the owner of the urban forest and the public in 1992 and 2019; 3) the urban forests needed more management. There were some similarities and differences in the management of urban forests in the three study locations. The similarities among the three locations were that the three locations had already met the minimum standards of one urban forest location even though there was still one location outside of these three locations which did not meet the minimum standard. The differences were in managing the urban forests. These differences indicated that the urban forest policy was not fully implemented in Samarinda City.
METODE SENSUS POKOK TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SOFTWARE MAP SOURCE DAN AUTODESK MAP Andrew Stefano; Sri Endayani; Fathiah Fathiah
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i1.6316

Abstract

Mendapatkan data tanaman yang akurat sesuai dengan kondisi real di lapangan perlu dilakukan kegiatan sensus pokok secara teliti. Pada umumnya hasil kegiatan sensus pokok dituang ke dalam form blangko sensus (staple card). Data yang dihasilkan sering kali tidak akurat. Sebagai upaya untuk menghasilkan data sensus pokok yang lebih akurat, digunakanlah GPS (Global Positioning System) sebagai alat sensus. Kajian ini dilakukan untuk menentukan metode sensus pokok yang efektif dan efisien antara menggunakan staple card dan menggunakan GPS. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kajian ini, yaitu dengan melakukan pengamatan dan observasi di lapangan mengenai kedua metode sensus pokok yang dikaji. Parameter yang diamati yaitu biaya, waktu dan tenaga yang dibutuhkan, serta akurasi data yang dihasilkan masing–masing metode. Hasil kajian menunjukkan bahwa sensus pokok menggunakan GPS akan lebih efisien dan efektif, serta dapat menghasilkan profit yang lebih besar bagi perusahaan yaitu Rp.204.674/ha/tahun.