Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KELOMPOK REMAJA SEHAT (POLRES) DAN POS REMAJA SEHAT (POSJAS) NASYIATUL AISYIYAH RANTING KEDUNGPATANGEWU KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Rini Kristiyanti; Siti Khuzaiyah; Lia Dwi Prafitri
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.198 KB)

Abstract

Permasalahan seputar kesehatan reproduksi antara lain seperti HIV, AID, PMS, Kehamilan Tidak diinginkan, gangguan haid, dll. Pada remaja, kasus permasalahan reproduksi yang seirng muncul antara lain anemia, hamil di luar nikah, aborsi, bahkan sampai pada kematian akibat aborsi yang tidak aman. Diperlukan upaya seluruh pihak agar tercapai kesehatan reproduksi yang maksimal, tidak hanya upaya dari dinas kesehatan, tetapi juga upaya dari institusi kesehatan seperti STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pepkalongan. Salah satu upaya yang bisa dikembangkan adalah dengan pembentukan kelompok remaja sehat (POLRES) reproduksi di desa-desa, sehingga dengan adanya kelompok ini akan menjadi pioner kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan reproduksi, terutama kesehatan reproduksi pada remaja. Kelompok ini akan semakin kuat manakala mereka memiliki pos remaja sehat (POSJAS) yang dapat dijadikan sebagai basecamp kegiatan seputarĀ  kesehatan reproduksi. Pengabdian masyarakat ini dilakukan secara bertahap melalui 4 kegiatan inti, yaitu: Penyuluhan, pemeriksaan, outbond dan sosialisasi Kelompok Remaja Sehat (POLRES) dan Pos Kesehatan Remaja Sehat (POSJAS). Pada saat pembentukan POLRES dan POSJAS akan melibatkan dan mengundang stake holder terkait (Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aparat Desa) sehinggamuncul rasa pengayoman. Kegiatan dilakukan 6 kali kunjungan selama Ā± 6 bulan. Kegiatan penerapan IbM pembentukan POLRES dan POSJAS di ranting Nasyiatul Aisyiyah Kedungpatangewu berjalan dengan baik. Remaja antusias dan merasa puas dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Diperlukan kegiatan lanjutan yang dapat meningkatkan kemampuan remaja nasyiatul aisyiyah dalam mengelola posko kesehatan remaja. Saran bagi institusi pendidikan , khususnya pendidikan Muhammadiyah/Aisyiyah hendaknya dapat melibatkan organisasi otonom dalam setiap kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satu organisasi otonom yang dapat dilibatkan dalam mengatasi persoalan kesehatan reproduksi adalah nasyiatul aisyiyah, ikatan pelajar muhammadiyah dan pemuda muhammadiyah.Kata Kunci: kesehatan remaja, nasyiatul aisyiyah, polres, posjas
KARAKTERISTIK IBU NIFAS YANG BERPANTANG MAKANAN Rini Kristiyanti; Siti Khuzaiyah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.432 KB)

Abstract

Pantang makanan bagi ibu nifas dapat menimbulkan masalah kesehatan, sering ibu-ibu yang menyusui anak-anaknya kelihatan pucat, lesu dan kurus. Hal ini merupakan tanda bahwa makanan yang dikonsumsi tidak cukup yang akan membawa pengaruh buruk kepada ibu dan bayinya. Kebiasaan berpantang tidak hanya terhadapan salah satu makanan tetapi juga pola makan, dimana mulai menjelang malam sampai dengan pagi hari ibu nifas tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan. Kebiasaan berpantang makanan tersebut sulit dirubah karena sudah melekat pada diri masyarakat secara turun- temurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu nifas yang berpantang makanan meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik untuk menggambarkan usia, pendidikan, pekerjaan, kesulitas memberikan ASI, jenis kelamin anak, paritas dan alasan berpantang ibu ifas yang berpantang makanan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling di wilayah Puskesmas Kedungwuni I dan II Kabupaten Pekalongan. Hail penelitian menunjukkan sebagian besar responden dalam rentang usia sehat sebesar 76,5%, lebih dari separuh responden berpendidikan SMP (58,8%), hampir separuh responden 47,1% tidak bekerja, lebih dari separuh multipara (64,7%), lebih dari separuh anak yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki (58,8%), masih ada sebagian kecil yang kesulitan memberikan ASI (29,4%), masih ada sebagian kecil ibu yang tidak yakin terhadap kemampuan ASI memenuhi nutrisi pada 6 bulan pertama (23,5%) dan lebih dari separuh (52,9%) ibu berpantang sudah mengetahui gizi ibu nifas tetapi takut terhadap orangtua. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakukan pendekatan secara interpesonal kepada ibu dan khususnya keluarga sehingga dapat menghilangkan kebiasaan berpantang makanan selama masa nifas.
Karakteristik Ibu Hamil Preeklampsia Siti Khuzaiyah; Anies Anies; Sri Wahyuni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v9i2.73

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab AKI adalah Preeklampsia. Ada beberapa karakteristik ibu hamil yang berhubungan resiko terjadinya preeklampsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia. Metode penelitian adalah descriptive analytic quantitative. Sample dalam penelitian ini adalah ibu hamil preeklampsia di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2016 sejumlah 32 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,8% ibu hamil preeklampsia berusia 20-35 tahun, 50% ibu preklampsia multigravida, 62,5% ibu berpendidkan sekolah dasar (SD), 46,8% memiliki gizi cukup, 87,5% ibu hamil trimester III dan 50% ibu hamil bekerja sebagai buruh tekstil.Kata kunci : karakteristik, ibu hamil, preeklampsiaCharacteristics of Preeclampsia Pregnant Women Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. One of the causes of MMR is Preeclampsia. There are several characteristics of pregnant women who are associated with the risk of preeclampsia. The purpose of this study was to analyze the characteristics of pregnant women with preeclampsia. The research method is descriptive analytic quantitative. Sample in this research is pregnant mother of preeclampsia in working area of Health Office of Regency of Pekalongan 2016 number of 32 respondents. The results showed that 68.8% of pregnant women with preeclampsia aged 20-35 years, 50% multigravida preeclampsia mothers, 62.5% of primary school elementary mothers, 46.8% had sufficient nutrition, 87.5% of trimester pregnant women III and 50% of pregnant women work as textile laborers.Keywords: characteristics, pregnant women, preeclampsia
KARAKTERISTIK IBU NIFAS YANG BERPANTANG MAKANAN Rini Kristiyanti; Siti Khuzaiyah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantang makanan bagi ibu nifas dapat menimbulkan masalah kesehatan, sering ibu-ibu yang menyusui anak-anaknya kelihatan pucat, lesu dan kurus. Hal ini merupakan tanda bahwa makanan yang dikonsumsi tidak cukup yang akan membawa pengaruh buruk kepada ibu dan bayinya. Kebiasaan berpantang tidak hanya terhadapan salah satu makanan tetapi juga pola makan, dimana mulai menjelang malam sampai dengan pagi hari ibu nifas tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan. Kebiasaan berpantang makanan tersebut sulit dirubah karena sudah melekat pada diri masyarakat secara turun- temurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu nifas yang berpantang makanan meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik untuk menggambarkan usia, pendidikan, pekerjaan, kesulitas memberikan ASI, jenis kelamin anak, paritas dan alasan berpantang ibu ifas yang berpantang makanan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling di wilayah Puskesmas Kedungwuni I dan II Kabupaten Pekalongan. Hail penelitian menunjukkan sebagian besar responden dalam rentang usia sehat sebesar 76,5%, lebih dari separuh responden berpendidikan SMP (58,8%), hampir separuh responden 47,1% tidak bekerja, lebih dari separuh multipara (64,7%), lebih dari separuh anak yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki (58,8%), masih ada sebagian kecil yang kesulitan memberikan ASI (29,4%), masih ada sebagian kecil ibu yang tidak yakin terhadap kemampuan ASI memenuhi nutrisi pada 6 bulan pertama (23,5%) dan lebih dari separuh (52,9%) ibu berpantang sudah mengetahui gizi ibu nifas tetapi takut terhadap orangtua. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakukan pendekatan secara interpesonal kepada ibu dan khususnya keluarga sehingga dapat menghilangkan kebiasaan berpantang makanan selama masa nifas.