Berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesat di berbagai belahan dunia khususnya bidang konstruksi, dimana teknologi tersebut sangat membantu mempermudah pekerjaan. Teknologi tersebut berada pada sektor AEC (Architecture, Engineering and Construction) yang dikenal saat ini dengan BIM (Building Information Modeling). Pada penelitian ini akan memberikan gambaran penggunaan BIM sebagai konsepnya sampai dengan pemodelan 3D (dimensi) pada konstruksi struktur penuh pada sebuah proyek gedung X dengan menggunakan software Tekla Structures Student License. Kemudian dilanjutkan dengan membandingkan perhitungan volume struktur dengan Microsoft Office Excel dengan QTO (Quantity Takeoff) dari Tekla Structures yang akan menghasilkan rencana anggaran biaya dari kedua metode tersebut. Hasil penelitian ini perbandingan volume menghasilkan selisih untuk struktur bawah beton 0% dan besi 1% atau lebih efisien menggunakan metode konvensional. Untuk struktur atas selisih beton 0,28%, besi 1,1% dan bekisting 0,22% atau bisa dibilang disemua selisih tersebut lebih efisien perhitungan menggunakan metode BIM. Sedangkan, struktur atap memiliki selisih jurai 3,39%, gording 0,4%, usuk 1,23% dan reng 0,42% atau bisa dibilang selain perhitungan reng saja yang lebih efisien dihitung menggunakan metode BIM. Lalu perhitungan biaya didapat nilai selisih untuk struktur bawah sebesar 0,48% atau sebanyak Rp 1.452.861 struktur atas sebesar 0,58% atau sebanyak Rp 14.078.298 dan struktur atap sebesar 1,4% atau sebanyak Rp 6.795.712. Semua selisih tersebut dikatakan lebih efisien biaya jika digunakan metode BIM sebagai pengambilan volume pekerjaan. Namun, dibalik manfaat yang besar dari BIM perlu ketelitian yang tinggi dalam pemodelan. Karena beberapa kunci keberhasilan BIM pemodelan 3D penting untuk diperhatikan.