This Author published in this journals
All Journal Suhuf
Abdulkarim Abdulkarim Zulfa Ahmadi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN KATA “لا” BERMAKNA “JANGAN” DALAM AL-QUR’AN (PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM) Abdulkarim Abdulkarim Zulfa Ahmadi; Mahasri Shobahiya
Suhuf Vol 29, No 2 (2017): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Beberapa pakar psikologi dan parenting mengingatkan pada guru dan orang tua untuk menghindari penggunaan kata “jangan” dalam mendidik anak, karena hal tersebut akan menjadikan anak tertekan serta menganggap bahwa dunia ini penuh dengan aturan yang menekan. Sementara itu, dalam Al-Qur’an tidak sedikit ayat yang menggunakan kata “لا” bermakna “jangan”, bahkan lebih dari 300 ayat menggunakan kata tersebut.Penelitian ini menemukan bahwa ayat-ayat yang mengandung kata “لا” bermakna “jangan” dalam Al-Qur’an dan Terjemahnya, yang diterbitkan Kementerian Agama RI tahun 2012 terdapat dalam 358 ayat yang tersebar dalam 64 Surat. Ayat yang mengandung kata “لا” bermakna “jangan” dapat dikelompokkan dalam tiga bidang, yaitu Akidah, Akhlak, dan Syariat. Selain tiga bidang tersebut, beberapa ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata “لا” bermakna “jangan” merupakan sebuah do’a dan kisah-kisah masa lampau yang tertulis dalam Al-Qur’an, sehingga bukan termasuk ayat-ayat larangan yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam.Ayat-ayat yang mengandung larangan pada bidang Akhlak memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan dengan bidang lainnya, karena bidang tersebut mencakup beberapa aspek kehidupan, baik berhubungan dengan Sang Pencipta, manusia, alam, dan diri sendiri. Sedangkan, untuk terbanyak kedua adalah dalam bidang Akidah, di dalamnya terdapat ayat larangan dengan redaksi yang sama diulang berkali-kali pada ayat ataupun surat yang berbeda. Tampaknya Allah bermaksud untuk memberikan penekanan lebih terhadap pendidikan Islam, terutama keimanan kepada Allah Swt. Ayat larangan pada bidang Syariat lebih sedikit dibandingkan dengan dua bidang lainnya. Hal itu bisa disebabkan, karena ketentuan-ketentuan syariat telah banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak menggunakan kata “لا” bermakna “jangan”.