David Ricardo
Institut Teknologi Sumatera

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN ESENSI DASAR FILOSOFI HUMA BETANG PADA DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA David Ricardo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v18i1.11297

Abstract

Pentingnya perolehan pengetahuan adalah dasar dari penelitian ini. Adanya perbedaan budaya tiap daerah akan menentukan tumbuh kembangnya tingkat pengetahuan tidak terkecuali Kota Palangkaraya. Pengetahuan yang baik perlu ditunjang dengan fasilitas yang baik salah satunya perpustakaan. Lokalitas kedaerahan akan menjadi tolak ukur karakteristik yang terbentuk. Filosofi Huma Betang merupakan esensi dasar lokalitas yang ada di Kota Palangkaraya. Nilai filosofi tersebut mengajarkan tentang kebersamaan, transfer ilmu, dan kesetaraan. Universitas Palangkaraya merupakan Universitas Negeri pertama di Palangkaraya sedikit banyak telah menyumbangkan fasilitas tersebut terbukti dengan dibangunnya Perpustakaan Universitas. Tetapi permasalahan yang didapat adalah menerapkan filosofi Huma Betang yang mampu mewadahi aktivitas pengguna perpustakaan khususnya Perpustakaan Universitas Palangkaraya dengan kondisi yang ada pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dan studi literatur yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan beberapa alternatif desain yang akan digunakan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah penerapan desain interior yang berlandaskan esensi dasar filosofi Huma Betang yang mampu mentransfer nilai-nilai yang baik pada masyarakat khususnya pengguna perpustakaan.
Penerapan Esensi Dasar Filosofi Huma Betang Pada Desain Interior Perpustakaan Universitas Palangkaraya David Ricardo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3172.917 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v18i1.13307

Abstract

Pentingnya perolehan pengetahuan adalah dasar dari penelitian ini. Adanya perbedaan budaya tiap daerah akan menentukan tumbuh kembangnya tingkat pengetahuan tidak terkecuali Kota Palangkaraya. Pengetahuan yang baik perlu ditunjang dengan fasilitas yang baik salah satunya perpustakaan. Lokalitas kedaerahan akan menjadi tolak ukur karakteristik yang terbentuk. Filosofi huma betang merupakan esensi dasar lokalitas yang ada di Kota Palangkaraya. Nilai filosofi tersebut mengajarkan tentang kebersamaan, transfer ilmu, dan kesetaraan. Universitas Palangkaraya merupakan Universitas Negeri pertama di Palangkaraya sedikit banyak telah menyumbangkan fasilitas tersebut terbukti dengan dibangunnya Perpustakaan Universitas. Tetapi permasalahan yang didapat adalah bagaimana penerapan filosofi huma betang yang mampu mewadahi aktivitas pengguna perpustakaan khususnya Perpustakaan Universitas Palangkaraya dengan kondisi yang ada pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dan studi literatur yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan beberapa alternatif desain yang akan digunakan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah penerapan desain interior yang berlandaskan esensi dasar filosofi huma betang yang mampu mentransfer nilai-nilai yang baik pada masyarakat khususnya pengguna perpustakaan.
Pengaruh Desain Secondary Skin terhadap Pencahayaan Alami dengan Penerapan Motif Islami David Ricardo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 19, No 2: Juli 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.991 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v19i2.17055

Abstract

Pencahayaan alami mempunyai dampak terhadap kenyamanan dari pengguna bangunan terutama pencahayaan alami yang berlebihan. Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi pencahayaan alami yang terjadi seperti besaran Lux yang dapat dihasilkan. Tujuan utama penelitian adalah mengkaji dan menguji secondary skin sebagai pemecahan permasalahan terhadap panas matahari yang masuk ke dalam bangunan. Fungsi secondary skin selain sebagai penghalang sinar matahari juga dapat digunakan sebagai identitas lokal dan elemen estetika pada fasad bangunan. Berbagai bentuk dan bahan akan menghasilkan ragamnya analisa penelitian tentang secondary skin. Pola motif Islam adalah bentuk secondary skin yang dipilih untuk memperkuat karakter pada bangunan tempat ibadah umat muslim seperti sebuah bangunan Masjid. Pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan simulasi digital dengan objek adalah Masjid Quwwatul Islam di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dimulai dengan analisa berupa simulasi pencahayaan alami terhadap existing (tanpa secondary skin) untuk mendapatkan data awal yang dilanjutkan dengan melakukan pengujian menggunakan 3 (tiga) alternatif secondary skin. Hasil akhir dari penelitian ini adalah mendapatkan 1 (satu) alternatif dengan lux yang mendekati standar Lux untuk ruang ibadah.
EFISIENSI TINGKAT PENCAHAYAAN DAN VISIBILITAS SUN SHADING PERFORATED BERGRADASI BENTUK KOTAK DAN BULAT Verza Dillano Gharata; Widi Dwi Satria; David Ricardo
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2023): October (in Progress)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i2.61333

Abstract

Ruangan yang dapat memasukkan sinar matahari secara langsung dapat dikatakan baik dalam perancangan, tetapi jika berlebihan sinar matahari yang masuk dapat mengakibatkan silau dan panas pada pengguna ruangan. Perilaku pengguna ruangan yang sangat umum terjadi untuk mengatasi silau dan panas dari matahari adalah menutup tirai jendela dan menyalakan lampu ruangan. Perilaku ini, tanpa disadari sudah memboroskan energi listrik, karena sebetulnya kondisi di luar ruangan masih terdapat sinar matahari yang cukup terang untuk menerangi ruangan tersebut dan dengan sumber daya yang terbarukan. Penggunaan sun shading bergradasi dapat menjadi solusi untuk mengurangi cahaya yang berlebih dari sinar matahari sekaligus mengurangi panas yang dipancarkan. Bentuk sun shading yang umum digunakan di beberapa bangunan di Indonesia adalah kotak dan bulat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dummy room dengan menggunakan Sketch Up guna melihat visibilitas sun shading dan percobaan dummy room dengan Autodesk Ecotect Analysis guna menentukan tingkat iluminasi di dalam ruangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan desain bentuk sun shading perforated bergradasi yang paling efektif untuk mengurangi silau dalam ruangan dan paling efektif tingkat visibilitasnya. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan desain sun shading perforated bergradasi lingkaran yang paling efektif dibandingkan desain sun shading perforated bergradasi kotak untuk mengurangi silau dalam ruangan dan perbandingannya tanpa menggunakan sun shading perforated bergradasi. Dari simulasi menggunakan software sketchup, ditemukan tingkat visibilitas sun shading perforated bergradasi kotak dan bulat sama-sama memberikan tingkat visibilitas yang cukup baik.LIGHTING LEVEL EFFICIENCY AND VISIBILITY GRADIENT PERFORATED SUN SHADING IN SQUARE SHAPE AND ROUND A room that can enter direct sunlight can be said to be good in design, but if excessive incoming sunlight can cause glare and heat to room users. The behavior of room users that is very common to overcome the glare and heat from the sun is to close the window curtains and turn on the room lights. This behavior, without realizing it, has wasted electrical energy, because in fact the conditions outside the room are still bright enough sunlight to illuminate the room and with renewable resources. The use of graded sun shading can be a solution to reduce glare from the sun while reducing the heat emitted. The forms of sun shading that are commonly used in several buildings in Indonesia are square and round. The research method used in this research is a dummy room experiment using Sketch Up to see the visibility of sun shading and a dummy room experiment with Autodesk Ecotect Analysis to determine the level of illumination in the room. The aim of this research is to find the most effective graded perforated sun shading design for reducing indoor glare and the most effective level of visibility. The results of this research were to find that the circular graded perforated sun shading design was the most effective compared to the square graded perforated sun shading design for reducing indoor glare and the comparison was without using graded perforated sun shading. From simulations using SketchUp software, it was found that the visibility level of square and round graded perforated sun shading both provided a fairly good level of visibility.