Andika Saputra
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid: Peran Fungsional dan Spasial Masjid Kampus UNS Andika Saputra; Shofi Syarifah
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1335.429 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v18i2.15549

Abstract

Industrialisasi yang mempengaruhi hampir seluruh dimensi kehidupan bangsa Indonesia merupakan sebab munculnya Generasi Muslim Tanpa Masjid, yakni generasi dari kalangan umat Islam yang tidak memiliki keterikatan psikologis, sosiologis, dan intelektual dengan masjid sebagai pusat komunitas umat Islam. Tidak terkecuali di Kota Surakarta, keberadaan Generasi Muslim Tanpa Masjid salah satunya dapat ditemui di lingkungan UNS. Penelitian ini bertujuan untuk menanggapi permasalahan Generasi Muslim Tanpa Masjid dengan mengungkap peran masjid kampus UNS melalui variabel tetap (1) kegiatan dan fungsi masjid; dan (2) organisasi ruang masjid, serta identitas jenis kelamin sebagai variabel bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneltiian ini menerapkan metode induksi kualitatif yang bersifat interpretatif. Penelitian ini menemukan bahwa realisasi agenda integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam jamaah umat Islam di lingkungan UNS dilakukan dengan (1) menyelenggarakan kegiatan ibadah ghairu maghdah meliputi fungsi pendidikan, kesehatan, seni, dan rekreasi; (2) optimalisasi peran ruang pendukung sebagai zona-antara masjid dengan konfigurasi ruang horizontal; dan (3) strategi aktor dengan sinergi seluruh unsur jamaah kampus UNS, strategi fungsional dengan mengorientasikan pelaksanaan kegiatan ibadah ghairu maghdah untuk menjalin ikatan psikologis, sosiologis, dan intelektual; dan strategi spasial dengan menekankan peran ruang pendukung masjid dikarenakan memiliki tingkat fleksibilitas ruang yang tinggi, sebagai landasan dilakukannya dua langkah integrasi meliputi pembiasaan berkegiatan di masjid dan pembiasaan menjadi bagian dari umat Islam.
Perilaku Pengunjung Anak Di Taman Wisata Edukasi Satwa Studi Kasus: Kebun Binatang Gembira Loka Di Yogyakarta Elma Mahfuzhoh; Andika Saputra
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2583.425 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i1.10850

Abstract

Fenomena yang terjadi pada masa kini adalah maraknya anak-anak dijadikan sebagai sasaran utama pembelajaran dalam wisata edukasi, salah satunya objek adalah kebun binatang Gembira Loka di Yogyakarta yang merupakan salah satu sasaran utama pembelajaran wisata edukasi bagi anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pengunjung anak di Kebun Binatang Gembira Loka serta faktor spasial yang menyebabkan terjadinya perilaku pada pengunjung anak. Koleksi satwa yang beraneka ragam serta tata ruang yang bervariasi di Kebun Binatang Gembira Loka, beragam perilaku dari pengunjung anak dapat diidentifikasi serta diintrepetasikan sesuai dengan karakteristik lingkungan maupun kepribadian anak, meliputi aspek tingkat keaktifan anak, interaksi anak, dan respon anak terhadap lingkungan yang berbeda. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan observasi partisipasi pasif sebagai teknik pencarian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keaktifan pengunjung anak terjadi di zona-zona awal, serta faktor spasial yang paling mempengaruhi perilaku pengunjung anak adalah tata ruang zonasi secara makro. Penelitian ini juga menemukan tidak berfungsinya pagar pembatas sebagai respon pengujung anak terhadap kondisi lingkungan.
Evaluasi Fungsional City Walk Slamet Riyadi berdasarkan Pendekatan Arsitektur Buta Andika Saputra; Qonitatun Khafidhoh
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3281.332 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9855

Abstract

Salah satu ruang terbuka publik di Kota Surakarta yang menjadi pusat kegiatan kalangan tunanetra adalah City Walk Slamet Riyadi, terutama di segmen 3 dan segmen 4. Di tengah tumbuh pesatnya kesadaran terhadap universal design, mengharuskan City Walk Slamet Riyadi memenuhi prinsip, syarat, dan standar arsitektur bagi kalangan pengguna tunanetra yang disebut dengan Arsitektur Buta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara fungsional City Walk Slamet Riyadi berdasarkan pendekatan Arsitektur Buta yang tertuang dalam Permen PUPR No. 14 tahun 2017 dan menemukenali perilaku adaptasi pengguna dari kalangan tunanetra sebagai tanggapan terhadap kondisi spasial City Walk Slamet Riyadi. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan variabel terikat (1) jalur sirkulasi pedestrian; dan (2) halte, dan Permen PUPR No. 14 tahun 2017 sebagai variabel bebas. Temuan dari kegiatan penelitian ini terdiri dari dua poin. Pertama, kondisi penerapan Arsitektur Buta pada City Walk Slamet Riyadi terdiri dari (1) keterputusan jalur pemandu; (2) ketidaktepatan  jalur pemandu; dan (3) ketidaktepatan fasilitas yang diperuntukkan bagi pengguna tunanetra. Ketiga kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permen PUPR No. 14 tahun 2017. Kedua, perilaku adaptasi yang dilakukan pengguna dari kalangan tunanetra meliputi (1) mengandalkan indera pendengaran; (2) mengandalkan alat bantu; (3) mengandalkan ingatan dan pengalaman; dan (4) mengandalkan indera peraba.
Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid: Peran Fungsional dan Spasial Masjid Kampus UNS Andika Saputra
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.103 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v18i2.15370

Abstract

Industrialisasi yang mempengaruhi hampir seluruh dimensi kehidupan bangsa Indonesia merupakan sebab munculnya Generasi Muslim Tanpa Masjid, yakni generasi dari kalangan umat Islam yang tidak memiliki keterikatan psikologis, sosiologis, dan intelektual dengan masjid sebagai pusat komunitas umat Islam. Tidak terkecuali di Kota Surakarta, keberadaan Generasi Muslim Tanpa Masjid salah satunya dapat ditemui di lingkungan UNS. Penelitian ini bertujuan untuk menanggapi permasalahan Generasi Muslim Tanpa Masjid dengan mengungkap peran masjid kampus UNS melalui variabel tetap (1) kegiatan dan fungsi masjid; dan (2) organisasi ruang masjid, serta identitas jenis kelamin sebagai variabel bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneltiian ini menerapkan metode induksi kualitatif yang bersifat interpretatif. Penelitian ini menemukan bahwa realisasi agenda integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam jamaah umat Islam di lingkungan UNS dilakukan dengan (1) menyelenggarakan kegiatan ibadah ghairu maghdah meliputi fungsi pendidikan, kesehatan, seni, dan rekreasi; (2) optimalisasi peran ruang pendukung sebagai zona-antara masjid dengan konfigurasi ruang horizontal; dan (3) strategi aktor dengan sinergi seluruh unsur jamaah kampus UNS, strategi fungsional dengan mengorientasikan pelaksanaan kegiatan ibadah ghairu maghdah untuk menjalin ikatan psikologis, sosiologis, dan intelektual; dan strategi spasial dengan menekankan peran ruang pendukung masjid dikarenakan memiliki tingkat fleksibilitas ruang yang tinggi, sebagai landasan dilakukannya dua langkah integrasi meliputi pembiasaan berkegiatan di masjid dan pembiasaan menjadi bagian dari umat Islam.
Peran Masjid At Taqwa Wonogiri Terhadap Lintasan Sejarah Islam di Wonogiri Rizqi Bayu Nugroho; Andika Saputra
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 16, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1653.673 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v16i2.10602

Abstract

Kota Islam adalah kota yang awalnya dibangun pada semasa Nabi Muhammad SAW, dengan mempertimbangkan konsep ideologi kota yang bercorak Islami dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Ciri utama kota Islam adalah kehadiran masjid di dalam wilayah kota. Salah satu kota yang menghadirkan bangunan masjid sebagai unsur utama dalam tata ruangnya adalah Kota Wonogiri yang memiliki Masjid At-Taqwa di pusat kota yang berdekatan dengan alun-alun dan kantor bupati. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi peran Masjid At-Taqwa dalam lintasan sejarah Kota Wonogiri. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini mengungkap perluasan peran Masjid At-Taqwa pada dimensi fungsi pendidikan dini yang diselenggarakan di masjid, meliputi pendidikan tingkat PAUD dan TK, selain peningkatan peran peribadatan shalat.
Penggunaan dan Penguasaan Ruang Berbasis Gender di UMS Nor Laely Qomariah; Andika Saputra
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2102.585 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11565

Abstract

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Islam di Indonesia yang memiliki beberapa pola penggunaan dan penguasaan ruang berbasis gender di dalam lingkungan kampus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan dan penguasaan ruang berbasis gender di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pemahaman lebih jauh tentang penggunaan ruang berbasis gender dan penekanannya dalam penggunaan ruang, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat agar pengguna di lingkungan UMS dapat melangsungkan kegiatan dengan nyaman dan tenang. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik pemetaan perilaku person-centered maps, place centered maps, dan physical trace pada ruang luar di lingkungan UMS. Hasil penelitian menunjukkan pola aktifitas pada penggunaan dan penguasaan ruang berbasis gender di lingkungan UMS.
SRATEGI SPASIAL KALANGAN TIONGHOA DI KAUMAN SURAKARTA Firda Nurjanah; Andika Saputra
NALARs Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.20.1.29-36

Abstract

ABSTRAK. Indonesia terkenal dengan keragaman budaya yang disisi lain dapat memunculkan suatu perbedaan. Dari perbedaan tersebut, tidak jarang memunculkan sebuah konflik yang berujung pada kekerasan. Seperti halnya konflik antara Tionghoa dengan pribumi muslim yang sudah ada sejak kedatangan Belanda. Penelitian kali ini berada di Kauman, Surakarta dimana kampung ini tidak hanya dihuni oleh kaum muslim melainkan juga Tionghoa. Dengan adanya dua komunitas yang berbeda identitas dalam satu tempat serta sejarah konflik antara Tionghoa dengan muslim dimungkinkannya terjadi sebuah pergesekan dan perbedaan. Identitas yang dimaksud adalah Jawa Muslim dengan Tionghoa non-Muslim. Dari uraian tersebut, langkah pertama yang dilakukan yakni mengetahui strategi spasial kalangan Tionghoa dalam memasuki Kampung Kauman. Langkah pertama tersebut berfungsi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai interaksi yang akan terjadi. Selain itu, penelitian ini dilakukan guna mencegah dampak terjadinya konflik sosial di kawasan Kauman kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode induksi kualitatif dengan penekanan pada proses observasi, wawancara dan pemetaan. Hasil yang diperoleh yakni terdapat tiga strategi spasial yang dapat membentuk pola ruang. Kata kunci: Strategi Spasial, Kalangan Tionghoa, Kauman Surakarta ABSTRACT. Indonesia is famous for its cultural diversity, which, on the other hand, can make a difference. From these differences, it is not uncommon for a conflict to lead to violence. Such is the case with conflicts between Chinese and native Muslims that have existed since the Dutch's arrival. The research this time was in Kauman, Surakarta, where Muslims and Chinese inhabit this village. With the existence of two communities with different identities in one place and the history of conflict between Chinese and Muslims, it is possible to have friction and differences. The identity in question is Javanese Muslim and Chinese non-Muslim. From this description, the first step taken was to know the Chinese's spatial strategy in entering Kauman Village. This first step serves to find out more about the interactions that will occur. Also, this research was conducted to prevent future impacts of social conflict in the Kauman area. This study used a qualitative induction method with an emphasis on the process of observation, interview, and mapping. The results obtained are that three spatial strategies can form spatial patterns Keywords: Spatial Strategy, Chinese Circle, Kauman Surakarta
PEMBACAAN POLA TATA RUANG HUNIAN TRADISIONAL MELAYU BANGKA BERDASARKAN LAGU DAERAH BANGKA “YO MIAK” Nudia Aufia; Andika Saputra
NALARs Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.20.2.119-130

Abstract

Berbicara tentang relevansi situasi dan kondisi kini, tak lepas dari gerak serta ruang lingkup yang menjadi medium bernama pola tata ruang. Tata ruang ini berperan menaungi masyarakat dalam berekspresi. Akan tetapi pada praktiknya, elemen ruang menjadi tidak kontekstual dikarenakan keegoisan diri guna mengejar perkembangan. Oleh karena itu, menghadapi hal ini diperlukan adanya suatu pendekatan untuk memahami korelasi antara dua problematika terkait agar mempermudah tercapainya satu titik temu. Pemilihan Lagu Daerah “Yo Miak” sebagai pendekatan memaknai falsafah kehidupan masyarakat Melayu Bangka yang memiliki implikasi terhadap pola tata ruang hunian dan perkampungan merupakan salah satu cara untuk menjawab permasalahan yang ada terkait pemaknaan budaya. Karena lirik dari lagu “Yo Miak” mengandung nilai-nilai keutamaan keseharian Melayu Bangka. Dimana bila di lakukan analisa yang lebih mendalam, filosofi tersebut menyiratkan aktivitas masyarakat Melayu dan lebih dari itu diketahui juga pola ruang. Pada intinya kedua hal ini, antara lagu daerah dan pola tata ruang (arsitektur) memiliki kesamaan sebagai output dari suatu masa utamanya kejayaan kebun lada yang kini mulai punah. Dengan harapan dapat saling menyokong satu sama lain menjawab tantangan yang sama pula yaitu masa depan.  Adapun tujuan dari penelitian kualitatif interpretatif ini ialah mengetahui unsur inti, organisasi dan faktor dari pola tata ruang hunian dan permukiman tradisional Melayu Bangka berdasarka lagu “Yo Miak”. Sehingga menciptakan kehidupan seimbang dimana masyarakat bersandingan dengan alam dan budaya yang telah saling mendewasakan.KATA KUNCI: : Pola tata ruang hunian, hunian Melayu Bangka, pola permukiman, permukiman tradisional Melayu Bangka, lagu  “Yo Miak”
Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid: Kajian Fungsional Arsitektur Masjid Kampus UMS Andika Saputra
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v2i2.4329

Abstract

Generasi Muslim Tanpa Masjid merupakan permasalahan di kalangan umat Islam yang marak terjadi di perkotaan modern di Indonesia, tidak terkecuali di UMS sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam di Surakarta. Solusi terhadap permasalahan tersebut ialah integrasi ke dalam jamaah umat Islam melalui peran masjid kampus sebagai pusat kegiatan jamaah kampus di lingkungan perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menelisik realisasi agenda integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam jamaah umat Islam di lingkungan UMS dengan mengidentifikasi kegiatan yang diselenggarakan di masjid kampus, organisasi ruang masjid kampus, strategi yang diterapkan, dan langkah-langkah yang dilakukan dengan memperhatikan aspek kegiatan dan aspek organisasi ruang sebagai variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode induktif-kualitatif yang merupakan eksperimen penulis dan interpretasi penulis terhadap beragam kegiatan yang diselenggarakan di masjid kampus UMS oleh berbagai pihak civitas akademik UMS. Hasil penelitian terdiri dari tiga temuan. Pertama, kegiatan yang diselenggarakan untuk menarik keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid di masjid kampus meliputi fungsi dakwah, pendidikan, olahraga, dan rekreasi yang merupakan fungsi pendukung masjid dengan sifat diwajibkan hingga umum dan sukarela. Kedua, ruang serbaguna masjid kampus yang merupakan zonasi ruang-antara memiliki peran penting dalam menarik keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid berkegiatan di masjid kampus. Ketiga, strategi yang diterapkan ialah sinergi seluruh civitas akademika UMS dengan melakukan dua langkah yang berorientasi pada pembentukan kebiasaan dan integrasi ke dalam jamaah umat Islam dalam skala luas.Kata kunci: generasi muslim tanpa masjid, masjid kampus, integrasi ke dalam jamaah umat Islam
Arsitektur Tanggap Pandemi COVID-19, Studi Kasus : Industri Meeting Incentive Convention And Exhibition (MICE) Fajar Sidik; Andika Saputra
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2021: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri MICE merupakan salahsatu industri yang paling terdampak pandemi COVID-19. Semenjak pandemi industri MICE diseluruh dunia merugi sebesar USD 145 miliar, hal itu diperparah dengan 30% investor yang menarik diri. Industri MICE di Indonesia pun tidak luput dari dampak pandemi COVID-19. Mengutip data Indonesia Event Industry Council (Ivendo), potensi kerugian yang dialami industri MICE di Indonesia mencapai Rp 2,69-6,94 triliun. Dengan diberlakukannya tatanan kehidupan sosial baru, industri MICE dituntut untuk mampu beradaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan arahan disain arsitektur yang mengadopsi kriteria kehidupan sosial baru agar dapat diterapkan pada venue industri MICE kedepannya. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif dengan penekanan pada studi literatur dan wawancara. Hasil yang diperoleh adalah pedoman terkait aspek ruang, material, dan fisika bangunan pada venue industri MICE yang mencakup ruang rapat (meeting room), ruang konvensi (convention room), dan ruang pameran (exhibition room).