Sri Yulia
Stikes Muhammadiyah Palembang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan Safe Staffing di Rumah Sakit Deni Er Hardi; Sri Yulia; Muliyadi Muliyadi
Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol. 12, No. 2, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bik.v12i2.4504

Abstract

Background : The availability of nursing resources, conducive work atmosphere for nurses and creating safe health service are the factors related to safe staffing. If one of these three aspects is not fulfilled, it can cause low health service quality given by the hospital. The Objective : To identify the factors related to safe staffing at X Palembang Hospital in 2017. Method : This study is a quantitative study using cross sectional survey. The samples were taken by applying total sampling method, there were 48 nurses taken as the respondents. Result : Nurses' perception concerning with the availability of nursing resources was categorized good with 24 respondents (50%), conducive work atmosphere was categorized good with 30 respondents (62,5%), creating safe health service was categorized good with 35 respondents (72,9%), and safe staffing was categorized good with 32 respondents (66,7%). There was a significant correlation between the availability of nursing resources and safe staffing (p value=0,001), there was a significant correlation between conducive work atmosphere and safe staffing (p value=0,027), and there was a significant correlation between creating safe health service system and safe staffing (p value=0,000). Conclusion and Suggestion : It is very important that Hospital apply safe staffing. Nursing department together with Hospital Safety Committee can develop the plan to increase human resources quality by giving training in accordance with nurses' competence, giving reward to nurses, and improving the employees' status.
HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT XX Afrianto Guntur Irawan; Sri Yulia; Mulyadi Mulyadi
Masker Medika Vol 5 No 1 (2017): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya penerapan budaya keselamatan pasien bagi perawat pelaksana memerlukan peran supervisi untuk mewujudkan keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan supervisi dengan penerapan budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2017. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 48 perawat. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil: Supervisi yang baik sebanyak 33 responden (69%), sedangkan penerapan budaya keselamatan pasien yang baik sebanyak 31 responden (64,6%). Hasil uji statistik menggunakan Chi Square test menunjukkan bahwa ada hubungan supervisi dengan penerapan budaya keselamatan pasien (p value = 0,006). Kesimpulan & Saran: Peran supervisi sangat penting dalam membangun budaya keselamatan pasien, sehingga diharapkan kompetensi supervisi dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan dapat menerapkan aktivitas supervisi melalui program sosialisasi, mentoring, konseling, serta penguatan peran komite kesalamatan pasien dalam melakukan survei budaya keselamatan.
ANALISIS PERENCANAAN SUMBER DAYA KEPERAWATAN DI RS X DEPOK DENGAN PENDEKATAN RESEARCH FRAMEWORK Sri Yulia
Masker Medika Vol 4 No 1 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemahaman dan kemampuan pengelolaan sumber daya keperawatan perlu dimiliki oleh perawat manajer agar sumber daya keperawatan yang dimiliki rumah sakit dapat lebih baik dan berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan kajian situasi dan merumuskan alternatif solusi dengan pendekatan research framework SDM Keperawatan di RS X Depok. Hasil kajian menemukan 3 permasalahan perencanaan SDM Keperawatan di RS X Depok yaitu: kuantitas/kualifikasi tenaga keperawatan, sistem pendidikan berkelanjutan perawat serta sistem pengelolaan dan pengembangan jenjang karir perawat di Instalasi Rawat Inap RS X yang belum optimal. Diharapkan RS merumuskan kebijakan dan pola rekrutmen seleksi hingga pola jenjang karir dan sistem penghargaan yang tepat agar perencanaan SDM Keperawatan di RS X semakin berkualitas The comprehension and ability of nursing resource management need to be owned by nurse manager in order to nursing resource of hospital can be better and positive influence on improving the quality of nursing services. The purpose of this research to identify problem base on situation study and state the alternative solution with research framework approach of nursing human resource at X hospital Depok. The result of study finds three problems in nursing human resource at X hospital Depok, namely: the quality/qualification of nursing staff, the sustainable nursing education system and the management and development of nurse’s level career system in inpatient ward have been optimal yet. To be expected for hospital to formulate the policy and selection recruitment pattern toward the level career and proper achievement system for improving the quality of nursing human resource planning at X hospital.
HUBUNGAN ANTARA OTONOMI PERAWAT DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DARI ASPEK HUBUNGAN INTERPERSONAL, TANGGUNG JAWAB TERHADAP TUGAS DAN KEBIJAKAN ORGANISASI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2008 Sri Yulia
Masker Medika Vol 1 No 1 (2013): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkungan kerja yang sehat bagi organisasi adalah lingkungan kerja yang mampumempengaruhi, mendorong dan memberikan motivasi bagi seseorang untuk bekerjasecara optimal sesuai dengan profesinya, Otonomi dalam konteks kepuasan kerjaperawat merupakan persepsi perawat tentang derajat kemandirian yang mereka rasakandalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari dan mencapai kepuasan kerja. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menggali hubungan antara otonomi perawat dan kepuasankerja perawat dari aspek hubungan interpersonal, tanggung jawab terhadap tugas dankebijakan organisasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja. Penelitian inimenggunakan pendekatan studi lapangan dengan metode pengumpulan data melaluikuesioner terhadap persepsi perawat mengenai otonomi dan kepuasan kerja. Kepuasankerja yang akan diukur adalah kepuasan kerja dari aspek hubungan interpersonal,tanggung jawab terhadap tugas dan kebijakan organisasi bagi perawat di Instalasi RawatInap RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja. Hasil pengumpulan data yang dilakukanselanjutnya akan dianalisis secara statistik untuk melihat hubungan antara otonomi dankepuasan kerja perawat. Dari hasil analisis hubungan otonomi perawat dengan kepuasanmenunjukan nilai p Value = 0,0005 lebih kecil dibandingkan nilai alpha = 0.05. Hasil inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara otonomi perawat dengankepuasan kerja, artinya semakin baik otonomi perawat dipersepsikan maka semakin puasperawat terhadap pekerjaannya. Dari hasil penelitian ini diharapkan Rumah sakitsebaiknya lebih memahami dan lebih memperhatikan aspek individu secara spesifikdalam hal ini adalah otonomi dan kepuasan yang mempengaruhi tercapainya tujuanorganisasi rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan.
HUBUNGAN KERJASAMA TIM DENGAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2018 Tiara P Arini; Sri Yulia; Romiko Romiko
Masker Medika Vol 6 No 2 (2018): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Budaya Keselamatan pasien merupakan fondasi keselamatan pasien. Membangun budaya keselamatan pasien merupakan kata kunci terwujudnya pelayanan yang bermutu dan aman, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan budaya keselamatan pasien yaitu salah satunya yaitu kerjasama tim. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan kerjasama tim dengan penerapan budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah quantitative descriptive study dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 42 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner tentang kerjasama tim, dan penerapan budaya keselamatan pasien. Hasil : Kerjasama tim baik 30 responden (71,4%), dan penerapan budaya keselamatan pasien baik 28 responden (66,7%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan kerjasama tim dengan penerapan budaya keselamatan pasien (p value 0,009). Kesimpulan: Perlu diadakan evaluasi standar kriteria seorang leader tim dengan merumuskan niai-nilai professional perawat, perlu adanya seorang leader yang yang dapat mendrong anggota tim dalam membudayakan komunikasi yang terbuka, adanya evaluasi tim baik individu maupun kelompok melalui kegiatan informal ruang rawat, bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan menerapkan budaya keselamatan pasien di semua lini tatanan rumah sakit mulai dari perawat pelaksana sampai ke level manajer di semua ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Background: The culture of patient safety is the foundation of patient safety. Building a patient safety culture is the key word for creating good and safe service, there are several factors that influence the implementation of patient safety culture, one of them is team work. Research Objectives: To find out the correlation between teamwork and the implementation of patient safety culture hospitalization room of Bhayangkara Hospital Palembang 2018. Research Method: This study was quantitative descriptive study with cross sectional approach. The total sample that has been collected through total sampling were 42 respondents. The questionnaire used in this study consisted of 19 questions of team work, and 30 questions of patient safety culture implementation. Results: Good teamwork consisted of 30 respondents (71.4%), and patient safety culture implementation consisted 28 respondents (66.7%). The result of statistical test showed that there was a correlation between teamwork and patient safety culture implementation (ρ value 0,009). Conclusions and Suggestion: It is necessary to evaluate the criteria standards of a team leader by formulating the values of professional nurses, the need for a leader who can support team members in cultivating open communication, evaluating both individual and group teams through informal activities in the ward, building awareness of the value of safety patients by applying a culture of patient safety in all lines of the hospital setting from the nurse level to the manager level at all inpatient rooms of Bhayangkara Hospital Palembang.
THE METHOD OF GIVING NURSING CONNECTION TO THE IMPLEMENTATION OF DISCHARGE PLANNING: METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING Tiara Imelda; Sri Yulia; Muliyadi Muliyadi
HealthCare Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Healtcare Nursing Journal
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.189 KB) | DOI: 10.35568/healthcare.v2i2.556

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Pelaksanaan discharge planning yang belum optimal dilaksanakan, dapat menyebabkan tidak efektifnya kontinuitas perawatan di rumah, meningkatkan resiko keparahan (severity), dan dirawat kembali (readmission). Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik perawat dan metode pemberian asuhan keperawatan dengan pelaksanaan discharge planning di Ruang Rawat Inap RSUD Palembang BARI Tahun 2019. Metode : Desain deskriptif analitik dengan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 perawat dengan tehnik purposive sampling. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner. Uji statistik Chi Square dan t-test. Hasil : Ada hubungan antara metode pemberian asuhan keperawatan dengan pelaksanaan discharge planning (p=0,020 < ? = 0,05). Sedangkan usia (p=0,742), jenis kelamin (p=0,672), pendidikan (p=0,165), masa kerja (p=0,618) tidak ada hubungan dengan pelaksanaan discharge planning. Simpulan : Metode pemberian asuhan keperawatan merupakan faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan discharge planning. Perlunya penambahan SDM atau perawat di Ruangan pada saat shift malam.
HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH TAHUN 2019 Tri Utami; Romiko Romiko; Sri Yulia
HealthCare Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Healtcare Nursing Journal
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.629 KB) | DOI: 10.35568/healthcare.v2i2.844

Abstract

Budaya Organisasi merupakan aspek penting dalam terciptanya sistem kinerja perawat yang baik, Budaya organisasi yang baik diruang rawat inap akan mempengaruhi kinerja perawat menjadi lebih baik dan dapat menciptakan pelayanan yang bermutu. Mengetahui hubungan budaya organisasi dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling pada penelitian ini menggunakan dua yaitu kuesioner budaya organisasi dan kinerja perawat dengan menggunakan uji statistik Chi Square dan analisa univariat memiliki 27 responden (54%) perawat yang mempersepsikan budaya organisasi tinggi dan kinerja perawat yang memiliki berkinerja baik terdapat 28 responden (56%) Ada hubungan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (p value =0,000) Budaya organisasi adalah aspek yang berhubungan pada kinerja perawat sehingga diharapkan rumah sakit harus dapat memperhatikan indikator kinerja perawat dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang bermutu.
PENINGKATAN COMMUNITY AWARENESS TERHADAP INDIKATOR GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI DESA SUNGSANG KECAMATAN BANYUASIN II KABUPATEN BANYUASIN Romiko Romiko; Joko Tri Wahyudi; Sri Yulia
Khidmah Vol 2 No 2 (2020): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v2i2.322

Abstract

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan salah satu program dari pemerintah untuk dapat mewujudkan status kesehatan masyarakat setinggitingginya. Desa Sungsang merupakan salah satu dari 17 desa yang ada di Kabupaten Banyuasin. Salah satu permasalahan yang terjadi di Desa Sungsang ini adalah masihrendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan indikator keluarga sehat. Tujuan dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah agar dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat dalam menjalankan kegiatan-kegiatan GERMAS dengan melibatkan seluruh aspek masyarakat, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Sungsang. Metode yang digunakan dalam pengabmas ini adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang GERMAS dan indikator keluarga sehat dengan ceramah menggunakan media leaflet. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, masyarakat yang pengetahuannya baik meningkat sebesar 48,7% dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sehingga dapat disimpulkan pendidikan kesehatan tentang GERMAS dan indikator hidup sehat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tengang GERMAS. Health development is essentially an effort carried out by all components of the Indonesian Nation which aims to increase awareness, ability and ability to live a healthy life for everyone in order to realize the highest degree of public health. The Healthy Life Society Movement (GERMAS) is one of the programs of the government to be able to realize the highest public health status. Sungsang Village is one of 17 villages in Banyuasin Regency. One of the problems that occurred in Sungsang Village was the low level of knowledge and awareness of the community towards the activities of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) and indicators of a healthy family. The purpose of this community service is to increase the ability and willingness of the community to carry out GERMAS activities by involving all aspects of the community, so that in the end it is expected to improve the quality of life of people in Sungsang Village. The method used in this community service is to provide health education about GERMAS and indicators of healthy families with lectures using leaflet media. After health education was carried out, the community with good knowledge increased by 48.7% compared to before it was given health education, so it can be concluded that health education about GERMAS and indicators of healthy living can increase the knowledge of GERMAS.