Aulia Wara Arimbi Putri
Universitas Kristen Maranatha

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEWARNAAN DAN PEMBERIAN MOTIF ALAMI KAIN CELUP IKAT ITAJIME SHIBORI DENGAN EKSTRAK INDIGOFERA DAN TUNJUNG Aulia Wara Arimbi Putri; Janessa Angelica; Kirana Kartawidjaja
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28490

Abstract

The Increase in environtmentally friendly design products especially in fashion created by designers, artist and craftsmen in their work due to global trends and high demand for sustainable design products. Itajime shibori tie dyeing is one of the shape-resist techniques in textile design which usually using natural dyes in its application. The purpose of this research is to describe the process and to analyze the experimental result of natural dyeing and pattern from the combination of indigofera and tunjung extract on cotton silk fabrics with itajime shibori tie dyeing technique. The method used in this research is an experiment on different treatments to determine the after effect from tunjung and indigofera extract dipping which observed as the process of making new variation of dyed tie cloth with itajime shibori technique to obtain color change and pattern formation data using visual observations from soaking cloth in a tunjung solution overnight then in indigofera extract for 15 minutes in 3 stages (every 5 minutes) after that cloth ready for the final dyeing treatments which alternated between tunjung solution and indigofera extract for 1 stage of dipping (1) indigo-tunjung, (2) tunjung-indigo, (3) tunjung-indigo-tunjung, (4) tunjung-indigo-indigo, (5) tunjung-indigo-tunjung-indigo, (6) tunjung-indigo-indigo-tunjung dan (7) tunjung-indigo-tunjung-indigo-tunjung, the process shows there is an effect of color diggerences in stages of cloth dyeing between tunjung solution and indigofere extract from the fabric color from ivory white to light brown and the pattern color which change from dark blue to brownish green on the surface of cotton silk fabric which have the most dipping stage and ended it with tunjung.Keywords: indigofera, itajime, shibori, sustainable, tunjung. AbstrakProduk desain khususnya produk fesyen yang ramah lingkungan semakin marak diusung oleh desainer, seniman dan pengerajin dalam rancangannya karena pengaruh tren global dan juga peminat akan produk sustainable design yang sudah semakin tinggi. Kain celup ikat itajime shibori merupakan salah satu teknik penahan bentuk (shape-resist technique) dalam olah reka tekstil yang biasanya mempergunakan pewana alami dalam pengaplikasiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan menganalisis hasil eksperimen pewarnaan dan pemberian motif alami dari perpaduan ekstrak indigofera dengan larutan tunjung terhadap kain katun sutera dengan teknik celup ikat itajime shibori. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen terhadap perlakuan yang berbeda untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari efek pencelupan larutan tunjung dan ekstrak indigofera yang diamati sebagai proses pembuatan ragam hias kain celup ikat dengan teknik itajime shibori untuk mendapatkan unsur perubahan warna dan pembentukan motif sebagai komponen data penelitian yang diamati menggunakan pengamatan visual dari hasil perendaman kain dalam larutan tunjung semalaman dengan durasi pencelupan pada ekstrak indigofera selama 15 menit dalam 3 tahapan celup setiap 5 menit yang setelahnya dilakukan perlakuan celup secara bergantian antara larutan tunjung dan ekstrak indigofera selama 1 tahapan celup yaitu (1) indigo-tunjung, (2) tunjung-indigo, (3) tunjung-indigo-tunjung, (4) tunjung-indigo-indigo, (5) tunjung-indigo-tunjung-indigo, (6) tunjung-indigo-indigo-tunjung dan (7) tunjung-indigo-tunjung-indigo-tunjung yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan warna dalam tahapan celup larutan tunjung dan ekstrak indigofera mulai dari warna kain berwarna putih gading hingga cokelat muda dan warna motif biru tua menjadi hijau kecoklatan terhadap kain katun sutera pada proses pencelupan yang paling banyak dan diakhiri dengan larutan tunjung.Kata Kunci: berkelanjutan, indigofera, itajime, shibori, tunjung. Authors:Aulia Wara Arimbi Putri : Universitas Kristen MaranathaJanessa Angelica : Universitas Kristen MaranathaKirana Kartawidjaja : Universitas Kristen Maranatha References:Adalina, Y., Luciasih, A., & Andi, R. (2010). Sumber Bahan Pewarna Alami Sebagai Tinta Sidik Jari Pemilu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Bogor.Ardana, Arixc. (2020). Budi Daya Indigofera untuk Pewarna Biru Alami Batik. https://www.cendananews.com/2020/05/budi-daya-indigofera-untuk-pewarna-biru-alami-batik.html (diakses tanggal 28 Oktober 2021).Edison, Lampu. (2019). Mengenal 5 Pewarna Tekstil Alami yang Banyak ditermukan di Indonesia. https://kumparan.com/lampu-edison/mengenal-5-pewarna-tekstil-alami-yang-banyak-ditemukan-di-indonesia-1rHSvF3jT8z/full (diakses tanggal 28 Oktober 2021).Handayani, A. P., & Mualimin, A. (2013). Pewarna Alami Batik dari Tanaman Nila (Indigofera) dengan Katalis Asam. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2(1), 1-6.Kulsum, U. (2020). Sustainable Fashion as The Early Awakening of the Clothing Industry Post Corona Pandemic. International Journal of Social Science and Business, 4(3), 422-429.Lestari, K., & Riyanto, R. (2016). Pembuatan Pewarna Biru Dari Tanaman Indigofera tinctoria. Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah, (21), 7-15.Maziyah, S., Indrahti, S., & Alamsyah. (2019). Implementasi Shibori di Indonesia. Kiryoku Jurnal Studi Kejepangan, 3(4), 214-220.Muhafiz. (2020). Manfaat Tanaman Indigofera, Alternatif Pakan untuk Ternak. https://www.harapanrakyat.com/2020/07/manfaat-tanaman-indigofera/ (diakses tanggal 28 Oktober 2021).Putri, A. W. A. (2021). “Pewarnaan dan Pemberian Motif Alami Kain Celup Ikat Itajime Shibori dengan Ekstrak Indigofera dan Tunjung”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 20 Agustus 2021, Bandung.Sholikah, Binti. (2020). UNS Luncurkan Pupuk Organik dari Limbah Pewarna Alami. https://www.republika.co.id/berita/qexuf5368/uns-luncurkan-pupuk-organik-dari-limbah-pewarna-alami (diakses tanggal 28 Oktober 2021).Thomas, Dana. (2019). Fashionopolis: The Price of Fast Fashion and The Future of Clothes. New York: Penguin Press.
EKSPLORASI ECO PRINTING DAUN LANANG DAN PEWARNAAN ALAM KAYU TEGERAN PADA KAIN RAYON SEBAGAI POTENSI MATERIAL FASHION SUSTAINABLE Aulia Wara Arimbi Putri; Jesslyn Ivana Kristi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.20271

Abstract

AbstrakPerkembangan industri tekstil dan fashion yang sangat pesat beberapa tahun ini, khususnya di Indonesia, dirasakan turut menimbulkan berbagai dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, salah satunya diakibatkan dari limbah yang dihasilkan dari proses produksinya. Pemberdayaan produk yang berkelanjutan adalah suatu cara penanggulangan yang baik dalam penanganan kerusakan yang ditimbulkan sekaligus menjaga kelestarian alamnya. Produk fashion yang memiliki konsep sustainable atau eco design dengan pemanfaatan hasil alam, merupakan konsep yang dimasa kini kian marak diusung oleh para pelaku industri tekstil dan fashion besar hingga rumahan. Teknik pencelupan warna alam dan eco printing adalah cara yang dapat digunakan untuk menggantikan zat kimia dalam proses pewarnaan dan pemberian motif pada material kain secara alami yang berasal dari banyak variasi ekstrak tumbuhan. Proses eksperimen ekstrak kayu tegeran sebagai larutan pewarna material kain utama dan kandungan tanin pada daun lanang sebagai motif serta didukung dengan mordan tunjung dan fiksator tawas, merupakan kombinasi yang difokuskan sebagai penelitian terhadap variasi efek yang ditimbulkan ketika diaplikasikan pada kain rayon yang mulai digunakan sebagai material pokok pengganti polyester murni dan alternatif kain yang lebih dapat dijangkau oleh masyarakat di Indonesia dan juga mulai diperkenalkan sebagai jenis kain utama di Indonesia, yang semuanya dimanfaatkan sebagai media material dan bahan untuk memproduksi sebuah produk fashion yang ramah lingkungan.  Kata Kunci: eco, fashion, printing, rayon, sustainableAbstractThe development of the textile and fashion industry which is growing rapidly in recent years, especially in Indonesia, has caused various environmental damage, for example the result of waste which generated from the production process. Sustainable product empowerment is a good countermeasure in handling the damage caused and for the environtment preservation. Fashion products that have a sustainable or eco design concept using natural products are a concept that is now increasingly being promoted by people in the textile and fashion from large to small scale industry. Natural color dyeing and eco printing techniques are ways that can be used to replace chemical substances in the process of dyeing and imparting patterns on natural fabrics derived from many variations of plant extracts. The experimental process of tegeran wood extract as a dye solution for the main fabric material and the tannin content in lanang leaves as a pattern and supported by mordant tunjung and alum as fixator, is a combination that we focused as a research on the effects variations when applied to rayon fabric which is starting to be used as a staple material, a substitute for pure polyester and a fabric alternative that is more accessible to people in Indonesia and has also been introduced as the main type of fabric, all of which are used as a medium for materials to produce an environmentally friendly fashion product.  Keywords: eco, fashion, printing, rayon, sustainable. 
Peningkatkan Pengetahuan Mengenai Eco Enzyme Bagi Komunitas Pendidik di Kota Bandung Ariesa Pandanwangi; Aulia Wara Arimbi Putri; Ratnadewi Ratnadewi; Kartika Suhada; Belinda Sukapura Dewi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i1.10217

Abstract

Dapur rumah tangga merupakan salah satu penghasil sampah organik terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Sampah organik ini akan menjadi busuk dan menimbulkan bau busuk yang mencemari lingkungan, Permasalahan inilah yang akan dipecahkan dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Ikatan Kekeluargaan Perempuan Maranatha(IKPM), yaitu berupa pelatihan pembuatan eco enzyme secara daring melalui aplikasi zoom kepada komunitas pendidik di kota Bandung sebanyak 29 orang. Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan metoda participant action research, dan untuk mengetahui pemahaman peserta mengenai eco enzyme digunakan metode angket yang diisi oleh peserta sebagai responden dengan menggunakan skala likert. Secara umum, hasil dari kegiatan ini meningkatkan pemahaman peserta tentang eco enzyme secara mendalam  sebesar 74%, peningkatan pengetahuan cara pembuatan eco enzyme sebesar 71,3% dan peningkatan pengetahuan mengenai berbagai manfaat dari eco enzyme rata-rata sebesar 22,05%. Sebanyak 51,72% peserta ingin segera membuat eco enzyme. Kegiatan ini direkomendasikan agar dapat dipraktikkan di dalam komunitas-komunitas lainnya, sehingga masyarakat dapat bergerak menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.Â