Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI DAYA TAMPUNG TERHADAP BEBAN PENCEMAR MENGGUNAKAN MODEL KUALITAS AIR (STUDI KASUS: SUNGAI WINONGO) Nelly Marlina; Kasam Kasam; Any Juliani
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 4 No 2 (2015): May 2015
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ajie.vol4.iss2.art2

Abstract

The increasing of human’s activities caused the pollution load going up. It affected the amount of the Winongo River’s capacity. One of the river management attempts was find out the amount of the capacity with a modeling method. The modeling program in this research was Qual2Kw. The research method was supported by the secondary and primary data treated by the Qual2Kw program. This research was divided in three scenarios. The trial results showed that the BOD concentration in the along of the river was 16 mg/L, the DO concentration was 2.4 mg/L, 7 of pH, and 26oC of temperature. The condition of BOD from the upstream to the downstream in the existing condition had exceeded the quality standards, 3 mg/L. The attempts to decrease the pollution load capacity of Winongo River by 2012 was decreasing the pollution load from the point source 959.25 kg/day and from the diffuser source was 193.75 kg/day. The another effort was making the IPAL Komunal in each sub-districts. Keywords: Winongo River, capacity, Qual2Kw
FUTURE WATER MANAGEMENT PROBLEMS IN ASIAN MEGACITIES Dieter Prinz; Any Juliani; Widodo Brontowiyono
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol1.iss1.art1

Abstract

Today, about half of the world population lives in urban areas and in the coming 20 years, urbanization is expected to increase steadily, especially in the Developing World. Based on UN data and projections, about 4 out of the 5 billion world urban population will live in developing countries by 2030. Large cities in the Developing World face the problem of unplanned growth, coupled with the financial and operational inability to offer the public services needed to sustain a decent life in urban environments. Water is one of those essential commodities which is often short in supply and/or of low quality. Additionally, flood poses a threat to urban dwellers during rainy season. The water management challenges in tropical urban areas today and in the decades to come can be characterized by (1) fighting physical shortcomings in water resources, (2) coping with contamination of groundwater, rivers, lakes, and reservoirs by domestic, agricultural or industrial waste and waste water, (3) mitigating environmental impacts of water extraction (such as loss of wetlands, subsidence and seawater intrusion) , (4) preventing / mastering flood situations and (5) overcoming administrative and financial strains and operational incapacities. Solutions to the problems of urban water in 20 years time are to be found in supply side and demand side measures. The first group includes (1) optimal use of surface water and groundwater resources, (2) pollution protection, (3) watershed management and (4) more water storage. The second group includes (1) educational training, (2) technological innovation, (3) water conservation and (4) water pricing.
Bioremediasi Lumpur Minyak (Oil Sludge) dengan Penambahan Kompos sebagai Bulking Agent dan Sumber Nutrien Tambahan Any Juliani; Fudhola Rahman
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2011): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol3.iss1.art1

Abstract

Bioremediasi merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah berbahaya yang relatif lebih ekonomis, mudah dan ramah lingkungan. Teknologi ini memanfaatkan aktivitas mikroba untuk mengolah limbah berbahaya tadi menjadi lebih rendah bahayanya atau bahkan tidak berbahaya sama sekali. Salah satu limbah yang berpotensi menjadi limbah berbahaya dari aktivitas industri adalah limbah oil sludge. Oil sludge memiliki karakteristik tertentu sehingga untuk proses bioremediasinya perlu dicampur dengan tanah. Pencampuran dengan tanah bertujuan untuk memperbaiki porositas bahan sehingga pertukaran oksigen dapat berlangsung lebih baik. Oksigen diperlukan mikroba untuk penguraian limbah. Selain oksigen, mikroba juga memerlukan nutrien penunjang yang minim disediakan oleh lingkungan. Kompos mempunyai kemampuan untuk meningkatkan porositas, merupakan bahan nutrien tambahan bagi mikroba serta sumber mikroba yang sangat kaya. Oleh karena itu, kompos dapat ditambahkan pada proses bioremediasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kompos pada bioremediasi oil sludge PT Pertamina Cilacap. Selain itu diteliti juga porsi penambahan kompos dan proporsi tanah dan oil sludge yang dapat memberikan hasil degradasi oil sludge terbaik. Berdasarkan hasil penelitian, kompos memberikan pengaruh positif terhadap proses bioremediasi. Reaktor yang diberi kompos lebih banyak yaitu sebanyak 10% memberikan angka penurunan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) yang lebih baik dari reaktor yang hanya diberi 5% kompos. Kompos pada penelitian ini lebih berperan sebagai bulking agent serta sumber nutrien tambahan dibanding sebagai penyumbang mikroba pendegradasi. Mikroba yang berperan lebih banyak selama proses adalah mikroba indigenous dari limbah oil sludge. Hasil terbaik juga diberikan oleh reaktor dengan proporsi tanah dan oil sludge yang sama. Efisiensi penurunan TPH tertinggi adalah sebesar 39% selama 21 hari.
Rapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010 Any Juliani; Widodo Brontowiyono; Ribut L.; Hamidin Hamidin; Evi O.
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 3 No. 2 (2011): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol3.iss2.art5

Abstract

Erupsi Gunungapi Merapi di tahun 2010 memberikan dampak salah satunya adalah kerusakan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menginventarisasi kerugian bangunan serta memberikan rekomendasi kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi tempat tinggal dan fasilitas permukiman, khususnya di wilayah Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis penginderaan jauh dan sistem informasi geografis serta survey lapangan. Data dasar menggunakan Citra IKONOS, Citra ASTER dan Citra Geo eye-1. Hasil penelitian menunjukkan 3245 buah bangunan mengalami kerusakan berat hingga hancur, semuanya di Kecamatan Cangkringan. Wilayah ini direkomendasikan PVMBG menjadi Kawasan Rawan Bencana III Merapi. Penelitian merekomendasikan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman untuk melakukan relokasi warga dengan pendekatan persuasif dan sistematis berbasis sosial budaya, dengan sistem bedol dusun/kampung, penyediaan wilayah tujuan relokasi yang sesuai dengan wilayah asal, sistem tukar lahan, dan penyediaan fasilitas yang memadai. Rehabilitasi dan rekonstruksi juga perlu memperhatikan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman antara lain fasilitas air bersih, fasilitas air limbah dan MCK, fasilitas pengelolaan sampah, fasilitas ruang publik, serta fasilitas jalan dan drainase.